; charset=UTF-8" /> Cara Jadi Pemimpin Impian Bagi Semua Manusia - | ';

| | 269 kali dibaca

Cara Jadi Pemimpin Impian Bagi Semua Manusia

Oleh : Shendy khairunnisak.

Membahas tentang pemimpin, pasti semua orang menginginkan menjadi pemimpin. Pemimpin merupakan impian bagi setiap manusia. Baik itu di ruang lingkup kelas, kampus, daerah, desa, kota, provinsi, bahkan yang tertinggi yaitu negara.
Saya penulis sebagai mahasiswi, di kampus saya, kursi pemimpin sangat diperebutkan. Contohnya seperti pemilihan Ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) yang kebetulan teman sekelas saya ada yang mencalonkan dirinya sebagai kandidat. Tentu saja berbagai cara dilakukan agar bisa menang dan mendapatkan kursi yang diinginkan.
Akan tetapi, jika kita berbicara tentang pemimpin yang secara garis besarnya memiliki arti bahwa “seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di suatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan” Kartini Kartono (1994.33)
Sehingga dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin harus bekerja dengan bawahan atau pengikutnya agar mencapai beberapa tujuan tertentu, tentu saja hal ini bertentangan dengan pemimpin kita saat ini bertindak sendiri untuk melakukan keuntungan sendiri pula.
Hakikatnya, menjadi seorang pemimpin harus siap melayani semua orang. Contohnya di ruang lingkup kampus, jika salah seorang terpilih menjadi ketua BEM atau apapun organisasi yang berhadapan dengan mahasiswa, jangan bangga akan jabatan yang sudah diraih dan berfikir bisa melalukan apa saja, yakinlah itu merupakan sebuah asumsi yang salah. Justru, menjadi pemimpin merupakan tantangan baru dimana ia harus bisa mengayomi seluruh mahasiwa serta merta memperjuangkan aspirasi mahasiswa.
Jika sebelumnya dari ruang lingkup kampus, maka selanjutnya cobalah kita perhatikan ruang lingkup pemerintah, contohnya DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Dalam hal ini, jika seseorang terpilih menjadi pemimpin, maka seseorang tersebut juga harus siap melayani serta mengayomi masyarakat luas. Karena pada hakikatnya pemimpin yang tidak melakukan perubahan dikatakan pemimpin yang gagal, begitupun sebaliknya. Jangan pernah berfikir bahwa menjadi pemimpin akan bebas memerintah dan melakukan apa saja, karena menjadi pemimpin harus meminta izin kepada masyarakat terlebih dahulu untuk mengambil atau membuat keputusan, karena keputusan yang diambil haruslah bertujuan untuk kepentingan umum atau masyarakat banyak.
Akan tetapi akhir-akhir ini, kita bisa menilai bahwa banyak sekali pemimpin yang gagal menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, apalagi jika sudah berhubungan dengan kepentingan umum. Maka tak heran jika masyarakat banyak yang tidak percaya dengan adanya pemimpin, karena pada dasarnya janji-janji tersebut hanyalah sebatas ucapan tanpa adanya pembuktian.
Banyak sekali masyarakat yang termakan janji manis para caleg, sehingga pada saat terpilih hal yang lumrah bila harus berakhir pada kekecewaan, mencari pemimpin yang berkualitas tidaklah mudah, apalagi untuk sebuah wilayah yang mencakup daerah yang luas. Karena menjadi seorang pemimpin anda harus memahami dan mewujudkan harapan rakyat yang tentu saja berbeda natara sau dengan yang lain nya.
Oleh karena itu, menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, dan untuk mencari seorang pemimpin yang bisa mengembangkan amanah dengan baik juga tidaklah mudah. Di sisi lain, hal yang tidak kalah penting untuk menjadi seorang pemimpin adalah kejujuran, jika kejujuran di atas segala galanya maka bisa dipastikan apapun itu bisa berjalan dengan baik. Karena bukankah kebenaran diatas segala-galanya?
“orang yang pintar banyak, akan tetapi sayangnya orang yang jujur sangatlah sedkit” itu merupakan kalimat yang benar, karena zaman sekarang mencari pemimpin yang pintar dengan caranya sendiri amatlah banyak, tetapi mencari pemimpin yang jujur dengan menjadi diri sendiri bisa dihitung jari dalam pemerintahan kita saat ini.
Jika suatu daerah memiliki pemimpin yang jujur, maka semua bisa terwujud apalagi itu adalah tujuan yang baik dan demi kepentingan bersama.
Di sisi lain, menjadi pemimpin haruslah bersikap adil terhadap siapapun. Tidak membedakan antara yang kaya dengan yang miskin. “tajam kebawah dan tumpul ketas”, kalimat tersebut tentu saja sudah banyak beredar. Hal ini disebabkan oleh hukum di Indonesia yang memilih serta memilah antara yang kaya dengan yang miskin. Dimana tidak menghukum pihak yang berkuasa dan sebenarnya dia yang salah, akan tetapi tajam kebawah yang bearti menyalahkan orang yang lebih rendah derajatnya.
Pemimpin yang tidak memiliki kejujuran, kemudian tidak bisa berbuat adil tentu saja merupakan calon-calon pemimpin yang gagal. Apakah pemimpin tersebut yang kaliah pilih sebelumnya? Atau pemimpin yang hanya memberikan janji tanpa adanya bukti? Karena biasanya kebanyakan pemimpin hanyalah berlomba-lomba memperebutkan kursi yang diinginkan agar menjadi orang yang besar dan terkemuka, popular, dikenal oleh banyak orang, agar dapat menjadi orang besar dan terkemuka serta terkenal, disegani dan dihormati banyak orang lain. Akan tetapi itu semua bisa terwujud jika seorang pemimpin tersebut sudah menyiapkan diri sebaik baiknya dan mengayomi semua masyarakat dengan kejujuran dan sifat adilnya.
Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat yang baik harus mencari pemimpin yang memiliki kualifikasi tersendiri, yang terdapat sayarat-syarat tertentu, baik dari kualitas memimpin suatu daerah, akhlas, kecerdasan nya. Dan yang terpenting yang dapat menyatukan perbedaan serta membawa kemajuan untuk daerah tersebut baik di masa sekarang maupun yang akan mendatang.

Catatan , penulis adalah mahasiswi STIE Pembangunan Tanjungpinang jurusan manajemen semester V.

Ditulis Oleh Pada Ming 27 Okt 2019. Kategory Cerpen/Opini, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek