Bupati Buka Musrembang Lingga 2017
Lingga, Radar Kepri-Pemerintah Kabupaten Lingga menggelar musrenbang tahun 2017 di Balai Agung Junjungan Negri, komplek perkantoran Bandar Sultan Mahmud Ruayat Syah III, mulai 23 sampai 24 Maret 2016. Kegiatan rutin tahunan yang di laksanakan oleh Bappeda kabupaten Lingga.
Hadir para undangan mulai dari DPRD, FKPD, SKPD, staf khusus, Camat, Lurah, Kepala Desa se kabupaten Lingga, Tokoh Masyarakat (Tomas) dan LAM hadir dalam kegiatan yang dimulai pada pukul 08.30 tersebut. Hadir juga perwakilan Bappeda provinsi Kepri, Teguh Ahmad Safari. Dalam kesempatannya, Teguh sampaikan 9 pokok pikiran dan visi misi Gubernur Kepri untuk pembangunan. Diantaranya, disampaikan Teguh prioritas pembangunan 5 tahun kedepan yakni, peningkatan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, sarana pelayanan dasar, sektor maritim dan sektor pariwisata.
ketua sementara DPRD kabupaten Lingga mengatakan, dalam kesempatan yang sama mengaku optimis dengan langkah yang diambil oleh bupati Lingga, Alias Wello atau Awe dengan semangat yang baru. Program 100 hari kerjanya, meski baru 1 bulan berjalan setelah dilantik Februari lalu, program ketahanan pangan dan dibukanya percetakan sawah Sungai Besar harus menjadi prioritas dan perlu didukung oleh pemerintah provinsi Kepri.
“Kita harapkan program-program bapak Bupati menjadi nyata dan terwujud. Program ketahanan pangan telah kita lihat progresnya dan kita DPRD sangat mengapresiasi,” Kata Kamarudin Ali S.H atau biasa di panggil Wak Din sapaan akrabnya.
Wakdin juga menyampaikan soal pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan dan kemiskinan yang masih menjadi polemik dan momok di kabupaten Lingga. “Infrastruktur, sarana dan prasarana sampai saat ini masih minim. Sampai hari ini kita terus bicara fisik pendidikan. Belum sama sekali dapat bicara soal mutu pendidikan. Masih banyak ruang guru, rumah guru, ruang kelas yang rusak. Kedepan, kita harapkan SKPD dan pemerintah manyamakan persepsi dalam menelaah UU penggunaan dana APBD agar tidak melulu jadi perdebatan,” sambungnya.
Sementara itu, Bupati Lingga Awe membuka Musrembang tingkat Kabupaten Lingga 2017 ini. Ditengah-tengah jajaran pemerintahannya, Awe mengajak semua elemen bersinergi. Bekerja keras dan sepenuh hati. “Mari kita bekerja keras. Kegiatan ini, adalah tonggak pembangunan untuk tahun depan. Kita harus serius dan cermat. Curahkan segala pemikiran kita bersama untuk mensukseskan pembangunan Lingga ke depan. Komitmen,” ungkap Awe.
Di hadapan perwakilan Bappeda Provinsi, Bupati Lingga memaparkan kondisi daerah yang dipimpinnya. Dengan geograsfis kepulauan, 94 persen laut dan 6 persen wilayah daratan serta 604 pulau dan 93 diantaranya menjadi pemukiman penduduk, belum semuanya tersentuh. Keuangan daerah dari APBD kabupaten Lingga yang terus turun dan devisit tahun demi tahun, disampaikan Awe perlunya perhatian serius pemerintah Provinsi khusus ke Lingga.
“Lingga kalau tidak ada perhatian serius dari provinsi akan sangat sulit berkembang. Infrastruktur kami masih belum semuanya memadai. Dibanding daerah lain di Kepri seperti Batam, Bintan, Karimun sudah mantap. Daerahnya dinamis, mobilitas tinggi, peran swasta sangat besar juga bisnisnya. Kami ada 604 lebih pulau. 94 diantaranya adalah pemukiman dengan infrastruktur minim. Daerah kami, tersandra persoalan geografis. Dulu primadona kami di tambang. Kini kran ekspor sudah ditutup. Padahal potensi kami tidak terkalahkan. Oleh karena itu, kami cari pola lain seperti pertanian,” sambungnya.
Awe minta, pemprov memberikan perhatian khusus. Seperti visi misi Ayah Sani Gubernur Kepri, yakni persoalan air bersih, listrik, pengentasan kemiskinan dan transportasi. Dalam suasana yang sama, kegiatan Musrenbang ini, ditambahkan Awe, pemerintah kabupaten Lingga jangan seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia tak ingin, APBD yang harusnya menjadi modal membangun untuk kepentingan rakyat malah dijadikat paket-paket proyek dan titipan.
“Saya egaskan, jangan ada kepentingan lain yang keluar dari Musrembang. Jangan digeser-geser lagi. Kami minta secara hormat kepada DPRD Lingga. Termasuk soal buku Lintang, semua masyarakat harus tau. Tidak ada lagi yang disembunyi-sembunyikan. Berikan informasi dan data sesuai. Tidak perlu lagi ada yang dirahasiakan terkait pengelolaan dana APBD itu,” sambung Awe.
Jika terjadi tekanan oleh oknum, titipan dalam kegiatan proyek APBD, siapapun dia kata Awe lawan. Jangan hanya diam, dan membuat daerah semakin rusak.
“Implementasi kepada masyarakat. Jangan kucing-kucingan untuk pelaksanaan APBD. Sesuai dengan pagu anggaran yang tersedia. Yang siap lelang, kita lelang. Kalau yang belum ada dananya, kita tunggu dulu. Harus transparan. Jangan lagi ditekan-tekan proyek APBD untuk kepentingan itu ini. Lawan itu. Saya tegaskan, yang diancam-ancam, tidak berlaku di Lingga dibawah kepemimpinan saya. Jadi kalau ada jual nama, Alias Wello, tolak itu. Saya ingin bekerja, sesuai tupoksi yang ada,” jelas Awe.
Selain itu, kepada perngakat Daerahnya, menyampaikan “SKPD kita harus memberi kesesuaian, sesuai dengan visi misi 9 kebijakan provinsi. 7 pokok pikiran ketua DPRD. Pembangunan kita, roh besarnya ada di Nawacita sesuai program pak Presiden Jokowi. Semoga diberikan keridhaannya, kepada kita,” pesan Bupati Lingga. (amin)