; charset=UTF-8" /> Pasca Demo Warga Kampung Tua, Polisi Masih Siaga - | ';

| | 1,015 kali dibaca

Pasca Demo Warga Kampung Tua, Polisi Masih Siaga

Demo warga Tanjung Uma, Batam=

Demo warga Kampung Tua, Tanjung Uma di Batam yang menuntut hak atas 108 hektar tanah dikampung mereka.(foto by taherman,radarkepri,com)

Batam, Radar Kepri-Sekitar 15 ribu masyarakat Kampung Tua, Tanjung Uma, kota Batam melakukan aksi demo kekantor BP Batam (dulu Otorita Batam,red). Warga menuntut 108 hektar lahan Kampung Tua yang ada di Tanjung Uma di sahkah kepemilikannya, Rabu (23/10). Awalnya aksi berlansung damai dan kondusif, pendemo silih berganti menyampaikan orasinya meminta BP Batam dan Pemko Batam mengabulkan permintaan mereka.

Warga menklaim telah puluhan tahun mendiami Kampung Tua di Tanjung Uma tersebut.”Kami telah tinggal di Kampung Tua, Tanjung Uma turun temurun. Jauh sebelum Batam menjadi Kota Otonom dan Otorita Batam hadir. Tidak ada alasan dari pihak mana-pun mengusir kami dari Kampung ini.”tegas demonstran ditengah teriknya matahari. Ditambahkan pendemo.”Bagi kami, 108 hektar wilayah Kampung Tua di wilayah Tanjung Uma itu harga mati. Apapun resikonya akan kami hadapi.”teriak demonstran.

Dalam demo tersebut sempat terjadi beberapa kali keributan kecil antara pendemo dengan aparat keamanan dan Ditpam BP Batam (dulu Otorita Batam, red ). Namun kericuhan kecil tersebut selalu berhasil diamankan oleh pihak Polisi. Lama berorasi di tengah panasnya terik matahari, akhirnya perwakilan para pendemo di minta berdiolog oleh BP Batam secara tertutup di gedung kantor BP Batam dilantai dasar.

Rapat di hadiri oleh Gubenur Kepri H M Sani dan Kapolda Keprim Brigen (Pol) Endjang Sudrajat dan Danrem 033/WP Brigjen B Zuhirman. Sayangnya, rapat tersebut belum memenuhi aspirasi masyarakat kampung Tua di Tanjung Uma.

Buntu dan deadlock rapat internal ini membuat ribuan masa yang menunggu diluar memanas dan mulai terjadi kerusuhan. Bahkan beberapa demonstran sempat merusak dan membalikan mobil Dinas Pegawai BP Batam. Melihat aksi masa mulai anarkis,  Polda Kepri bertindak cepat mengamankan situasi yang mulai tidak terkendali itu. Mobil water canon dan gas air ditembakkan ke arah kerumunan masa, pendemo kocar-kacir menyelamatkan diri. Akhirnya suasana kembali kondusif.

Meskipun konsentrasi masa sudah berhasil dibubarkan, namun Polda Kepri dibantu Mabes Polri, Polda Sumsel, Polda Riau dan Polda Jambi masih bersiaga di lokasi yang dianggap rawan pasca pembubaran masa.

Limabelas ribu masa yang ikut melakukan aksi demo tersebut berasal dari 36 titik Kampung Tua yang ikut bergabung menperjuangkan nasib kampung tua. Terutama lahan Kampung Tua yang di kuasai oleh pihak investor dan di tambah dari puak-puak Melayu yang berada dipulau-pulau.

Padahal, Minggu (20/10) kerusuhan besar hampir terjadi dilokasi Kampung Tua, Tanjung Uma pasca kedatangan Wagub Kepri HM Suryo Respatino.” Kedatangan Suryo tersebut ditolak mentah-mentah oleh masyarakat Tanjung Uma. Karena, warga menilai tidak akan menyelesaikan masalah.”sebut sumber media ini dilapangan. Hingga berita ini dimuat, media ini belum berhasil menjumpai Wagub Kepri untuk konfirmasi terkait penolakan warga Kampung Tua ketika dirinya turun kelapangan.(taherman)

Ditulis Oleh Pada Rab 23 Okt 2013. Kategory Batam, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek