BERMIMPI TAPI TIDAK PERNAH TIDUR
Setiap orang pasti punya mimpi. Mimpi itulah yang akan diwujudkan menjadi sebuah kenyataan. Namun bagaimana seseorang bisa bermimpi, tetapi ia tidak pernah tidur?. Inilah yang terjadi pada Walikota Tanjungpinang H. Lis Darmansyah, SH. Yuk kita simak perjalanan panjang lika-liku kehidupannya dalam mewujudkan mimpi-mimpinya.
Siapa yang tidak kenal dengan Lis, pemimpin Tanjungpinang Kota Gurindam Negeri Pantun, sosok gigih, pemberani, tegas dan pantang menyerah ini?. Lis merupakan suami dari Hj. Yuniarni Pustoko Weni, SH anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau saat ini sudah dikarunia 4 orang putra-putri.
Pasangan ini dulunya tidak mengenal kata pacaran layaknya muda-mudi zaman sekarang. Hanya saja ketika itu Lis sering bolak-balik mengunjungi Weni ke tempat kerja untuk mengantarkan makanan kesukaan Weni, akan tetapi Lis tidak pernah berkunjung ke rumah Weni. Sepertinya Lis tertarik kepada Weni, meskipun dengan sikapnya yang biasa-biasa saja. Weni pun menganggap Lis seperti teman biasa juga. Namun suatu ketika, Lis tiba-tiba datang ke rumah Weni untuk melamarnya. Weni sempat kaget dibuatnya. Kecantikan Weni dan keramahannya membuat Lis tidak ingin berlama-lama melepas masa lajangnya. Kedua orang tua mereka merestui, mereka pun diikat dengan cincin tunangan selama 5 bulan. Tepatnya 15 November 1997, keduanya melangsungkan pernikahan.
Kala itu Bapak masih menjadi Manager di Hotel Bintan Beach Resort Tanjungpinang, setelah itu ia berhenti dan mencoba beralih ke Seruni Hotel di Kota Batam, ia sempat juga berpindah ke beberapa Hotel di kota ini dan selama 3 tahun pernikahan kami dikaruniai seorang anak, kenang Weni.
Setumpuk pengalaman Lis di dunia perhotelan yang tidak jauh dari sektor Pariwisata ini membuat dirinya konsen mengembangkan wilayah-wilayah yang dapat menarik perhatian turis domestik maupun manca negara untuk berkunjung ke Tanjungpinang. Lis berkeinginan turis tersebut kembali lagi dengan keluarga maupun sahabat dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga sektor ini mampu pula meningkatkan PAD. Sungguh pun demikian, kehadiran turis tersebut dengan beragam budaya asing ia berharap masyarakat Tanjungpinang tidak terpengaruh dan tetap berpegang pada nilai-nilai Budaya Melayu. Ia juga akan menjadikan Pulau Penyengat sebagai Destinasi wisata, karena disinilah lahirnya pahlawan Nasional Raja Haji Fii Sabillilah serta lahirnya Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji.
Lis juga sudah punya rencana mengubah kota ini untuk lebih menarik dengan ekonomi masyarakat kota yang juga turut menggeliat. Pembangun Tourism Information Centre (TIC) yang lebih dikenal dengan gedung gonggong, Foodcort, Masjid Terapung dan Stadion Olah Raga Sulamain Abdullah sudah dirancangnya sejak tahun 2015 lengkap dengan DED. Namun, dengan terbatasnya anggaran, hanya gedung gonggong yang sudah rampung pengerjaannya. Sedangkan pada tahun 2017 foodcort sebagai pusat kuliner yang akan digesa pengerjaannya.
Sebelum membangun, ia terlebih dahulu menyampaikan semua rencana tersebut dalam Murenbang, baik tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kota, Provinsi maupun Nasional pada tahun 2015. Hal tersebut dilakukannya agar masyarakat memahami mengapa gedung-gedung tersebut dibangun, apa manfaat yang bisa didapat, serta ia juga ingin mengetahui apakah ada masyarakat yang tidak menginginkan bangunan itu ada. Dari 18 Kelurahan dan 4 Kecamatan semua lapisan masyarakat baik RT/RW, LSM, Tokoh Masyarakat, Perguruan Tinggi dan lainnya semua mendukung pembangunan tersebut dilaksanakan, sehingga Lis dengan penuh semangat mengerahkan Dinas terkait untuk bekerja sesuai rencana yang sudah ada.
Saat ini gedung gonggong yang sudah mejadi Landmark Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Banyak pengunjung berselfi ria di gedung ini. Peresmian gedung gonggong pada Oktober 2016 lalu oleh Menteri Pariwisata banyak menyita perhatian wisatawan, karena disejalankan dengan berbagai event-event besar Festival Bahari Kepri. Dengan kehadiran para wisatawan ini telah dapat meningkatkan hunian hotel, menambah penadapatan masyarakat Tanjungpinang serta menambah PAD.
Kembali ke masa lalu, pada tahun 1999 Lis membangun rumah di Jl. Hang Lekir km. 10 Tanjungpinang. Rumah tersebut baru rampung pada tahun 2001, sedangkan ditempatinya pada tahun 2002. Ia meninggalkan kerja hotel dan beralih membuka Showroom mobil di Kota Batam. Di rumah barunya ia menjadi tetangga Asep Nana Suryana mantan anggota DPRD Kota Tanjungpinang yang kini menjabat sebagai Kepala BUMND Kota Tanjungpinang. Sebagai tetangga mereka sering bertemu, bahkan Aseplah orang pertama yang mengajak Lis untuk berkecimpung di dunia politik, namun Lis menolak. Sungguhpun demikian, Lis sering berkumpul bersama Asep dan anggota partai PDI, bahkan lama-kelamaan rumah tersebut dijadikan posko PDI yang akhirnya megantarkan Lis siap bergabung dengan Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini.
“Pada waktu itu ada orang yang mencoba memboikot Bapak untuk dicalonkan sebagai anggota DPRD Tanjungpinang, surat kaleng pun bermunculan, bapak bersama Pak Leo, Pak Raja Mansyur Razak, dan Cori terpaksa bertahan di Kementrian Dalam Negeri lebih dari 3 minggu sampai masalah tersebut rampung”, ungkap Weni. Semua niat baik kita hanya Allah yang tahu, semua itu membuat bapak lebih kuat dan politik memang seperti itu, akhirnya bapak lolos juga untuk menjadi anggota DPRD”, kenang Weni mengingat masa sulit yang pernah dialami suaminya.
Hal senada juga dituturkan oleh Mantan Walikota Tanjungpinang Hj. Suryatati A Manan. “Pak Lis dulu di Jakarta sempat mengalami kendala, namun ia jalani dan terus berusaha hingga akhirnya berhasil, bahkan Pak Lis begitu duduk sebagai anggota DPRD karirnya melejit, ia langsung dipercaya sebagai Ketua Dewan,” tutur Suryatati mengingat kebersamaannya dimasa lalu bersama Lis. Kebersamaan Suryatati dan Lis sudah terjalin cukup lama. Waktu saya menjabat sebagai Walikota Tanjungpinang dan Pak Lis Ketua DPRD Kota Tanjungpinang kerjasama kami cukup baik, ia sangat mendukung program dan kegiatan yang kami buat, dan kerjasama antara eksekutif dan legislative memang harus seperti itu saling mendukung dan bekerjasama yang baik,” imbuhnya.
Sejak berkecimpung di dunia politik dan menjadi anggota dewan karir Lis naik tajam, mulai dari anggota DPRD kota, DPRD Provinsi Kepri hingga kini menjadi Walikota Tanjungpinang dan sejak saat itu pula volume tidurnya sangat minim. Pria penggemar tongkol merah, tamban, pucuk ubi, touco Selar dan sayur nangka ini ternyata punya hobi belanja dan sosok yang perhatian dengan keluarga. “Semua yang saya pakai dari atas sampai ke bawah bapak yang membeli, mulai dari jilbab, baju, sepatu bahkan perhiasan pernak-pernik hingga HP semua ala Lis Darmansyah bukan ala Weni, saya hanya menyelaraskan perpaduan warnanya saja, kecuali pakain untuk lebaran”, aku Weni sambil tersenyum bahagia.
Selain itu, pulang dari kesibukannya bekerja, ketika tiba di rumah ia selalu mengecek kondisi anak-anaknya, meja makan, ruang tamu dan kamar mandi. Lis selalu menunaikan shalat, puasa dengan waktu berselang seling, sehari puasa sehari tidak, rutin dilakukannya sejak 9 tahun yang lalu. Teh Perenjak Hijau minuman yang selalu dikonsumsinya setiap hari. Rutinitas ini yang membuat stamina Lis tetap kuat meskipun volume tidurnya sangat minim.
Lis berbeda dengan yang lainnya, dimana pada umumnya setiap orang butuh waktu istirahat dan tidur yang cukup agar energi pulih kembali sehingga semangat kerja semakin tinggi. Bagi Lis, tidur pulas selama 1 jam walupun hanya di mobil itu sudah cukup baginya. Waktu luang karena tidak tidur tersebut dimanfaatkannya untuk menerima tamu, mengunjungi masyarakat yang membutuhkan pertolongannya serta membalas sms yang masuk ke HPnya, Line, WA dan Sosial Media lainnya semua ditanggapinya dengan jawaban lengkap. Dalam satu hari ada 400 sms yg masuk, bapak tetap membalas”, kata Weni.
Line, WA diwajibkan Lis bagi seluruh pejabat Pemko Tanjungpinang sebagai sarana komunikasi sehingga permasalahan yang ditemukan di lapangan dapat memberikan solusi dan segera teratasi. Ia sendiri bergabung di semua group eselon 2, 3 dan 4 yang ada pada line, WA. Website Pemko Tanjungpinang, FB dan Instagram Serba-serbi Tanjungpinang yang juga dikelola Bagian Humas dan Protokol Pemko Tanjungpinang tidak pernah luput dari pantauannya, karena media inilah sebagai sumber informasi sekaligus ajang promosi tentang apa yang sudah diperbuat untuk negeri ini.
Apapun permasalahan yang dihadapi Lis dan Weni selalu dipecahkannya bersama. Bapak mungkin terkesan keras, tapi marahnya sampai di situ saja, beda dengan saya, justru saya yang lebih keras daripada dia”, aku Weni. Siapa pun orangnya, bila bermasalah dengan Weni, Weni tidak pernah gentar menghadapi dan Weni juga selalu memberikan dukungan dan do’a untuk suaminya. Saat ini hanya tinggal 10 bulan kepemimpinannya, ia menginginkan Tanjungpinang menjadi kota yang dirindukan. Ia berusaha menata kota Tanjungpinang seperti menata rumahnya sendiri.
“Memasuki usia bapak ke – 47 ini saya mengucapkan terima kasih atas segala nasehat, pemikiran yang bapak berikan selama ini, meskipun terkadang kami saling berbenturan”, ungkap Weni. Bapak sering ingin bermimpi, tapi ia tidak pernah tidur…..namun mimpinya itu kini menjadi kenyataan, saya juga tidak menyangka bapak bisa melakukannya serapi mungkin seperti pembangunan Kantor Lurah, Camat, Puskesmas dan gedung gonggong serta renovasi kantor walikota,” tutur Weni.
Weni pun mengakui keberhasilan itu juga tidak terlepas dari dukungan SKPD terkait. Sepanjang perjalanan ini mungkin ada yang tersinggung karenanya, untuk itu ia beserta keluarga mohon maaf sebesar-besarnya, karena apa pun yang dilakukannya adalah yang terbaik untuk kemajuan kota dan ia juga sangat menjaga agar pegawainya jangan sampai besentuhan dengan hukum. Weni menambahkan, beliau marah, menegur pegawainya itu semua untuk kebaikan bersama. Kini reformasi birokrasi Tanjungpinang sudah lebih baik dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Salah satu keberhasilan linnya adalah LAKIP Kota Tanjungpinang 2016 berhasil menjadi terbaik se-sumatera dan peringkat ke-4 Indonesia setelah Bandung, Jogjakarta, dan Sukabumi. Tentulah untuk mendapatkan semua itu butuh perjuangan yang cukup panjang serta kerja keras dan kerjasama semua Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Keberhasilan tersebut juga diakui Suryatati, ia mengatakan sudah ada perubahan selama kepemimpinan Pak Lis dan Pak Syahrul, baik pembangunan fisik maupun pembinaan pegawai serta kemasyarakatan. “Pak Lis termasuk orang muda yang gigih, pantang menyerah dan punya keinginan yang kuat”, ungkap Suryatati. Suryatati menambahkan, meskipun ada beberapa proyek fisik yang direncanakan Pak Lis belum semua terlaksana karena keterbasan anggaran, namun yang namanya pembangunan ya seperti itu meski tersendat tetap berkelanjutan,” ujar Tatik sapaan Suryatati.
Ada satu hal yang tidak pernah lepas dalam ingatan Tatik ketika Lis menjabat sebagai ketua DPRD Tanjungpinang tahun 2002, dimana pada saat itu pemilahan Walikota oleh Dewan, sebelum pelantikan Lis turut berjuang untuknya. “Sejalan bertambahnya usia Pak Lis yang kini telah memasuki 47 tahun tentunya akan bertambah pula kematangan pemikiran dan kematangan hidup serta mampu pula memandang segala sesuatu dengan penuh pertimbangan” ujar Tatik.
Itulah dunia politik yang terkadang sulit kita tebak, kadang rumit, kadang sulit, kadang runyam penuh tantangan, namun semua itu dapat dilalui berkat pertolongan Tuhan. Manusia hanya bisa berencana, keputusan ada di tanganNYA. Apapun yang kita lakukan tidak akan pernah lepas dari campur tangan Sang Pencipta, segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Pahit manisnya kehidupan sudah menjadi suratan tangan, sebagai manusia biasa kita hanya bisa menjalankannya, sambil berikhtiar dan berdo’a semua akan indah pada waktunya. “Selamat Ulang Tahun Bapak Walikota Tanjungpinang…, Semoga dibawah kepemimpinan Bapak Tanjungpinang makin cemerlang dan Terbilang, mimpi –mimpi terwujud seindah kenyataan ….(Elvi Arianti, S.Pt, M.Si/Humas TPI)