Pemilu Pada 9 April 2014 Terancam Batal
Batam, Radar Kepri-Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berada di posisi yang sangat strategis. Takdir geografis ini membuat provinsi Kepri menjadi pintu masuk illegal terbanyak di Inodonsia. Terdapat 69 titik pintu masuk illegal, yang masuk datanya ke anggota komisi I DPR-RI. Ironisnya, meskipun berbatasan dengan dua Negara maju (Singapura dan Malaysia), ternyata system pertahanan dan perlengkapan pendukung untuk menangkal masuknya kejahatan di Kepri sangat minim dan usang.
Hal itu diungkapkan Tjahyo Kumolo, Sabtu (16/11) di hotel Harris, Batam center ketika membuka rapat kerja daerah (rakerda) DPD PDI-P Provinsi Kepri.”Pulau terluar akan kita perjuangkan untuk mendapatkan alokasi anggaran khusus. Anggaran intelejen di Kepri juga akan kita usulkan dan perjuangkan no limit.”sebut Sekjen DPP PDI-P ini.
Pada bagian lain, Sekjen DPP PDI-P juga menyoroti pemilu 2014 terancam “batal”. Analisis ini, kata Tjahyo Kumolo SH setelah mencermati dinamika yang terjadi saat ini.”Hal ini terkait dengan persiapan partai, bangsa ini, pemerintah serta KPU dan semua pihak.”katanya.
Menurut Tjahyo Kumolo SH.”Yang pertama, gerakan perkembang dan dinamika politik nasional, saya menyampaikan “ada carut marut” tata kelola penyelenggara pemilu. Setiap keputusan politik pembangunan nasional, mempunyai implikasi yang tentunya dirasakan oleh seluruh pejabat daerah.”jelasnya.
Menjelang tahun 2014 ini, lanjut Tjahyo Kumolo SH.”Kondisi perekonomian akan semakin berat, nilai tukar dolar pada awal tahun pasti akan diatas Rp 13 000.”ujarnya.
Dikatakan Tjahyo Kumolo, banyak kebijakan-kebijakan dan pernyataan-pernyataan pejabat nasional yang meresahkan.”Ada pernyataan yang ingin kita dapatkan sebagai bangsa. Yaitu, kita bangsa bangsa merdeka, kita bangsa yang berdaulat, bangsa yang berdikari yang punya jati diri.”terangnya.
Tapi yang muncul, kata Tjahyo Kumolo SH adalah pernyataan-pernyataan yang tidak dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.”Urusan bunda putri, urusan sapi. Ini Negara yang besar, orang mau jadi gubernur, bupati, walikota dan presiden, itu soal gampang. Kita mencari seorang pemimpin nasional yang bisa bertanggungjawab.”tegas Tjahyo Kumolo SH yang disambut aplus dari peserta rakerda dan tamu undangan yang hadir.
Ditambahkan Tjahto Kumolo SH.”Pemimpin nasional yang mampu menjaga kedaulatan Negara yang merdeka, yang diproklamirkan Bung Karno. Jembatan emas kemerdekaan menuju kesejahteraan rakyat.”tukasnya.
Masih Tjahyo Kumolo SH.”Kita ingin hidup sebagai bangsa yang mandiri, punya sikap dan bangsa yang berbudaya.”tegasnya.
Tjahyo Kumolo SH juga menyindir toleransi yang terjadi saat ini.”Di Jakarta saja, orang mau bangun gereja, mau beribadah. Sulitnya setengah mati. Dulu nggak ada kelompok Siah, kelompok Ahmadiyah dikejar-kejar, digebuk. Dimana posisi Negara dan dimana posisi pemerintah ?.”katanya.
Tjahyo Kumolo SH juga menyoroti.”Banyak prajurit polisi yang terbunuh, sampai sekarang belum tuntas. Kemudian 23 orang prajurit TNI yang terbunuh di Papua, tidak dikejar sampai tertangkap siapa yang membunuh. “ujarnya. Beberapa pernyataan “keras” lainnya, namun sesuai fakta dan realita di Negara ini juga disampaikan Tjahyo Kumolo SH dalam rakerda tersebut.(irfan)