; charset=UTF-8" /> Sudah Merasa Adilkah Kepemimpinan Kita ? - | ';

| | 265 kali dibaca

Sudah Merasa Adilkah Kepemimpinan Kita ?

Oleh : Clara Natasha

Pemimpin yang adil ? Apakah kita sudah merasakan dipimpin dengan seadil-adilnya?? Apakah kita tahu kepimpinan yang benar itu seperti apa?? Keadilan adalah sebuah momok bagi kita semua.
Dapat kita lihat sekarang fenomena-fenomena diluar sana banyak yang merasakan ketidakadilan oleh seorang pemimpin. Terkadang seseorang yang menjabat sebagai pemimpin merasa dirinya berkuasa. Bertindak sesuka hatinya tanpa memikirkan bawahannya.
Keadilan sempurna adalah kemustahilan. Kalau digambarkan dalam skala 1 sampai 10, maka keadilan yang dimungkinkan barangkali sampai skala 7 atau 8 saja. Keadilan skala 9 apalagi 10, sangat sulit bahkan nyaris mustahil. keadilan selalu menjadi rujukan terakhir dan paling menentukan dalam menilai baik-buruknya seorang pemimpin atau sistem kekuasaan.
Untuk lebih memahaminya, dapat kita ketahui arti dari keadilan. Adil adalah sifat perbuatana manusia. Menurut arti katanya “adil” artinya tidak sewenang-wenang pada diri sendiri maupun kepada pihak lain. Dalam konsep adil berlaku tolak ukur yang sama kepada pihak yang berbuat dan kepada pihak lain yang berbuat dan kepada pihak lain terhadap mana perbuatan itu ditujukan. Implikasinya, perlakuan kepada diri sendiri, seharusnya sama pula dengan perlakuan kepada pihak lain. Bagaimana berbuat adil kepada pihalk lain jika kepada diri sendiri saja tidak adil.
Keadilan adalah pengakuan dan perilaku seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keserasian menuntut Hak dan Kewajiban atau dengan kata lain adalah keadilan adalah keadaan dimana setiap orang mendapatkan atau memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Keadilan itu merupakan suatu perlakuan antara hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara bersamaan dan seimbang. Setiap orang ingin merasakan keadilan yang sama antar sesamanya. Adil dalam melaksanakan suatu situasi dan kondisi atau masalah jiwa seseorang yang memiliki jiwa sosial tinggi.
Setelah mengetahui arti dari sebuah keadilan, kita juga harus mengetahui apa arti dari kepimpinan dengan begitu kita dapat menilai seseorang dalam kepimpinannya apakah baik atau buruk.
Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai target (goal) organisasi yang telah ditentukan.
Dengan begitu keadilan kepimpinan yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal apa pun dengan menerapkan sebuah sifat yang adil dan tidak sewenang-wenang terhadap bawahan agar mendapatkan perilaku yang seimbang.
Pemimpin lahir dari rakyat. Kepmimpinan dari rakyat dan merakyat dengan satu nilai yang berkaitandan yang terpenting iaitu keadilannya. Artinya pemimpin tanpa keadilan adalah pemimpin yang palsu dan kepimpinan palsu akan memporak-perandakan masyarakat.
Kepimpinan tertampil pada hakikatnya daripada sifat dan ciri keperibadiannya. Betapapun kepimpinan adalah berkait dengan pangkat dan jabatan, namun sebenarnya kepimpinan sangat terkesan dengan karekter peribadi yang dimilikki. Selebihnya seorang pemimpin itu dinilai dari segi wawasan dan gagasan serta misi yang hendak dibawa.
Ketidakadilan hanya akan mengakibatkan terjadinya kerusakan, dimana orang yang salah diberi amanah, sedangkan orang yang benar dituduh sebagai pembuat onar. Ketidakadilan akan semakin mempercepat terjadinya kericuhan, kegaduhan bahkan kehancuran jika dilakukan oleh seorang pemimpin atau penguasa, sementara tidak ada satu pihak pun yang memberikan perimbangan pendapat.
Dengan kata lain, pemimpin mesti memiliki komitmen tinggi terhadap keadilan. Jangan setiap bisikan dianggap kebenaran, sehingga jangankan kemaslahatan, diri kita pun tanpa sadar telah menjadi alat yang mencemari dan merusak kebaikan-kebaikan dalam kehidupan masyarakat atau rakyat sendiri.
Seorang pemimpin adalah pribadi yang sangat menentukan nasib bagi bangsa dan Negara. Menentukan karena dengannya sebuah Negara bisa maju atau mundur. Bila seseorang pemimpin lebih memihak kepada kepentingan dirinya, rakyat pasti terlantar. Sebaliknya bila seorang pemimpin lebih berpihakkepada rakyatnya, maka keadilan pasti ia tegakkan
Dari pemimpin yang adil dapat mempengaruhi kinerja para bawahan, dimana bawahan merasa ia dihargai, diperhatikan, dipedulikan oleh atasannya. Dengan begitu bawahan pun merasa semangat dalam menjalankan pekerjaannya. Para bawahan membutuhkan sosok seseorang pemimpin yang adil, bukan hanya para bawahan saja terhadap pemimpinnya, melainkan para rakyat yang membutuhkan penguasa yang adil tanpa pandang bulu terhadap masyarakatnya.
Apakah kalian tahu wahai para penguasa dampak yang kalian berikan jika ketidakadilan yang kalian terapkan bagi kami? Dampak kalian berikan sangat luar biasa yang kami rasakan.
Terutama hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pimpinannya.

eorang pemimpin diharapkan untuk mampu bersikap tegas dan adil. Jika ketidakadilan terus terjadi, maka masyarakat akan kecewa dan kehilangan kepercayaan kepada pemimpin dan pemerintahnya. Masyarakat tidak akan patuh lagi kepada pemimpinnya dan menjadi apatis terhadap segala bentuk implementasi dari hukum dan pemerintahan. Hal ini pada akhirnya akan membentuk suatu sistem masyarakat tanpa hukum dan pemerintahan.
Kedua, tanpa adanya keadilan tidak akan ada perdamaian yang kita rasakan. Mengapa demikian? Setiap manusia memiliki ego. Ketika seseorang merasa bahwa haknya telah dirampas, maka ia akan menuntut pembalasan. Tanpa adanya keadilan, manusia akan saling menyakiti satu sama lain. Peperangan akan terjadi dimana-mana karena semua kelompok menuntut agar haknya diberikan. Protes akan terjadi dimana-mana, kudeta bisa terjadi disetiap pemerintahan. Penyerangan dan Pembunuhan akan terjadi di semua tempat dan nyawa manusia tidak akan ada harganya lagi. Tanpa adanya keadilan maka tidak akan ada lagi perdamaian.
Rakyat sangat mengharapkan lahirnya pemimpin bangsa yang sejati. Yang dirmaksud seorang pemimpin sejati ialah seseorang yang menjabat suatu jabatan atau tidak, apakah ia masih hidup atau sudah pun almarhum, rekor jabatannya masih disimpan dan dikenang atau tidak, potretnya dilukis atau tidak, riwayat hidupnya dibukukan atau tidak, namun masyarakat tetap menerimanya sebagai pemimpin bangsa dan negara
Mengapa? Kerana dia menjadi pemimpin bukan disebabkan ia memegang jabatan dissuatu posisi dalam sebuah jabatan malah dia adalah pemimpin kerana dia tetap teguh dan konsisten antara visinya dan tingkah lakunya yang jelas jujur, keselarasan antara apa yang ia katakan dan apa yang ia lakukan.
Dalam kegelisahan dan dilema masalah yang sekarang terjadi, rakyat mencari pemimpin sejati yang diharap dapat benar-benar memperjuangkan kebenaran dan keadilan sekaligus dapat mengangkat martabat bangsa dan negara, kita harus membimbing rakyat agar dapat mengukur sang pemimpin mengenai visinya dalam melahirkan masyarakat yang lebih demokratis, yang tidak dikuasai oleh ketakutan dan dibelenggui oleh kebisuan serta tidak dilumpuhkan oleh birokrasi pemimpin yang hanya sibuk menjaga protokol dan pangkat.

Catatan : Penulis adalah mahasiswi STIE Pembangunan jurusan manejemen semester V.

Ditulis Oleh Pada Sel 22 Okt 2019. Kategory Cerpen/Opini, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek