Smansa Juara Pool B, Skansa: “Mereka 2 Level di Atas Kami”
Tanjungpinang, Radar Kepri-Perhelatan MW Cup masih bergulir, namun untuk pool B sudah menuntaskan laga-laga antar tim dan akhirnya Smansa keluar sebagai juara pool B dengan melibas Skansa. Menyisakan pertarungan antara tim SMA Djuwita kontra Smanpat yang tidak lagi berpengaruh. Dengan menjadi juara grup Smansa akan ke semi final melawan runner up pool B yang hasilnya belum diketahui karena masih menunggu hasil pertarungan antara tim MW B kontra SMA 1 Binut.
Kendati berhasil dikalahkan tim Smansa, Skansa menjadi Runner up pool B dan tetap masuk semifinal melawan juara pool A, MW A yang menang tanpa tanding sebab tim Bintim tidak kunjung datang ke arena. Laga 2 kubu ini dipimpin wasit perbasi, Firdaus dan M. Alparth.
Pertarungan Smansa versus Skansa menjadi pertarungan paling alot dalam pool B. penonton yang memenuhi areal lapangan sekolah maitreyawira terus berteriak mendukung tim Smansa. Adu ketangkasan kali ini Kelvin atau yang akrab disapa Aping Chua menjadi sorotan.
Aksi lay up remaja penyuka warna hitam ini sangat mempesona pengunjung. Penulis yang berada diantara kerumunan penonton mendengarkan ragam komentar setiap aping melakukan lay up di ring lawan. Teriakan yang ditujukan kepada pelajar kelas 12 IPS 2 Smansa itu bukan hanya dari kaum hawa namun penonton kaum adam ikut terpana dengan aksi lapangannya. Melihat aksi tim besutan coach Johan, bahkan ada yang ingin adu kemampuan dengan Smansa lewat sparring partner (laga persahabatan). “Kita ajak Smansa Sparring Partner ,” celetuk sekelompok remaja.
Sebagai atlet pilihan, Aping menunjukkan power skill sesungguhnya dalam laga melawan Skansa. Didukung postur tubuh semampai semakin memudahkannya bersama tim bermain lepas. Sementara dikubu Skansa, anak-anak binaan Belsasar Simanjuntak, habis-habisan melakukan perlawanan. Aura pertandingan tampak berat sebelah.
Dikubu Smansa, ada 3 bintang pilihan yang mewakili tim Basket Tanjungpinang berlaga di Gubernur Cup beberapa waktu lalu, yakni Kelvin alias Aping, Samuel dan Chen Ping Jui alias Pingping. Tiga tim yang berhasil dikalahkan tim Dilivio, Smanpat, Djuwita serta Skansa dalam 3 laga itu Pingping lebih bermain slowdown, tentunya terpilihnya 3 orang ini membuktikan mereka individual yang memiliki skill lebih dari rekan-rekannya. Kapten SMK Pembangunan, Hengky alias Abi juga kebagian peran dalam tim yang dikirim ke Batam ini. Beserta kapten MW, Keben.
Secara fisik 2 tim ini cukup imbang namun untuk bertarung melawan kelas Smansa, Skansa benar-benar tidak berdaya. Ditambah lagi tim yang diutus untuk mengikuti perhelatan MW Cup dari kelas 10 dan 11. Sedangkan kakak kelas senior tidak diberi izin lagi bertanding.
Mereview perhelatan walikota cup, tim ini pun kandas ditangan Smansa yang pada akhirnya mempertemukan Smansa dan SMK Pembangunan di final. Begitupun SMK MW takluk, bahkan sang kapten tim menyatakan rasa penasarannya terhadap tim Smansa. Sayangnya SMK Pembangunan tidak ikut serta dalam MW Cup ingin melihat bagaimana peningkatan kemampuan tim Hengky jika bertemu dengan tim Dilivio lagi. Skansa kala itu sempat mengejar ketertinggalan poin dari Smansa dengan permainan agresifnya. Namun pengalaman tanding anak-anak didik Imam Syafii tersebut menjadikan tim ini tetap tenang dan terus berupaya kembali meraih poin demi poin.
Permainan 2 tim tangguh ini sangat agresif tidak memberi lawan untuk mengembangkan permainan. Tim Skansa yang beranggotakan Jacky, Stanly, Javier, Kennedy, Apendi, Robin, Jordan, Kusuma, Chelsea, Jekie, Chris, dan Celvin walau sudah tahu dengan keunggulan lawan tetap berusaha mengejar poin yang jauh tertinggal. Beberapa kali atlet-atlet tim ini terjatuh namun mereka terus bangkit, tidak mau menyerah begitu saja.
Menurut Belsasar Simanjuntak, pelatih tim Skansa, kekalahan timnya memang sudah diprediksi sedari awal. Karena mereka tahu dengan kualitas Smansa yang jauh diatas mereka. “Smansa 2 level diatas kami,” akunya. Dan masuknya tim Smansa ke semifinal Yos Cup rupanya sudah menyebar keberbagai tim basket Tanjungpinang. Walau hanya tembus semifinal, nama tim ini cukup menggetarkan dengan mampu bersaing dengan tim-tim basket level Batam yang sudah punya kelas sendiri. “Itu prestasi yang tidak biasa. Dari schedule saja, sudah bisa dibaca Smansa unggul, tetapi dengan tim yang apa adanya kami memberikan perlawanan yang berarti,” katanya.
“Kami bisa mencapai poin 20, itu bukti perlawanan kami paling tidak setengah dari perolehan poin Smansa,” tambahnya. Kepala sekolah Smansa, Dr. Imam Syafeii, memprediksi anak-anak didiknya mampu tembus ke final. “Prediksi saya smansa masuk final, semoga bisa mempertahankan kejuaraan yang sebelumnya.” harapnya.
Dari awal quarter, Smansa sudah mendulang 21 poin. Dan Skansa 2 poin, sempat stagnan diangka 21, seakan mengulang kisah Walikota Cup. Skansa mulai mengejar, tetapi saat dimasukan lagi Hermanto memberikan sumbangan poin memecahkan kebuntuan poin diangka 21. Remaja berkumis tipis ini menebar senyuman kala shotnya berhasil membobol kebuntuan. Sembari tersenyum ia terus berlari dan berbagi bola dengan rekan setimnya.
Laga versus Skansa, mantan anggota tim ini, Gustianus Fernando tampak ikut menyaksikan tim yang sudah membesarkan namanya tersebut. Dengan balutan kaos hitam, gusti duduk lesehan disamping bangku cadangan. Wajah manisnya ikut tersenyum kala rekannya menjebol ring lawan. Tim yang ditinggalkannya kini diisi oleh Raymond Andilsim, Hermanto, Samuel, Donny Antoni, Kelvin, Chen Ping Jui, Melvin, Calvin Agustinason, Vincent Lee, Eric Cantona, Edward Apriandi dan sang kapten Dilivio Angeleo alias Ahao.
Diakhir quarter, Smansa menutup laga dengan skor 11-5 dan total skor akhir 44-20, mengantarkan tim ini sebagai juara pool B dan Skansa sebagai Runner Up. Selain memiliki bintang dengan skill mumpuni, tim Smansa juga memiliki bintang-bintang gesit yang tentunya sangat berperan menghalau juga mengoper bola serta menerobos lawan-lawannya, seperti Vincent Lee dan Melvin. Pemilik rambut badai ini, meski masih terbilang baru dalam tim inti namun sudah menunjukkan kualitasnya, ia bersama Raymond cepat beradaptasi. Tubuhnya cenderung lebih kurus dibanding Kevin Jonathan, sangat menguntungkan menyelip diantara para pemain yang bertubuh jangkung. Lanni