ASPEKK Tolak Oknum Wartawan Buta Huruf

Organisasi wartawan Kundur yang tergabung dalam ASPEKK menolak oknum wartawan buta huruf yang ingin bergabung.(foto by ahmad, radarkepri.com)
Kundur, Radar Kepri-Hari gini masih di dapati oknum yang mengaku-ngaku wartawan Kundur, tapi kuatdugaan buta aksara alias buta huruf. Hal ini, tentu sangat memalukan bagi dunia wartawan, apalagi Kundur kedepan akan menjadi sebuah kabupaten. Sangat tercoreng wajah dunia wartawan kita.
Berdasarkan fakta dan temuan itulah, Ketua Asosiasi Pers Kepulauan Kundur(ASPEKK), Sudarno (52) yang dianggap beberapa kalangan sebagai wartawan senior menolak oknum wartawan buta huruf itu bergabung dengan wadah organisasi ASPEKK ini.”Aneh, ngaku wartawan, tapi buta huruf. Karena itu kita dengan tegas menolak.”kata Sudarsono kepada Radar Kepri, Selasa (18/09).
Sambung Darno sapaan akrab Sudarsano, di kalangan antar wartawan Kundur dan sekitarnya.” Dia si “I” alias “E”, apa gak malu ngaku jadi wartawan. Apakah medianya tidak tahu, kalau dia buta huruf ?. Bahkan Kabiro setingkat provinsi sekalian. Sudah jelas-jelas melanggar Kode Etik Jurnalis, apalagi si buta huruf ini diduga telah masuk dan menjadi anggota organisasi wartawan Kundur lainnya. Sudah jelas-jelas melanggar AD-ART organisasi tersebut. Apakah pengurus bahkan ketuanya tidak tahu hal ini ?.”heran Darno berapi-api.
Sebagai salah satu program sebelum bercita-cita mensejahterakan anggota ASPEKK, Darno dan salah satu programnya akan mengundang Dewan Pers dan Pengurus PWI untuk membuat salah satu program semacam Uji Kopetensi Wartawan (UKW). Setidak-tidaknya mau berkonsultasi terlebih dahulu, karena di prediksi wartawan lokal belum teruji membuat pemberitaan yang layak. Atau bekal untuk menjadi wartawan yang profesional.”Namun, jika dilapangan yang di jumpai malah wartawan buta huruf, maka dengan tegas ASPEKK menolak wartawan buta huruf ini. Di harapkan keluarlah dari dunia pemberi informasi, baik cetak atau elektronik. Karena di kuatirkan SDM belum cukup. Malah nanti salah memberi informasi di tengah masyarakat.”tegas Darno.
Perlu kajian kembalilah, sambung Darno.”Informasi lainnya saya dengar-dengar, si buta huruf ini juga tidak mempunyai KTP. Jika mempunyai kartu Pers dari korannya, perlu kita pertanyakan pada medianya.”katanya.
Rupanya hal senada juga sempat jadi tanda tanya salah satu pengurus organisasi wartawan lainnya, inisial Asprn. Menurut Asprn.”Saya selaku sekretaris juga kecolongan, dalam waktu dekat. Kami pihak pengurus akan mengeluarkannya dari organisasi ini dengan tegas. Di sisi lainya si buta huruf ini menjadi loper atau tukang antar Koran. Tapi lagaknya seperti wartawan kawakan. Dugaan saya, si buta huruf sebagai tunggangan oknum wartawan lainnya di organisasi wartawan kami.”beber Asprn. (ahmad)