; charset=UTF-8" /> Terungkap Dalam Rekonstruksi : Setelah Dibunuh, Tersangka Afan Perkosa Jenazah Novita Sari - | ';

| | 11,705 kali dibaca

Terungkap Dalam Rekonstruksi : Setelah Dibunuh, Tersangka Afan Perkosa Jenazah Novita Sari

Rekonstruksi pembunuhan Novita Sari, ternyata setelah korban tewas baru diperkosa oleh tersangka Afan.Tanjungpinang, Radar Kepri-Setelah mengungkap dan menangkap pelaku pembunuhan sadis dengan korban Novita Sari (23). Polres Lingga menggelar rekonstruksi (reka ulang) kasus pembunuhan yang menggegerkan masyarakat Kabupaten Lingga tersebut. Dalam rekonstruksi dengan pengawalan ketat Polres Lingga. Terungkap, ternyata tersangka Afan memperkosa almarhum Novi setelah korban meninggal.

Adegan rekonstruksi dengan nomor urut 34 ini merupakan fakta baru, karena selama ini belum diketahui, apakah Novi itu di perkosa kemudian di bunuh. Atau di bunuh dulu baru di perkosa, ternyata berdasarkan rekonstruksi yang diperagakan langsung oleh tersangka Afan (44), Novi dihabisi kemudian mayatnya di perkosa.

Dari 70 adegan rekonstruksi yang diperagakan tersangka Afan pada Sabtu (11/01) lalu, penyidik merangkai menjadi 24 adegan yang  diakhiri  dengan adegan tersangka Afan kembali ke pondok mertuanya. Di pondok ini, tersangka Afan mencincang celana dalam Novi dan memakannya. Novita Sari, gadis 23 tahun, kerani di perusahaan bauksit di Dabo Singkap, Lingga, ditemukan tewas mengenaskan di hutan di Jl Kuburan, Manggu, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga pada 23 Desember 2013. Tubuhnya tinggal tulang belulang. Diduga ia dibunuh dan diperkosa sebelum dihabisi. Ia menghilang sejak Kamis 4 Desember lalu dari rumahnya.
Rabu 18 Desember 2013, pukul 10.00 WIB,  Abdullah Yusuf, warga Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, tampak bergegas masuk ke Polsek Dabo Singkep. Wajahnya terlihat tegang. “Saya mau melaporkan anak saya yang hilang,” ujar bapak berusia 68 tahun itu kepada seorang petugas jaga kepolisian.
Abdullah sudah merasakan tak tenang sejak anaknya Novita Sari tak pamit ketika pergi dari rumah Kamis, 4 Desember 2013, tanpa meninggalkan pesan apapun. Padahal ia sudah terbiasa ditinggal gadis 23 tahun itu berminggu-minggu, tapi entah kenapa setelah hari itu ia mulai tak tenang.
Abdullah sedang melaksanakan salat magrib pada saat Novita meninggalkan rumah. Novita pergi mengendarai sepeda motor merek Ved warna merah dengan nomor polisi BP 2950 LC. Polisi kemudian menerima laporan Abdullah dengan nomor laporan Nomor LP-B/41 /41/XII/2013. Itulah terakhir kali Abdullah melihat keberadaan putrinya. “Saya minta masyarakat atau  siapapun yang menemukan anak kami, segera melaporkan ke pihak kepolisian,” kata dia.
Novita Sari selama ini bekerja di perusahaan tambang bauksit PT Telaga Binta Jaya (TBJ). Sudah setahun ia menjabat sebagai kerani atau pegawai administrasi bagian gudang. Segala urusan administrasi pergudangan menjadi tanggungjawab dia. Perusahaan itu berada di Dusun Tinjul, Sungai Gelam, Dabo Singkep.”Dia pergi dari rumah setelah seminggu menerima gaji sekitar 29 November 2013. Berarti perginya 4 Desember 2013,” ujar pria dengan rambut yang mulai memutih itu. Abdullah sempat menduga Novita kabur dari rumah bersama orang lain.
Ia pun sudah tak bisa mengontak Novita melaluli sambungan telepon. Selain perasaannya yang mulai tak enak, Abdullah ingin memastikan keberadaan putri bungsunya itu, agar dirinya pun tenang.”Kalau melarikan diri tolong beritahu, bapak tak pernah curiga selama ini. Apalagi dia sudah biasa di tempat bekerja selama 15 hari, dan baru pulang ke ruma,” ujar Abdullah.
Di mata Abdullah, Novita adalah sosok anak yang patuh. Ia pun bahkan tak pernah marah kepada anak gadis perawannya itu. “Saya tak menduga kalau Novi (Novita) berangkat dari rumah tanpa memberitahu. Biasanya selalu memberitahu,” kata dia.
Helm dan Sendal Jadi Petunjuk

Tersanga Afan ketika mencekik Novita Sari hingga tewas.

Tersanga Afan ketika mencekik Novita Sari hingga tewas.

Titik terang penemuan Novita Sari dalam kondisi tak bernyawa menemui titik terang. Helm dan sendal yang biasa digunakan Novita Sari ditemukan pada 23 Desember 2013. Seorang warga Dabo, menemukan helm dan sendal itu hanya berjarak sekitar belasan meter dari jasad gadis yang biasa disapa Novita itu. Temuan itu lantas dilaporkan ke pihak kepolisian.
Persis penemuan di pinggir jalan tanah menuju perusahaan. Jarak dari perusahaan sekitar 2 kilometer. Dari jalan raya aspal Dabo sekitar 2 kilometer. Hanya saja penemuan mayat tak beriringan dengan penemuan helm dan sendal. Keesokan harinya, pihak kepolisian bersama warga Dabo memutuskan menyisir lokasi penemuan helm dan sendal untuk mencari Novi.
Awalnya keberadaan Novi ternyata tetap tak ditemukan. “Warga dan pihak kepolisian awalnya menyisir di sebelah kanan jalan ditemukannya helm dan sendal, namun tak ditemukan,” ujar masyarakat yang ikut dalam penyisiran. Pencarian kemudian dialihkan ke sebelah kiri jalan.
Barulah, tak jauh dari lokasi tersebut hal mengejutkan semua orang terjadi. Sosok mayat dengan kondisi mengenaskan tampak di depan mata semua orang. Warga dan petugas kepolisian terkejut bukan kepalang.
Kondisi mayat benar-benar menyedihkan. Kondisi mayat tak bisa dikenali. Tulang belulang mayat sudah berserakan. Hanya ada beberapa pakaian yang masih melekat di tubuhnya, termasuk baju dan celana panjang. Tulang belulang dan pakaian mayat yang diduga Novita itu langsung dikemas pihak kepolisian.
Potongan tulang belulang dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lingga. Di sana mayat mulai diidentifikasi. Terutama dari kasat mata. Beberapa petunjuk seperti baju, sendal, dan helm. Dari sana polisi kemudian mengidentifikasi mengenai identitas mayat tersebut.
Abdullah yang telah membesarkan Novi selama 23 tahun melihat helm dan sendal langsung mengenali barang-barang milik Novi. Keyakinan semakin kuat begitu melihat baju anaknya. “Iya itu anak saya, saya kenal dari bajunya,” ujar Abdullah dengan gemetar.
Proses identifikasi masih dilanjutkan dari tim forensik Mapolda Kepri guna mengetahui penyebab pasti kematian Novi. Pada saat itu polisi belum dapat memastikan penyebab kematian apakah Novi korban pembunuhan atau meninggal dalam kondisi wajar. Belakangan baru terungkap ada dugaan kuat Novi dibunuh karena ia meninggal secara tidak wajar.(muslim tambunan)

Ditulis Oleh Pada Jum 17 Jan 2014. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek