; charset=UTF-8" /> Selama 3 Bulan, Api Hanguskan 1200 Hektar Perkebunan - | ';

| | 1,086 kali dibaca

Selama 3 Bulan, Api Hanguskan 1200 Hektar Perkebunan

Salah satu lahan kebun warga yang terbakar di pulau Kundur.

Salah satu lahan kebun warga yang terbakar di pulau Kundur.

Kundur, Radar Kepri-Berdasarkan data yang dihimpun oleh awak media ini, sejak bulan Desember 2013 hingga April 2014 jumlah lahan perkebunan karet, sawit dan sagu milik warga dan pengusaha yang hangus dilahap api mencapai 1200 hektar.

Lahan kebun tersbut tersebar  hampir di 5 kecamatan yang berada di pulau Kundur, diantaranya, kecamatan Kundur Tanjungbatu, Kundur Barat, Kundur Utara, Belat dan Ungar.

Lahan kebun pihak swasta murni diperkirakan mencapai 300 hektar, sisanya adalah lahan sagu dan jenis perkebunan lainnya, termasuk kelapa. Ironisnya, belum ada masalah ini diselesaikan ke masalah hokum. Akan tetapi banyak di selesaikan secara kekeluargaan.

Karena gotong royong sesama warga untuk memadamkan api serta asap di lahan gambut perkebunan tersebut. Sementara karet-lah yang menjadi primadona kebun warga, karena karet bisa di sadap keseharian oleh warga.

Andi Akbar, seorang anggota LSM Penghijauan dan Dampak Lingkungan  di tempat kediamannyamengatakan.”Untuk kebun masyarakat, khususnya karet dan sawit. Dalam hal memutuskan persoalan ini dengan jalan kekeluargaan cukup mengancungkan jempol. Sekaligus memuji, karena hal ini tentunya menjadi dasar dan alasan ke gotongRoyong dalam usaha memadamkan api atau asap dilahan gambut.”terangnya.

Ditambahkan Andi Akbar.”Karena, jika dicari tersangka atau pelaku yang sengaja membakar akan jadi sulit. Apalagi memang tidak ada warga masyarakat yang mengakui telah membakarnya. Walaupun api pembakaran tersebut menjadi se gunung dan belum ada rumah warga yang terbakar. Karena sudah di jaga dan diantisipasi sebelumnya.”bebernya.

Menurut Andi Akbar, harus di akaui, banyak kebun karet dan sawit warga perlu peremajaan dengan bibit unggul. Maka perlulah penanaman yang baru di tempat yang lama.”Untuk Kundur ada istilah memeron. Akan tetapi cara  memeron (membakar hasil limbah pohon tua yang telah ditebang dengan perapian yang kecil) dengan tidak kehatian atau dijaga secara maksimal, sehingga api tidak terjaga oleh ulah angin, maka terjadilah kebakaran kebun tersebut.”tambah Andi Akbar.

Memang usaha perkebunan warga tadi banyak ditanah gambut, akan tetapi kebun tersebut harus bersih serta mempunyai batas sempadan parit yang besar, berdiameter 2 meter lebar dan dalamnya. Atau sebaiknya harus menggali parit untuk menjumpai air dikedalam tersebut.

Terakhir, harus jelas kepemilikan kebun tersebut, apakah hasil beli atau warisan. Jika sudah jelas kepemilikan harus senantiasa kebun ini bersih dan terjaga.”Jika senantiasa bersih, tidak bersemak. Maka, jika terjadi kebakaran bisa di antisipasi supayaapi tersebut tidak melebar. Apalagi kebakaran kebun tersebut di tanah gambut. Akan menimbulkan dampak asap yang banyak dan sangat sulit sekali untuk mematikannya.”terangnya.

Menurut seorang warga yang kebun karetnya jadi korban kebakaran, mengatakan.”Kami sangat membutuhkan beberapa mesin robin dan slang air sepanjang ratusan meter. Mohon pemerintah membantu ini, karena ini yang kita butuhkan. Jika hanya Damkar (pemadam kebakaran), ini tidak bisa masuk kelahan perkebunan karet warga. Percuma saja karena damkar ala kota, apalagi daya semprot dalam waktu 5000 liter dapat dihabis dalam waktu 7 menit saja.”bebernya.

Bupati Karimun, DR H Nurdin pernah mendatangi daerah kebakaran di Parit Baru, bahkan membantu memadamkan dengan mesin Robin dan slang air bantuan.”Sementara kebakaran di daerah, kami belum dibantu yaitu di Batu Putih, kelurahan Gading Sari. Kami gotong royong hampir 3 Minggu untuk memadamkan api dan asap.”ucap warga terkorban.(henz)

Ditulis Oleh Pada Sab 12 Apr 2014. Kategory Karimun, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek