Bupati Minta PGRI Usulkan Perubahan UU Perlindungan Anak

Dialog Bupati Natuna, Drs H Ilyas Sabli M Si dengan ribuan anggota PGRI dalam rangka hari guru ke 68 pada Senin 25 November 2013. (foto by herman, kepri info.com)
Natuna (Kepri Info)-Di Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang ke 68, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Natuna, Senin 25 November 2013 memberikan penghargaan pada guru berprestasi dan siswa berprestasi, memiliki nilai tertinggi di Ujuan Nasional. Serta pemberian penghargaan kepada purnabakti pensiunan guru.
Acara dimulai sekitar pukul 09 00 Wib tersebut di hadiri Bupati Natuna, Drs H Ilyas Sabli MSi, anggota DPRD Ngesti Yuni Suprapti, Beberapa Kepala Dinas dilingkungan Pemkab Natuna dan ribuan guru dan Purnabakti Guru.
Drs H Agus Supardi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna mengatakan.”Pemberian penghargaan kepada Purnabakti ini sudah direncanakan akan diberikan untuk seluruh Purnabakti Guru di seluruh Kabupaten Natuna ini. Namun, itu mungkin dilain kesempatan untuk sekarang ini, dulu yang kita berikan.”Katanya.
Masih Agus.”Kepada seluruh guru yang sedang berulang tahun saya ucapkan selamat ulang tahun yang ke 68. Semoga melalui HUT ke 68 ini Guru bisa menambah kedewasaan, prestasi, kesabaran terhadap siswanya masing-masing. Sebab nasib para generasi muda anak-anak Natuna ini tidak terlepas dari tangan Bapak/Ibu Guru semuanya.”Papar Agus,
Bupati Natuna Drs H Ilyas Sabli M.Si juga mengucapkan yang sama, ucapan selamat ulang tahun kepara semua Guru disampaikan Bupati. Selain itu Bupati bertanya dan sekaligus mengusulkan agar Ketua PGRI yang baru.”Terkait aqidah aklaq apakah materi kurikulum itu masih ada ataukah memang sudah dihapuskan?. Kita lihat saat ini, anak-anak didik tidak takut lagi dengan guru, bahkan sama orang tua sendiri-pun sudah tidak lagi menurut.”ujarnya.

Guru dan purnabakti serta pelajar berprestasi menunggu penyerahan penghagaan dari bupati Natuna, Drs H Ilyas Sabli M Si.(foto by herman, Kepri Info.com)
Dikatakan.” Tambah lagi kita sebenarnya kita ini sudah terjajah dengan UU peraturan yahudi, salah sedikit guru kepada anak-anak didik yang degil guru sudah dilaporkan, sudah kena dengan UU perlindungan anak. Dengan demikian efeknya anak sudah tidak takut lagi kepada guru bahkan kepada orang tua sendiri.”Tegas Ilyas.
Masih Ilyas menjelaskan, “Akhlaq anak-anak sekarang sungguh jauh berbeda dengan dimasa-masa kita terdahulu. Kita dulu, kalau bertemu dengan guru sangat menghormati. Bukan cukup disitu saja, selain guru-guru kita, pada orang-orang yang lebih tua dari pada kita, kita selalu menghormatinya.”terangnya.
Dikatakan Ilyas.”Berbeda dengan sekarang, jangan-kan kepada orang-orang lain, kepada orang tuanya sendiri saja anak-anak tidak lagi menghormatinya. Saya berpesan kepada PGRI melalui HUT PGRI yang ke 68 ini, agar menegaskan untuk perubahan UU sistem Yahudi yang menylitkan para guru untuk melakukan sedikit kekerasan dalam mengajar tersebut kepada pemerintah pusat.”tegasnya.
PGRI telah berdiri sejak 68 tahun yang lalu, untuk menghilangkan perbedaan kelompok, tingkat pendidikan, agama, ras yang berbeda-beda. Agar semua bersatu dalam wadah organinasi persatuan PGRI.”Insyaa Allah sampai saat ini PGRI masih kompak. Mudahan-mudahan PGRI selalu kompak sampai seterusnya.”Harap Ilyas.(herman)