Testimoni Hery Suryadi Ungkap Keterlibatan Kepala BIN, Dirjen Dikti, Rektor dan CEO PT Buana Grup
Tanjungpinang, Radar Kepri-Mantan wakil II Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) menulis testimoni sejumlah kejanggalan dalam pengungkapan kasus korupsi yang membawanya duduk ke kursi pesakitan sebagai terdakwa di Pengadilan Tipikor pada PN Tanjungpinang.
Terstinoni yang ditulis Hery Suryadi ini membuka peran pihak lain yang seharusnya menjadi tersangka karena memiliki keterlibatannya dalam kasus korupsi yang diungkap Polda Kepri dan dilaporkan LSM Getuk.
Inilah testimoni yang diterima radarkepri.com dari M Adha Fadli, adik kandung Hery Suryadi.
“Sebelumnya sy tak mengenal Rektor UMRAH, Akhlus meminta bantuan tenaga ke Univ. Riau dan salah satu syarat org Kepri. Rektor Unri ketika itu merekomendasi sy.
1. 8 Sept 2014 sy dilantik menjadi WR 2 UMRAH, setelah pelantikkan sy dipanggil Rektor Prof. Syafsir Akhlus ke ruangannya diminta membuat surat ke menteri utk 3 paket pekerjaan : Sistem integrasi adm dan akademik, studi kemaritiman, studi energi di kepulauan senilai Rp. 216 M. semua itu ide rektor. Sy menumpang mengetik di komputer sekr. rektor sebab di ruangan sy tidak ada komputer. Setelah selesai sy berikan kpd rektor, kemudian dikoreksi oleh rektor redaksi sedikit, sy perbaiki kemudian sy serahkan kpd rektor. Setelah itu sy praktis tak tahu kemana dan dg sapa rektor berurusan. Setahu sy rector punya koneksi ketika itu sekr Dirjen Dikti DR. Patdono Suwignyo krn sama” berasal dari ITS. Ketika itu, Mr. Pat begitu rektor selalu menyebut DR Patdono sgt berperan dimana masa transisi pensiun Dirjen Dikti sgt lama terjadi kekosongan, jadi praktis surat menyurat dari kemendikbud ketika itu ditdtngni oleh Sekr. Dirjen Dikti DR. Patdono. Seiring pergantian kabinet dan dikti dipisahkan dari kemdikbud maka peran patdono sgt dominan sebab ketika kemristekdikti melakukan assesment utk dirjen di lingkungan kemristekdikti memakan waktu sgt lama sehingga peran Patdono sgt dominan. Seiring waktu berjalan Patdono terpilih menjadi Dirjen Kelembagaan di Kemristekdikti-skrg.
2. Sekitar nov akhir atau des awal UMRAH kedatangan tamu dari BUANA GRUP : Andrew, Kholid, Suwandi dan ada beberapa org lagi yg sy tdk kenal. Ketika itu sy dipanggil sekr rektor (Meiriani) utk hadir rapat yg dipimpin rektor & mengundang dekan FT Prof. Zubaydi, Dekan FIKP Dr. Bustami Ibrahim, Ka. UPT TIK Martaleli Bettiza dan ada beberapa org lagi dari UMRAH tp sy lupa. Sy keruangan, rapat sudah berlangsung. Sebelum rapat berakhir, sy izin keluar ruangan ke rektor sebab banyak surat yg harus didisposisi. Rapat berakhir kemudian Andrew, Kholid, Suwandi ke ruangan sy memperkenalkan diri dan memberikan kartu nama seraya berkata, “ Pak, kata Prof (maksudnya rektor) sy nanti hubungi bapak ya. Kalau ada apa” bpk hubungi saya saja. Sy hanya tersenyum seraya menjawab, “ok”.
3. Awal tahun sekitar bulan Feb sy dipanggil rektor menjelaskan bhw disetujui 3 paket tsb sebesar 100 M : Integrasi 30M, Maritim 40M, Energi 30M, rector berkata “ aku bilang ke orang” tu, setelah ini kontak awak saja”.
4. Sekitar Maret dtg surat ke perencanaan melalui email utk review 3 paket pekerjaan tsb di kemristekdikti hrs menyiapkan proposal, data dukung. Info ini sy diberitahu oleh Sdri Suci. Kemudian sy tny ke Martaleli apakah sudah ada proposal dan data dukung? Dijawab kami tak bisa pak buat proposalnya dan tdk ada data dukung. Sy lapor ke rektor, kemudian rektor menjwb, “ awak hubungi Andrew saja semua sudah di sediakan”
5. Sy kontak Andrew, kemudian Andrew bilang ok. Besoknya tim UMRAH brkt dan Andrew sy suruh kontak sdri Suci utk berikan proposal dan data dukung. Dalam catatan review tim Irjen ada membuat catatan. Setelah plg sy lapor rektor ttg catatan tsb, rektor jwb nanti aku suruh orang itu revisi kalau ada kesulitan di kementerian beritahu aku.
6. Rektor Tanya langkah apalagi yg harus dilakukan? Sy jwb hrs dibuat tim teknis utk paket IT (system integrasi). Sy katakan tim teknis membantu PPK utk menyusun Spec dan kebutuhan barang apa saja utk pekerjaan ini. Krn tim teknis terbatas kemampuannya, sy usul di bawa studi banding ke UNNES (Univ. Neg. Semarang) krn UNNES punya IT terbaik se Indo. Tim tenis terdiri atas : Martaleli Bettiza (Selaku Ka. UPT TIK /User ) , Hendra Kurniawan dan Tekad Matulatan (dosen Teknik Informatika UMRAH)
7. Setelah itu Tim IT UNNES ke UMRAH melihat kondisi eksisting UPT TIK UMRAH di kampus senggarang yg di handle oleh sdri Ibeth krn ruangan UPT TIK UMRAH yg ada tidak dirancang utk gedung TIK, Tim UNNES sarankan menggunakan data center berupa container.
8. Setelah itu saya dan tim teknis survey harga dan barang ke Jkt yg difasilitasi oleh Andrew, Khalid atas perintah rektor.
9. Sy keberatan ditunjuk PPK krn sy katakan sy tdk faham ttg IT, tapi rektor minta sy jadi PPK. Sy katakan sy tdk faham menyusun spec dan tim teknis juga tak faham, rektor jawab orang” tu yg susun spec, awak terima saja. Dengan berat hati dan rektor punya alasan sebab di UMRAH ketika itu sy yg punya sertifikat Pengadaan Barang dan Jasa.
10. Semua file terkait spec dll, kontrak dan dokumen kerja sy terima dari Andrew berupa draft email dan sy teruskan ke staf perencanaan sdr Wahyu utk di print kemudian diantar ke ULP Prov. Kepri sebab UMRAH tdk punya ULP. Sy hny pesan kpd Andrew agar jgn sampai mark up harga, dijawab Andrew, “Tidak pak, pokoknya aman.” Memang sy tdk memeriksanya sebab keterbatasan ilmu.
11. Sy sempat galau sebab khawatir kalau” bermasalah tapi krn memang system integrasi ini sgt di butuhkan UMRAH sebab ketika dilantik sy minta data, hampir semua data tdk diarsip dg baik sehingga menyulitkan utk buat kebijakan ataupun melakukan analisis.
12. Setelah selesai lelang dan kontrak ditdatgni sy berpikir yg penting sy mengawasi dg baik terkait barang” tsb sesuai kontrak yg dibantu oleh tim PPHP.
13. Sy pastikan semua barang dlm kontrak ada dan sesuai spec, berfungsi dan digunakan sampai hari ini serta tdk ada cacat mutu. Setelah data terkodinirkan dg baik terutama utk kepentingan akreditasi, saat ini 9 prodi di UMRAH sdh B sebelumnya C.
14. Ketika kasus ini muncul sy dipanggil oleh CEO BUANA GRUP Srd. BUDI YULIANTO ke Jkt ( sebelumnya sy tdk kenal dan jumpa ). Pertama jumpa di Htl Mercure Kemayoran tepatnya direstoran. Ketika itu hadir Andrew, Diki, Budi Y, Sy. Budi berkata, “ada hikmahnya pak ada masalah ini, krn kalau tidak kita tdk jumpa. Sy hanya senyum saja. Budi bilang kerja bapak sdh sgt bagus, itu salah kami. Sy akan langsung ke BG ( maksudnya : Jend. BUDI GUNAWAN Ka BIN ) jika terpaksa dan sy akan bilang ini pek. Teman sy, bkn paket saya. Sy jwb, “ kenapa harus dalam keadaan terpaksa, tolong selesaikan segera sebab diperiksa polisi itu masuk Koran, reputasi jelek dan sgt repot serta kasihan teman” PPHP, tim teknis, keuangan UMRAH.
15. Pemeriksaan di Polda tetap lanjut sehingga sy protes ke Andrew dan minta bertemu Budi lagi. Pertemuan ke dua di resto Htl Whiz Prime Klp Gading. Spt biasa yg hadir Andrew, Diki, Budi, Sy. Budi bilang sdh aman pak, yg urus org BIN, Sy bilang tolong segera di stoplah pak, semua jadi susah.
16. Pemeriksaan terus berlanjut, sy protes lagi ke Andrew dan sy di panggil lagi ke apartemen Budi di belakang Mall of Indonesia. Budi katakan sdh aman pak malahan yg melapor akan cabut laporannya sy percaya saja.
17. Ketika polis masuk, Tim Itjen dan BPKP sdg melakukan audit di UMRAH utk 3 paket tsb. Sy protes ke polisi sebab SE kabareskrim menyatakan polisi tdk boleh melakukan lidik jika APIP sedang audit tp dijwb oleh Bripka Yardi , “ kami mau tengok” aja pak.”
18. Sym mau melapor ke Kadiv Propam Mabes Polri ketika itu di jabat Irjen Idham Aziz ( saat ini Kapolda Metro Jaya ) di bawa oleh teman sy tp rektor melarangnya sebab pak rektor sdh dibantu temannya bintang 2 mabes polri org dekat Megawati tp sy tak Tanya siapa orgnya, sy percaya saja sebab rektor langsung bicara dan sy batalkan melapor ke propam.
Syafsir Akhlus adlh merupakan kaki tangan BUANA GRUP, buktinya :
1. Selama di Jkt selalu difasilitasi naik Alphard dan nginap di Htl Holiday Inn Kemayoran sebab menyatu dgn salah satu perusahaan BUANA GRUP. Sy tahu itu waktu jumpa Andrew di resto Holiday inn, sy kabari bhw sy dh di resto, tak lama Andrew dan Diki muncul, kok cepat kata saya, dijawab Andrew “ kan kantornya menyatu dg hotel, jadi kami jalan kaki saja. Setelah kasus ini muncul, Syafsir Akhlus kemana” pakai taxi dan pindah menginap di htl Mercure sabang
2. UMRAH pernah buat Rekor MURI pantun di sponsori oleh BUANA GRUP, syukurannya makan makan di restoran Sei Enam Teluk Keriting Tgpinang, di hadiri oleh Mhs pemantun dan ada spanduk dan BUANA GRUP, BUANA GRUP hadir 3 org tp sy tak kenal, salah satunya org Perancis.
3. Sy, Hendri Gultom, Yusmawan, Ulzana Zizi adlh korban sketsa pol dan BUANA GRUP. Sy tdk mengenal Zizi sama sekali sebelumnya, jumpa Zizi ketika di BAP di Polda Kepri setelah ditahan tp dlm konpers Kapolda dikatakan modusnya sdr HS (sy) menghubungi sdri UZ (Zizi). Sy td tahu pers Gultom dipinjam oleh BUANA GRUP, sy tahu setelah tdtgn kontrak, dlm masa hampir sebulan, brg belum di drop. Sy tlpn Gultom, Gultom jwb “itulah pak perusahaan sy dipakai, sy pun tak ngerti kerja mereka kok seperti ini pdhl pekerjaan besar. Sy jwb, “ ya lae (panggilan utk lelaki batak) hrs desak mereka sebab legalnya lae.” Sdr Yusmawan (Vendor Huawei Data Center) menahan barang juga sebab menagih DP sulit sekali katanya. Akhirnya sdr Yusmawan drop barang dan timnya kerja siang malam dan selesai seblm masa kontrak ( 28 des ), sehingga dilakukan launching Aplikasi 17 desember. Setelah launching sdr Yusmawan meminta sy menghubungi sdr Gultom utk pembayaran, sebab BUANA GRUP katanya terkenal suka mencicil pembayarannya, ada vendor yg infokan sdh setahun belum lunas. Sy hubungkan sdr Yusmawan ke Gultom, ketika pembayaran 100%, Gultom blok dana sebesar tagihan sdr Yusmawan dan transfer ke rek sdr. Yusmawan.
Kami berempat adlh para saksi sebelumnya yg tak pernah berhubungan dgn pol utk penyelesaian kasus ini atau dlm bahasa lain tak ada memberi sesuatu. Sy protes kenapa Andrew tdk dijadikan TSK? Pdhal di BAP jelas sy sebut ANDREW adlh operator semua ini Wassalam, terima kasih.
Hingga berita ini dimuat, pihak-pihak yang disebut dalam testimoni tersebut belum berhasil dijumpai radarkepri.com guna konfirmasi dan klarifikasi.(irfan)