Uang “Lendir” Lancar, Prostitusi di Panti Pijat Terus Terjadi
Tanjungpinang, Radar Kepri-Selain panti di kilometer 14 arah Tanjung Uban yang menyediakan jasa plus-plus. Sejumlah massage berkedok panti pijat yang tersebar dari batu 7, jalan DI Pandjaitan, batu 9 arah Bincen batu 8 atas, Jalan WR Supratman juga diduga menyediakan pemijat plus-plus.
Hal terungkap dari pengakuan para pelanggan yang disampaikan pada media ini Minggu (01//09).”Hampir semua bisa dipakai (diajak berhubungan badan,red) bang. Sudah bukan rahasia lagi. Padahal, Sebagin dari mereka mengaku bersuami. Apa memang begitu, kita tak tahu jugalah.”celoteh M.
Menurut M, beragam alasan disampaikan para pemijat plus-plus ini rela menjual diri dengan tarif rata-rata Rp 300 rbu hingga Rp 500 ribu.”Yang paling banyak itu alasannya karena berhutang ke rentenir.”tambah M.
Bahkan di Jl WR Supratman, batu 8 atas masih kata M, tak ada pemijat yang benar-benar punya keahlian.”Pegang-pegang saja agak 15 menit, abis tu nawarin main.”ucap M sambil tertawa.
Selain main ditempat pijat, lanjut M, sebagian pemijat lain janjian ketemu di hotel atau wisma yang telah disepakati. Nanti pemijat ini datang ke kamar hotel atau wisma yang telah ditunggu oleh tamunya.”Biasanya menawarkan diri di aplikasi hijau, itu bang mechat.”tambah M.
Hingga berita ini dimuat, pihak Pemko Tanjungpinang belum melakukan penertiban ataupun penindakan atas maraknya prostitusi berkedok panti pijat ini. Akibatnya, timbul kesan ada oknum di Pemko dan aparat yang kecipratan uang “lendir” dari pemilik maupun pengelola panti pijat tersebut.(aliasar/red)