; charset=UTF-8" /> PRU-15 Malaysia - | ';

| | 154 kali dibaca

PRU-15 Malaysia

Hasrul Sani Siregar.

Dalam 2 minggu ke depan, Malaysia akan melaksanakan Pilihanraya umum ke 15 (PRU-15)(baca : Pemilihan Umum). Sejak Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob membubarkan parlemen yang telah disetujui oleh Yang di- pertuan Agong Al-Sultan Abdullah pada 10 Oktober 2022, maka menurut Konstitusi Negara Malaysia dalam 60 hari ke depan mesti dilakukan pilihanraya umum untuk memilih anggota Parlemen dan membentuk pemerintahan dengan Perdana Menteri
Baru. Pembubaran parlemen yang semestinya 16 Juli 2023, namun Perdana Menteri Ismail Sabri Yaokob mempercepat untuk segera melaksanakan pemilihan umum. Keputusan pemilihan umum yang semestinya dilakukan pada tahun 2023 tersebut, dipercayai akibat desakan dari partai UMNO sendiri yang menginginkan adanya mayoritas di parlemen.
Di tahun 2018, telah berganti Perdana Menteri sebanyak 3 kali dan ini mencatatkan
sejarah baru politik Malaysia.
Dalam PRU-15 ini akan banyak tokoh politik Malaysia yang ikut bertanding. Untuk menyebut beberapa tokoh yang akan ikut bertanding dalam pemilihan Perdana
Menteri. Mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Mahathir Mohamad disebut sebut akan
mewarnai politik Malaysia dan akan ikut kembali dalam PRU-15 pada 19 November 2022.
Mahathir Mohamad sebagai calon parlemen wilayah Langkawi. Mahathir Mohamad membentuk partai baru yaitu partai pejuang tanah air (Pejuang). Namun beberapa pengamat politik di Malaysia,
Tun Mahathir Mohamad di perkirakan tidak akan lagi dapat menjadi Perdana Menteri
disebabkan oleh faktor usia dan dukungan terhadapnya sudah sangat kecil. Tokoh oposisi
Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim dengan koalisi Pakatan Harapan (PH) juga akan mewarnai PRU-15 Malaysia. Koalisi Pakatan Harapan secara resmi telah mengumumkan bahwa Datuk Seri Anwar Ibrahim akan menjadi calon Perdana Menteri Malaysia, jika koalisi Pakatan Harapan meraih suara mayoritas di Parlemen.
Koalisi Pakatan Harapan merupakan koalisi dari beberapa partai politik yang mendukung
Datuk Seri Anwar Ibrahim untuk menjadi Calon Perdana Menteri Malaysia. Koalisi ini terdiri

dari Partai Keadilan Rakyat yang dipimpin oleh Datuk Seri Anwar Ibrahim, kemudian partai
DAP (Demokratic Action Party) yang diketua oleh Anthony Loke dan Partai AMANAH yang
diketua oleh Mohamad Sabu. Koalisi opisisi ini diperkirakan akan meraih suara yang signifikan.
Kekuatan koalisi Pakatan Harapan terletak dari sosok Anwar Ibrahim. Datuk SeriAnwar Ibrahimmerupakansosokyangkeras dalam mempertahankanide-ide dan gagasan-gagasan yang penuh kontroversial dalam setiap kebijakannya. Lahir di Sungai Bakau, Seberang Perai Selatan, Pulau Penang pada tanggal 10 Agustus 1947. Kiprah Datuk Seri Anwar Ibrahim dalam politik Malaysia sangat berpengaruh ke dalam perilaku dan pemikirannya.
Arti kepemimpinan bagi Datuk Seri Anwar Ibrahim adalah menginginkan terciptanya
masyarakat madani (civil society).
Dalam PRU-15 ini diprediksi ada 2 kekuatan yang bertarung yaitu koalisi Pakatan
Harapan yang dipimpin oleh Datuk Seri Anwar Ibrahim dan Koalisi Barisan Nasional. Dalam
koalisi Barisan Nasional terdiri dari 3 partai politik yaitu partai UMNO (The United Malays’
National Organization) MIC (Malaysian Indian Congress) dan MIC (Malaysian Chinese
Association). Dalam koalisi Barisan Nasional, partai UMNO menjadi partai yang mayoritas dan memungkinkan dalam PRU 15 akan kembali memerintah dengan membentuk pemerintahan.
Oleh sebab itu, 2 kekuatan yang akan saling bersaing untuk membentuk pemerintahan. Namun pertanyaan akhirnya adalah apakah PRU-14 tahun 2018 akan terulang kembali dengan kemenangan pihak oposisi dengan koalisi Pakatan Harapan atau sebaliknya koalisi Barisan Nasional akan melanjutkan pemerintahan?.
Namun dalam partai UMNO sendiri, banyak tokoh tokoh di dalamnya yang akan saling
bersaing untuk duduk sebagai Perdana Menteri Malaysia. Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi
dan Ismail Sabri Yaakob akan bersaing di tubuh UMNO sendiri untuk dapat di calonkan sebagai
Perdana Menteri Malaysia, jika dalam PRU-15 akan mendapat suara mayoritas di parlemen.
Memahami partai UMNO (United Malays National Organisation) tentu tak dapat dipisahkan dengan pemerintahan Malaysia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob yang pada 10 Oktober 2022 telah membubarkan parlemen, yang berarti akan dilaksanakan Pemilihan umum dengan waktu 60 hari sesuai Konstitusi Negara. Naiknya Ismail Sabri Yaakob sebagai Perdana Menteri berarti kembalinya partai UMNO menguasai koalisi dalam kursi parlemen (Federal). Dalam kurun waktu 1957 hingga 2018, UMNO sebagai partai politik selalu menguasai perpolitikan dan pemerintahan di Malaysia.

Sebagai mana diketahui pada tahun 2018, partai UMNO dalam koalisi Barisan Nasional
(BN) mengalami kekalahan dari partai oposisi yang tergabung dalam koalisi Pakatan Harapan
yang mendudukkan kembali Tun Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-7 yang untuk kedua kalinya sebagai Perdana Menteri Malaysia dan yang juga sebelumnya pernah menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-4. Partai UMNO pada tahun 2018 mengalami kekalahan dan kehilangan kepercayaan rakyat akibat skandal korupsi terbesar dalam sejarah Malaysia yaitu 1MDB (1 Malaysia Development Berhad) dibawah Pemerintahan Perdana Menteri Najib Tun Razak. 1MDB adalah sebuah perusahaan pembangunan strategis yang dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Malaysia yang didirikan bertujuan untuk mendorong inisiatif strategis untuk pembangunan ekonomi jangka panjang bagi Negara dengan menjalin kemitraan global dan mempromosikan investasi asing secara langsung.
* Penulis adalah Hasrul Sani Siregar, S.IP, MA

Alumni IKMAS, UKM Malaysia Dalam
Ditulis Oleh Pada Kam 10 Nov 2022. Kategory Cerpen/Opini, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek