; charset=UTF-8" /> SANG JURU DAMAI DARI TIMUR - | ';

| | 398 kali dibaca

SANG JURU DAMAI DARI TIMUR

OLEH : IWAN KURNIAWAN.

 

Penampilannya bersahaja, wajahnyapun biasa saja, size tubuhnya tergolong kurus sangat jauh berbeda dengan sang terminator yang siap menghancurkan lawan-lawannya di medan tempur.
Si humble itu tidak pula seorang jendral ber bintang empat, bukan seorang professor, ia tidak memiliki dan memimpin sebuah partai
politik, tidak juga turunan ningrat/bangsawan, harta kekayaannya
tidak berlimpah ruah seperti Korun, ia hanya seorang manusia yang terlahir dari sepasang suami istri sangat sederhana, bekerja sebagai
tukang kayu dan bambu di kota kecilnya.
Hanya bermodalkan Ijazah Sarjana S.1., jurusan kehutanan dan ditambah sedikit pengalaman dibidang perkayuan, ia memberanikan diri membuka usaha pengolahan kayu-jati yang akhirnya menghasilkan berbagai macam furniture berkualitas ekspor, sehingga terkenal se-antero negeri.
Dimulai usaha sebagai seorang pengusaha meubles atau furniture dari bahan kayu, mengantarkannyahidup mandiri (wiraswasta) dan kemudian membawanya terjun dalam dunia politik, lalu menjadi
seorang Wali Kota. Setelah sekian tahun menjadi Walikota iapun hijrah ke Jakarta, ikut bertarung dalam pemilihan Gubernur dan terpilih secara demokratis. Belum cukup lima tahun menjadi seorang
Gubernur, beliaupun mengikuti pemilihan umum presiden R.I., tahun 2014 dan tahun 2019, dan atas kehendak Allah SWT, iapun disumpah menjadi Presiden ke 7 Negara Kesatuan Republik Indonesia
sampai saat ini.
Begitulah sekelumit kisah perjalanan hidup dari sang Presiden, yang awalnya berasal dari kalangan orang-orang pinggiran, lalu takdir membawanya menjadi seorang pemimpin sebuah Negara besar dan
saat ini , Iapun menjadi pusat perhatian dunia karena kepeduliannya membawa misi perdamaian bagi seluruh umat manusia di Bumi, agar dunia yang sudah tertata dengan baik ini tidak hancur dan musnah
jika terjadi perang dunia III yang diprediksi sangat mengerikan dibanding perang Dunia II.
Wahai….., sang juru Damai, ketulusan dan keberanianmu bersama sang Istri tercinta, dengan putra-putri terbaik Indonesia yang ikut mengiringi kepergianmu ke daerah konflik, sesungguhnya teramat
sangat diharapkan umat manusia, tidak saja oleh para pemimpin bangsa dan Negara dibelahan dunia lainnya, namun rakyat jelata dan papa kedana yang saat ini hidup di muka Bumi, teramat sangat menaruh harapan besar padamu.
Kesabaran, kebijakan dan kelihaianmu yang tidak saja sebagai seorang presiden R.I., tetapi sebagai
Ketua Negara G-20 terdiri dari Amerika, Inggris, Jerman, Arab Saudi, Rusia, Tiongkok, India, Italia,
Prancis, Jepang, Kanada, Brazil, Meksiko, Australia, Brazil, Argentina, Korea Selatan, Turki, Uni Eropa, menempatkan dirimu sejajar dengan pemimpin Negara Dunia lainnya, dan menjadi episentrum dunia
pada hari bersejarah ini.

Seluruh mata umat manusia saat ini tertuju pada-mu sebagai episentrum yang akan mengguncangkandunia “tidak sebagai kekuatan gempa penghancur” tetapi sebaliknya menjadi pusat kekuatan yang mendorong terjadinya perdamaian dan kesejahteraan global.

Semoga. Sebagai pemegang amanah tertinggi NKRI saat ini, beliau sangat menyadari dan memahami bahwa para pewaris bangsa Indonesia dan Faunding Father telah menitipkan warisan yang tak ternilaih harganya yaitu Preambule, UUD 1945 dan Pancasila. Inilah yang menjadi pedoman bangsa Indonesia falam menjalani hidup berbangsa dan bernegara, dan pedoman inilah yang menjadi landasan berpikirdari sang Presiden dalam menjaga perdamaian dunia termasuk menghapuskan penjajahan di muka bumi, sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945, antara lain sebagai berikut :
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. (Alenia pertama).

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial…..”. (Alenia ke-empat).
Beliau sangat menyadari bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan penjajahan di atas duniaharus dihapuskan. Berkat pemahamannya itu, ia-pun mencoba mempertaruhkan dirinya terjun langsung ke daerah konflik di Ukraina dalam membawa misi perdamaian dan kesejahteraan global.
Secara psikologis dan moral, tentu terdapat perbedaan yang sangat jauh berbeda antara tindakan himbauan melalui media dengan terjun langsung ke lapangan, apalagi dalam suatu wilayah Negara yang sedang terjadi konflik peperangan.
Sementara diketahui bahwa agresi militer “operasi militer” Rusia ke Uraina sudah berjalan hampir 4 bulan, dengan memakan korban mati dan luka ribuan manusia dan hancurnya berbagaimacam sarana-prasarana, dan infra struktur yang tak terhingga akibat peperangan.
Kejadian, situasi, dan kondisi yang langsung dilihat dan dirasakan olehnya, akan menyentuh hati nuraninya dalam menghayati nilai-nilai peri-kemanusiaan dan peri-keadilan, sebagaimana dinyatakan dalam alenia pertama Pembukaan UUD 1945.
Penghayatan atas nilai-nilai peri-kemanusiaan dan peri-keadilan itu, yang akan menjadi dasar baginya untuk disampaikan kepada ke-dua pemimpin Negara konflik, bahwa misi pentingnya berkunjung ke-dua Negara itu guna menyampaikan amanah bangsa Indonesia, yaitu ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian dan keadilan sosial. Dengan demikian jelas, tidak ikut berperang atau mendukung peperangan sebagaimana yang dilakukan oleh para pendukung dari ke-dua kubu yan sedang bertempur.
Perdamaian harus segera diwujudkan dan peperangan harus segera dihentikan, agar tercipta perdamaian dan keadilan sosial. Akibat peperangan, nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan semakin menjauh. Peperangan juga mengakibatkan timbulnya kegoncangan dalam ketahanan pangan dan
perekonomian global, sebagaimana dirasakan saat ini.
Kita semua tau, bahwa pangan merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Dengan peperangan maka ketahanan pangan akan mengalami goncangan. Hal terkait dinyatakan pula oleh presiden Senegal dan Kepala Uni Afrika, Macky Sall, yang mengatakan “Akibat peperangan Rusia dan Ukraina, Negara-negara
Afrika menjadi “korban perang yang tak bersalah” sehingga terjadi darurat pangan di Afrika.

