; charset=UTF-8" /> Antara Hari Jadi dan Oligarki - | ';

| | 276 kali dibaca

Antara Hari Jadi dan Oligarki

Penulis : Teddy Maembong

20 tahun sudah terbentuknya Provinsi Kepri. Kalau kita analogikan dengan umur seorang anak tentulah umur 20 itu, umur yang sudah beranjak bujang kalau kita memakai istilah bahasa Melayu.

Dimana didalam diri anak bujang Melayu yang didalamnya ada semangat, ada rasa ingin tahu segala hal. Bagi anak bujang Melayu umur 20 , umur dimana ia mulai menata masa depan

Begitulah analogi saya tentang umur 20 tahun hari jadi provinsi kepri. Tapi provinsi Kepri bukan lah anak bujang yang bisa bebas menentukan masa depannya

Provinsi Kepri saat ini seperti anak bujang yang hilang tali pengikat marwahnya sendiri. Dimana anak kepri seperti pendatang di negri sendiri, kepri seakan seperti negeri yang tak bertuan.

Saya rasa slogan provinsi Kepri harus dirubah, dirubah menjadi berpancang kolusi bersauh oligarki. Hampir di setiap lini terutama di tubuh pemerintahan, oligarki yang berkuasa.

Terkadang seorang gubernur seprti tunggul kayu yang tak bernyawa di hadapan oligarki-oligarko di bumi segantang lada ini. Begitu kuatnya pengaruh oligarki di pusat pemerintahan provinsi Kepri.di tambah lagi dengan politik dinasty yang akan di bagun di 2024.

Bahkan setiap dinasti sudah terang-terangan mencalonkan diri, suami mencalonkan menjadi gubernur, istri mencalonkan menjadi walikota

Di dinasty sebelah tidak jauh beda, dimana suami bakal mencalonkan lagi menjadi gubernur, dan si putra mahkota akan mencalonkan kembali menjadi bupati. Dan konon katanya emaknya mencalonkan menjadi walikota Tanjungpinang di 2024.

Secara konstitusional sah sah saja, tapi dengan politik seperti itu, akan rawan menjadi politik oligarki kembali. Saya mengagap hari jadi provinsi kepri hanyalah seremonial tiap tahunnya, tidak ada ide dan gagasan dari putra putri daerah yang dulu pernah berjuang bersama menjadikan kepri sebuah provinsi.

Hari jadi tidak cukup hanya dengan mengumpulkan semua tokoh nantinya, kalau hanya berkumpul tanpa adanya gagasan visi dan misi yang cemerlang dari para tokoh2 pendiri provinsi ini, saya kira tak ubah seprti emak emak yang ikut perkumpulan arisan, yang saat pulang hanya menceritakan aib sesamanya.

Ditulis Oleh Pada Sel 20 Sep 2022. Kategory Cerpen/Opini, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek