; charset=UTF-8" /> PDAM Jual Angin, Warga Kampung Pertanian Ancam Demo - | ';
'
'
| | 1,050 kali dibaca

PDAM Jual Angin, Warga Kampung Pertanian Ancam Demo

Tempat Penampungan Air Bersih sebelum di Salurkan ke masyarakat=

Inilah tempat penampungan air bersih milik PDAM Dabosingkep sebelum di salurkan ke masyarakat.

Lingga, Radar Kepri-Sejumlah warga di Kelurahan Dabo mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lingga. Warga menilai pasokan air bersih yang di salurkan PDAM cabang Dabosingkep sering macet ke 50 Kepala Keluarga (KK) di RT 04 dan RT 14,  RW 03, Kampung Pertanian sehingga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih sejak enam bulan lalu.
Selain di daerah pertanian di Desa Tanjung Harapan juga mengalami hal yang sama.”Air jarang hidup normal, kalau air hidup malam diatas jam 12 malam. Yang membuat para pelanggan tidak tidur.”ujar  Jang.

Harapan masyarakat supaya pihak PDAM benar benar memperhatikan kebutuhan masyarakat terlebih terkait masalah air bersih. Macetnya pasokan air ke warga tidak hanya musim kemarau, namun di musim hujan juga sering macet. Sementara menurut Jang.”Pembayaran tetap besar, walaupun air sering macet.”ujarnya.
Pembayaran yang di bebankan kemasyarakat sangat besar sekitar  Rp 12 ribu per-kubik.”Satu bulan kami bisa kena Rp100 ribu. Ini sangat membebankan masyarakat. Ini jelas pembengkakan, sementara jalan air tidak normal, masyarakat sering membuka kran air sebelum air jalan, namun yang keluar adalah angin dan membuat meteran air berjalan dengan kencang. Masyarakat membayaran tetap besar.”terang Jang, Sabtu (15/03).
Ketika pihak PDAM tidak mengindahkan keluhan masyarakat ini.”Warga Desa Tanjung Harapan akan ikut membuat aksi ke PDAM. Kita beri waktu dua hari untuk memberikan jawaban kepada warga. Jika tidak, kami tak menjamin dapat menenangkan warga. Berbagai upaya telah dilakukan warga, termasuk mendatangi PDAM untuk mempertanyakan hal ini. Namun, PDAM tidak memberi respon.”terangnya.

Sulitnya mendapatkan air bersih di daerah tempat tinggalnya, disinyalir ada permainan oknum pegawai PDAM. Berdasarkan fakta, pernah salah seorang warga mengancam akan membesarkan persoalan ini ke media massa. Begitu mendengar ancaman warga itu, air bersih langsung  mengalir ke kediaman warga itu.

Namun hal ini tidak berlangsung lama, beberapa hari kemudian, air kembali macet. Kecurigaan warga juga bertambah besar ketika ada warga lainnya yang mendesak agar air ke rumahnya segera dialirkan. Hasilnya juga sama, air mengalir lancar di ke rumah warga tersebut.”Saya curiga, ada kecurangan yang dilakukan PDAM dalam mendistribusikan air bersih,” ucap Bayu.

Diungkapkannya, air dari PDAM mengalir ke rumah warga sekitar pukul 24 00 Wib hingga pagi hari. Tapi tak setiap hari mengalir, kondisi ini membuat warga harus bergadang agar dapat menampung air.”Warga terus membayar rekening air,” imbuhnya.
Warga di daerah ini berupaya mendapatkan air bersih dari sumber lain. Akan tetapi, kondisi daerah tidak memungkinkan warga untuk mendapatkan air bersih dari sumur. Beberapa warga pernah mencoba membuat sumur. Malah, air yang didapatkan berkualitas buruk dan payau.”Upaya terakhir adalah membeli air dari luar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau warga yang mampu, mungkin tidak jadi persoalan. Bagaimana dengan warga yang tidak mampu ?”.tanya Bayu.
Sementara itu, Kepala PDAM Sazali belum dapat dihubungi terkait hal ini. Bahkan, ia juga sulit di temui. Nomor telepon seluler yang biasanya aktif, ketika dihubungi bernada tidak aktif. (muslim tambunan)

Ditulis Oleh Pada Sab 15 Mar 2014. Kategory Lingga, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek