; charset=UTF-8" /> Kurang Makan Nelayan Vietnan Makan Rumput dan Daun - | ';

| | 1,389 kali dibaca

Kurang Makan Nelayan Vietnan Makan Rumput dan Daun

Dua orang ABK Vietnam sedang mencabut rumput untuk dimakan.

Dua orang ABK Vietnam sedang mencabut rumput untuk dimakan.

Anambas, Radar Kepri-Miris dan memprihatinkan, begitulah kondisi kehidupan Anak Buah Kapal (ABK) nelayan Vietnan yang tertangkap aparat Indonesia karena terlibat ilegal fishing di perairan Indonesia. Khususnya laut Natuna dan Anambas Kepulauan Riau  atau Kepri, kekurangan makan sebagian besar ada yang makan rumput atau tumbuhan yang tidak biasa di konsumsi masyarakat Indonesia di tambah lagi tempat penampungan yang tidak layak.

Menurut Erwin kepala PSDKP Antang, pemerintah Indonesia hanya memberi jatah makan 1 bulan lengkap dengan lauk pauknya. Setelah itu tidak ada lagi sedangkan sebagian besar dari 107 nelayan asing tersebut telah berada kebih dari satu bulan bahkan ada yang lebih dari 5 bulan menunggu proses deportasi ke negaranya.

Proses deportasi butuh pengurusan administrasi  kementerian  kelautan dan perikanan serta kementerian hukum dan ham serta instansi lain dan biaya pemulangan yang cukup besar.” Karena biasanya lewat jalur udara itulah sebabnya mereka lama di Antang.” lanjut Erwin.

Akibatnya banyak dari nelayan tersebut kekurangan makan, kalau keluarganya orang mampu di Vietnam biasa mengirim uang, kalau bisa komunikasi jadi mereka bisa belanja buat makan. Tapi yang sebaliknya, terpaksa makan seadanya apa yang bisa di makan di penampungan biasanya mereka saling bantu dan toleran sesama mereka. Lebih lanjut Erwin menjelaskan.”Saya tidak bisa berbuat lebih, selain tugas dan fungsi saya. Ka1rena ini kebijakan pusat,walaupun saya tetap berusaha mereka tetap makan walaupun seadanya.”jelasnya.

Jika tidak di kasih makan dibilang melanggar HAM, pria yang berasal dari  Jawa Tengah ini melanjutan.”Mereka tergolong rajin, hampir tiap hari masuk hutan untuk mencari makan, mulai dari tumbuhan maupun hewan di makan mereka bahkan rumput.”ucapnya. Biasanya mereka bangun pagi sekitar jam 05.00 Wib mulai masuk hutan, khususnya setelah hujan mencari buah buahan yang jatuh dari pohon seperti mangga ataupun yang lainnya.

Bahkan ada juga yang mencari ikan di seputaran Antang dengan alat seadahnya seperti pancing dan jala, ada hasilnya mereka makan bersama. Bahkan banyak warga Tarempa memanfaatkan tenaga dan keahlian nelayan Vietnam ini jadi tukang di rumah penduduk yang rusak ataupun kuli pangkul di pelabuhan dengan gaji seadanya.

Menurut seorang warga Antang, nasib nelayan tersebut miris sekali ada yang sering minta makan dengan warga sekitar karena lapar. Tapi mereka tidak berulah ataupun buat onar paling paling mengambil hasil kebun warga seperti kelapa pisang atau yang lainnya. Tapi warga biasanya maklum karena untuk makan.

Mereka termasuk kreatif membuat buat teh dari daun kering bahkaa memasak rumput untuk sayuran termasuk, buat obat dari rumput seperi demam panas malaria dan penyakit lainnya. Beberapa diantara mereka yang sudah lama di amankan  bisa berbahasa Indonesia walaupun kurang sempurna. (isza )

Ditulis Oleh Pada Sel 20 Des 2016. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek