; charset=UTF-8" /> Sekda Harapkan Masyarkat Utamakan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa - | ';

| | 98 kali dibaca

Sekda Harapkan Masyarkat Utamakan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Natuna, Radar Kepri-Sekda Kabupaten Natuna Wan Siswandi, S.Sos.M.Si, Selasa 01 Oktober 2019 Pagi ini pimpin Apel Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada setiap tanggal 1 Oktober adalah hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Wan Siswandi, berharap kepada seluruh lini agar dapat mengamalkan 5 sila yang terkandung di dalamnya Pancasila.
Kalau belum dapat diamalkan semuanya yang paling penting kata SEKDA, yang harus kita amalkan sila ketuhanan yang maha esa. Apabila kita sudah dapat mengamalkan sila ke- 1. Sila ketuhanan yang maha esa, sila-sila yang lain akan ikut bersamaan.

Seperti sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Persatuan Indonesia.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan dapat kita capai.”Terang Sekda.

Sebagai peserta apel yang di selenggarakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pagi itu, dihadiri oleh seluruh ASN di lingkungan Pemda Natuna.

Usai apel sekda juga mengharapkan agar Natuna selalu aman dan damai, semua lini dapat menanamkan sila ke-3, sila persatuan Indonesia, diharapkan sesuai peran dan fungsi kita Pemerintah Daerah, Pers dan Masyarakat dapat bersama -sama bersatu insya’allah Natuna akan jauh lebih baik kedepan.”Terang Sekda.

Di balik hari Kesaktian Pancasila, ada sejarah tragedi berdarah yang memakan korban jiwa enam jenderal TNI AD dan satu perwira pertama TNI AD.

Enam jenderal itu yakni Letnan Jenderal Anumerta, Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.

Mereka ‘diambil’ dan dibunuh pada 30 September 1965 atau yang dikenal sebagai G30S atau Gestapu atau Gestok. Hari Kesaktian Pancasila merupakan hari berkabung nasional. Berikut ulasannya:

Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI merupakan bagian dari sejarah kelam Indonesia. Pada peristiwa itu enam jenderal dan satu perwira pertama TNI AD menjadi korban.

Mereka ‘diambil’, dibunuh kemudian dimasukan ke dalam sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur. PKI menuduh mereka akan bertindak makar terhadap Soekarno melalui Dewan Jenderal. Jasad mereka akhirnya ditemukan di dalam sumur Lubang Buaya.

Usai menculik dan membunuh enam jenderal dan satu perwira pertama TNI AD pada 30 September 1965, pasukan yang dipimpin Letkol Untung keesokan paginya merebut Radio Republik Indonesia (RRI) dan menyebarkan pelbagai propaganda. Namun tak sampai sehari, stasiun radio pelat merah itu berhasil direbut kembali oleh Kostrad.

Dalam lima hari, pemberontakan berhasil diredam. Di bawah perintah Mayjen Soeharto, sisa-sisa pemberontak diburu ke seluruh penjuru, termasuk Aidit yang diduga otak Gerakan 30 September atau disingkat G30S. Jasad para jenderal dan satu perwira pertama itu pun akhirnya berhasil ditemukan di sumur Lubang Buaya, pada 3 Oktober 1965.

Mereka kemudian ditetapkan sebagai pahlawan revolusi. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, hari dimana Pancasila memiliki kesaktian yang tidak dapat digantikan oleh paham apapun.

Ashadi Siregar, Peneliti Media dan Pengajar Jurnalisme mengatakan Hari Kesaktian Pancasila mengandung makna perkabungan nasional. Menurutnya, kekuatan anti Pancasila atau berbagai pemberontakan, perlu disikapi dengan pemahaman kesejarahan yang bersifat rasional, bukan dengan irasionalitas keyakinan saktinya Pancasila.

Setiap keberhasilan dan kegagalan pada hakikatnya berasal dari strategi dan operasi yang dijalankan secara rasional. Dengan rasionalitas ini pula 1 Oktober dapat disikapi sebagai hari perkabungan nasional, bukan untuk ritual Pancasila. (Herman)

Ditulis Oleh Pada Sel 01 Okt 2019. Kategory Natuna, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek