Bumi Linau Dijarah, Pembangunan di Telantarkan
Lingga, Kepri Info-Pelantar pelabuhan masyarakat Desa Linau di Kecamatan Lingga Utara belum juga diperhatikan Pemerintah Kabupaten Lingga. Saat ini, pelabuhan terbuat dari kayu belasan tahun lalu, sudah reot dan lapuk. Bahkan mengancam keselamatan nelayan yang bermukim di area pelataran pelabuhan.
Dari dulu pelabuhan kayu ini di keluhkan masyarakat, karena sudah tak layak pakai lagi. Dari tahun ke tahun terbiarkan tanpa ada solusi dari pemerintah. Paku-paku lantai sudah banyak lepas, tongkat pelabuhan sudah lapuk dan goyang, bagi siapa saja melewatinya.
Aziz nelayan Desa Linau menuturkan, pelabuhan tersebut merupakan satu-satunya tempat sandaran perahu milik warga Linau. Tak jarang pula di gunakan warga lain yang ingin datang ke Linau, semuanya menyandarkan perahu atau pompongnya di pelantar tersebut.”Beginilah kondisi pelantar nelayan yang sudah termakan usia dan lapuk. Kita harus hati-hati melintasi di sepanjang pelantar, kalau tidak papan lantai kayu gelegar dan tongkat bisa patah. Bahkan mengancam kita yang melewatinya,” jelas Aziz.
Dulu sambung Aziz, panjang pelantar pelanbuhan 100 Meter, 50 Meter menjorok kelaut sudah roboh akibat lapuk. Tersisa 50 Meter, itupun sudah hampir ambruk.
Juga disampaikan Muhammad, kondisi pelantar sudah begitu parah dan membahayakan. Selaku nelayan setempat, ia berharap, pemerintah memperhatikan kondisi pelabuhan Linau.”Kami menambat (mengikat) pompong di pelabuhan. Di situ juga kami menaikkan hasil tangkapan dan menyeberang melalui pelantar jembatan yang telah uzur. Berpijak sudah terasa goyang, kapan kami menikmati pelabuhan baru. Jujur, kami sangat tersiksa dengan kondisi pelabuhan ini.”sebutnya.
Kepala Desa Linau, M Zein ketika ditanyakan media ini menjelaskan, pelabuhan desanya memang sudah parah dan sudah seharusnya di perbaiki. Ia berharap pemerintah daerah membenahi kembali pelabuhan, karena para nelayan menggunakan pelabuhan tersebut setiap ingin melaut.”Kami sudah melaporkan kondisi pelabuhan Linau ke instansi terkait, kerusakan tersebut bahkan beberapa tahun lalu dalam Musrenbang sudah di usulkan.Namun, sampai sekarang belum ada realisasi atau perbaikan sama sekali.”sesalnya.
Usia Kabupaten Lingga sudah memasuki Ke-10 Tahun, dan keluhan masyarakat nelayan Desa Linau sudah dari dulu-dulunya meminta dan berharap pembangunan pelabuhan baru buat masyarakat nelayan Linau, namun hal itu tidak ada perhatian sama sekali. Bahkan banyak yang menuding dan berasumsi, terbiarnya pelabuhan tersebut, di karenakan korban politik saja. Penguasa saat ini, kalah pada Pilkada beberapa tahun lalu di Linau, sehingga pelabuhan tersebut seakan sengaja dibiarkan, tanpa memikirkan nasib masyarakat nelayan yang sehari-hari menggantungkan nasib di laut.
Sementara itu, awal kabupaten Lingga, hasil alam Linau habis di babat terutama kayu bermutu tinggi yang konon untuk kesejahteraan masyarakat dengan dalih perkebunan sawit. Faktanya, untuk membangun dermaga nelayan saja, pemkab Lingga tak mampu. (amin)