; charset=UTF-8" /> Pemuda Dalam Pemilu - | ';

| | 200 kali dibaca

Pemuda Dalam Pemilu

Oleh
Shobar

Menyambut tahun politik 2019 penulis sebenarnya tidak tahu siapa pencetus istilah tahun politik ini. Bahkan saya yakin tidak ada yang tahu pasti mengenai definisi tahun politik. Sebab, yang kita tahu hanya ada tahun hijriyah dan tahun masehi.

Oleh karna itu dalam kesempatan ini penulis ingin berbagi sedikit mengenai pemuda dalam pemilu 2019.
Dalam islam pemilu merupakan masalah yang termasuk dalam kategori masalah ma taummu bihil balwa atau perkara yang menimpa masyarakat luas.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa masalah pemilu merupakan masalah penting, dan jawabannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Dan Alhamdulillah, masalah ini sudah dibahas oleh banyak ulama ahlussunnah, maka hendaklah kita merujuk kepada fatwa mereka, sebagai pengamalan kita terhadap firman Allah taala:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Bertanyalah kepada ahli ilmu bila kalian tidak mengetahui! (Annahl: 43)

وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ

“Seandainya mereka mengembalikan perkara itu kepada Rosul dan ulama mereka, tentulah orang yang beristimbat dari mereka tahu hakekat maknanya. (Annisa: 83)

Pemuda merupakan suatu generasi penerus bangsa memang telah menjadi suatu pemahaman yang tidak baru lagi bagi kita. Bahkan kemajuan suatu bangsa juga sering dikaitkan dengan bagaimana peran pemuda didalamnya, seperti bagaimana produktifitas pemuda demi kemajuaan dan eksistensi bangsanya. Tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia, generasi muda juga menjadi suatu tonggak bagi kemajuan dan pembangunan bangsa.
Kita adalah pemuda generasi penerus bangsa, memang ketika pernyataan peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa biasanya lebih mengarah pada masa-masa sekarang, tetapi bukan berarti peran pemuda kemerdekaan RI dimana lalu bukan merupakan sebuah penerus bangsa. Bahkan jika di pikir ulang tanpa peran pemuda di masa perjuangan dulu, maka bangsa Indonesia mungkin tidak dapat berdiri kokoh seperti sekarang ini. Inilah mengapa peranan pemuda, terutama pemuda Indonesia sendiri bagi bangsa Indonesia sudah terjadi sejak dahulu dan juga tercatat didalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, mengingat kembali apa saja peranan pemuda dimasa sejarah tersebut juga penting sebelum mengetahui atau memahami peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa saat ini.
Arah bangsa ini dalam 5 tahun yang akan datang ditentukan oleh kita pada hari ini. Kita sebagai pemuda apakah hanya akan menjadi pemuda penikmat hasil ataukah pemuda yang pencipta?
Menurut pendapat saya pribadi, dalam menyambut tahun politik ini kita sebagai pemuda harus cerdas dalam memilah sebelum nantinya akan memilih. Sebab sampai saat ini issue-issue dari kubu 1 ataupun kubu 2 selalu ada saja yang membuat kita bingung menentukan pilihan siapakah yang mampu memimpin indonesia periode 2019-2024 ini. Dalam ini bukan mengenai siapa yang layak atau siapa yang ingin, akan tetapi siapa yang mampu membawa 264 juta penduduk indonesia ini menjadi lebih sejahtera nantinya.
Kita sebagai kaum muda tentunya tidak mudah saja terpengaruh oleh issue-issue yang bersebaran dimana-mana baik dari mulut kemulut sampai di media sosial sebab sekarang sudah banyak berita yang mengadu domba bahkan berita hoaks. Generasi penerus bangsa yang cerdas tentunya tidak mudah terprovokasi sebab sekarang sudah berkembang issue-issue SARA yang saya pribadi sangat prihatin dengan keadaan seperti in, mengingat bangsa ini merupakan negara demokrasi terbesar.
Harapan saya sebagai pemuda kita harus menjadi pemuda yang cerdas dan tidak mudah terpengaruh dengan berita dan kabar burung yang hanya lewat. Dengan tulisan ini saya mnyampaikan apa yang saya fikirkan, dan berharap pembaca dapat memetik manfaatnya.
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Saudaraku, menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Setiap Muslim diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Catatan : Penulis adalah Kader HMI Pekanbaru.

Ditulis Oleh Pada Kam 06 Des 2018. Kategory Cerpen/Opini, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek