Pelacuran di Perkebunan Sawit Pahang dan Johor Ada Yang Beking ?
Tanjungpinang, Radar Kepri-Adanya dugaan lokalisasi (tempat pelacuran,red) terselubung di sejumlah perkebunan sawit negara bagian Pahang dan Johor, Malaysia terkesan dibiarkan Polisi Diraja Malaysia (PDRM), imigrasi, Rela dan otoritas hukum di Negeri Jiran tersebut.
Seorang sumber radarkepri.com mengungkapkan ladang sawit di Pahang sangat luas. Sebagian bahkan tak terjangkau signal ponsel.”Seperti di daerah Koalalitis Kichau 11, Pahang. Didaerah itu mana signal hp, disitulah banyak wanita Indonesia menjadi pemuas nafsu para pekerja kilang dan perkebunan sawit. Itu jauh tempat, bahkan kalau malam kapal besar ke pulau Jawa terlihat dari situ.”terang sumber.
Tempat pelacuran tersebut, terang sumber bukan bangunan permanen tapi hanya bedeng-bedeng dari kayu atau papan triplek saja.”Hanya tempat begituan saja. Tarifnya 60 Ringgit, tapi 10 Ringgit untuk pengelola tempat, seperti uang keamanan yang dikoordinir seseorang.”beber sumber sambil menyebut nama koordinator daerah tersebut berinisial Ab dan BS.
Berjalan mulus tanpa tersentuh Aparat Hukum lokalisasi ini, kata sumber karena pemilik kebun sawit orang kuat di Malaysia dan dibeking oleh seorang oknum aparat berpangkat tinggi.”Kalau di Indonesia, ada bintangnya, semacam dari Polisi Militer gitu “tambah sumber.
Karena itu, lanjut sumber, jika ada operasi, pasti tidak ada hasilnya kecuali digelar secara mendadak dan serentak.”Para pekerja ilegal dan PSK sudah pasti disembunyikan di hutan-hutan sebelum razia dilaksanakan. Paling hanya menemukan bedeng-bedeng kosong.”ungkap sumber.
Dalam waktu 20 hari atau 27 hari saja, lanjut sumber para pelacur yang menjajakan diri di daerah itu, lanjut sumber, bisa menghasilkan 6000 sampai 7000 Ringgit atau sekitar Rp 30 juta hingga 40 juta rupiah.”Itu memang tempat cari uang cepat.”celoteh sumber.
Hingga berita ini dimuat, upaya konfirmasi dan klarifikasi ke pihak-pihak terkait termasuk otoritas lainnya masih dilakukan media ini, namun belum berhasil.(red)