Perikemanusiaan dan perikeadilan itulah kata kuncinya dalam membawa misi perdamaian untuk terciptanya keadilan sosial, maka sang Presiden tidak membawa proposal bantuan uang maupun peralatan perang, sebagaimana dibawa oleh para pemimpin NATO untuk Ukraina dan proposal mendukung peperangan untuk ke-dua Negara konflik. Hal ini diperkuat dengan kepedulian pemerintah R.I., dalam memberikan sumbangan berupa obat-obatan dan medis ke Ukraina, sekaligus berkunjung ke rumah sakit yang menampung dan merawat para korban perang, sebagaimana dilakukan pula oleh ibu Negara.
Kedatangannya berkunjung ke Ukraina menemui Zelensky dan ke Rusia menemui Putin, hanya membawa Proposal Ketahanan Pangan Global dan misi perdamaian dunia. Proposal yang kelihatannya sangat sederhana, namun mengandung nilai filosofi sangat tinggi jika mau dihayati dengan seksama bagi para pemimpin yang berkonflik maupun para sekutunya termasuk dunia internasional.
Apabila kita ingin berpikir sejenak, bahwa sumber konflik antara Rusia dan Ukraina itu faktor pemicu utamanya yaitu adanya kekuatiran Rusia karena ke-inginan Ukraina untuk bergabung masuk ke dalam kelompok NATO dan Uni Eropa.
Ke-inginan Ukraina masuk menjadi anggota NATO, dikuatirkan akan mengganggu keamanan dan kedamaian Rusia karena Ukraina terletak di depan pintu rumah Rusia. Kemudian maksud Ukraina bergabung dengan Uni Eropa, dikuatirkan juga akan memicu terjadinya gangguan perekonomian Rusia, di mana ketergantungan Ukraina pada Rusia menjadi semakin mengecil.
Adapun maksud Ukraina untuk masuk bergabung ke dalam NATO dan Uni Eropa, memiliki tujuan akhir yaitu agar Urkaina menjadi sebuah Negara yang makmur dan sejahtera sesuai dengan prinsip Negara Welfare state, begitulah kiranya pemahaman kami.
Hal itu sangat dipahami oleh Sang Presiden, karena selama ini Indonesia menganut prinsip bebas – aktif dalam ikut serta menjaga ketertiban dunia dan memilih untuk membentuk dan bergabung dalam kelompon Negara Non-Blok dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial. Hal ini sangat sebati
dengan situasi, kondisi, dan letak geografis Indonesia.
Pengalaman-pengalaman inilah yang mungkin akan disampaikan oleh Sang Presiden dihadapan Zelensky secara langsung sekaligus mengundangnya untuk hadir mengikuti KTT G-20 Bali-Indonesia, seraya menyodorkan proposal “Ketahanan Pangan Global”, yang bertujuan demi mewujudkan perikemanusiaan dan perikeadilan sosial, seperti yang telah ditegaskan di dalam Pembukaan UUD 1945.

Selanjutnya, Sang presiden juga sangat menyadari dan memahami bahwa Putin sebagai Presiden Rusia, memiliki kekuatan militer yang sangat kuat di dunia, maka dalam kesempatan ini, dengan watak dasarnya yang humble, ia akan meminta dengan hormat agar Putin dapat segera menghentikan agresi militernya ke Ukraina, karena ia sudah melihat dengan mata kepala sendiri, hancurnya sarana, prasarana, dan infrastruktur di Ukraina, dan jatuhnya ribuan korban manusia akibat peperangan. Ia akan berusaha untuk menyentuh hati nurani presiden Putin agar segera hentikan perang, yang sangat mengerikan bagi peradaban umat manusia dan alam semesta.
Sebagai Ketua G-20 yang mana Rusia turut menjadi anggota tetap-nya, maka sang Presiden melalui proposal “Ketahanan Pangan Global”, dan misi perdamaiannya akan menyampaikan pendapat dan sarannya bahwa akibat peperangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dengan sekutunya, tidak saja berdampak terhadap kedua Negara tetapi telah mermbat terhadap masyarakat dunia. Sehingga terjadi goncangan ekonomi dan ketahanan pangan global, yang harus segera dipulihkan kembali, antara lain membuka kembali kebijakan ekspor-impor biji-bijian (gandum), pupuk, dan pelabuhan.
Semoga niat baik, ketulusan dan kemuliaan hati sang Presiden untuk mencegah terjadi semakin meluasnya peperangan antara Rusia dan Ukraina dengan sekutunya, ke-arah terjadinya perang dunia III,
dapat diwujudkan.
Akhirnya kita semua berharap, Jokowi “Sang Juru Damai Dari Timur”, berhasil membawa misi perdamaian dan ketahanan pangan global dihadapan Zelensky dan Putin yang sedang dalam perseteruan di Barat.
Maksud yang mulia itu kiranya disambut baik oleh Zelensky, dimana dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa Sang Juru Damai merupakan pemimpin Negara Asia pertama yang berkunjung ke Ukraina saat ini dan menutup sambutannya, dengan menyerukan kata “Merdeka”.
“Semoga langkah kecilmu, menjadi langkah besar demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan
global” !!!

Tanjungpinang, 29-06-2022. Selamat membaca, “Salam Damai Dunia”.

 

Ditulis Oleh Pada Kam 30 Jun 2022. Kategory Cerpen/Opini, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek