Bayi Tanpa Batok Kepala Itu Akhirnya Meninggal Dunia
Lingga, Radar Kepri-Bayi tanpa batok kepala yang lahir di RSUD Dabo pada Jumat (24/05) dengan berat 2,5 kilogram hanya bertahan hidup selama 2 hari. Minggu, (26/05), bayi pasangan warga Paya Luas, Kecamatan Singkep Barat ini menghembuskan nafas terakhirnya.
Jika pada kondisi normal saat dilahirkan, kepala bayi dulu yang muncul di bibir rahim. Namun dalam kelahiran bayi tanpa batok kepala ini, yang pertama kali muncul adalah wajah bayi.”Benar ada bayi dengan tanpa batok kepala ini lahir di RSUD. Tadi pagi meninggal setelah bertahan hidup selama 2 hari, tanda-tanda kelahiran sudah muncul sejak bayi ini akan dilahirkan, diantaranya wajah yang duluan keluar,” kata Direktur RSUD, Dabo, dr Yan Cahyadi.
Di katakan, sejauh ini, bayi dengan kelainan yang disebut Ansencephalus telah dua kali lahir di RSUD Dabo. Bayi pertama yang lahir beberapa tahun lalu, hanya dapat bertahan hidup satu malam.”Memang, bayi dengan kelainan ini tidak dapat bertahan hidup lebih lama,” ucap dokter yang enggan menyebutkan identitas orang tua bayi karena alasan kode etik kedokteran.
Hal ini disebabkan, selain tanpa batok kepala, bayi dengan kelainan ini juga kekurangan lain, yakni fungsi jantung, hati dan liver tidak sempurna. Penyakit yang berasal dari virus Toksoplasma ini berasal dari hewan kotoran hewan peliharaan. Sejauh ini, kucing adalah hewan yang paling dekat dengan manusia, hingga umumnya infeksi Toksoplasma yang masuk ke manusia berasal dari kucing.”Hingga kini, belum ada upaya penyembuhan yang dapat dilakukan. Upaya penyembuhan belum ada, namun kelainan ini dapat di cegah, yaitu memeriksakan diri sebelum kehamilan.”sebutnya
Dia menjelaskan, ada beberapa tingkatan dampak virus ini bagi kelahiran bayi. Kasus yang paling berat adalah bayi meninggal di dalam kandungan, sehingga harus dilakukan aborsi. Bayi lahir dengan berbagai kelainan di antaranya tanpa batok kepala, bahkan ada yang lahir tanpa wajah.
Dampak yang paling ringan dari virus ini menimpa bayi adalah terjadi cacat bibir sumbing.”Untuk itu, pola hidup bersih dengan mencuci tangan sehabis bermain dengan hewan peliharaan perlu benar-benar di perhatikan.”himbau dr Yan Cahyadi. (tmb)