Proyek Optimalisasi SPAM Yang Tidak Optimal
Tanjungpinang,Radar Kepri- Proyek optimalisasi SPAM (sistim pengelolaan air minum) yang terletak di Kelurahan Kampung Bugis terkesan tidak optimal. Proyek yang dibangun PU Kota Tanjungpinang menggunakan APBD tahun 2016 dengan pagu anggaran Rp. 2.5 miliar juga terkesan pemborosan anggaran.
Proyek SPAM awalnya dibangun dibawah bukit dengan membuat tiga sumur serapan (resepoar) dengan kedalaman sekitar 12 meter yang dilengkapi dengan solar cell. Karena tidak ditemukan mata air, proyek tersebut akhirnya dipindahkan tepat dibelakang Kantor Camat Tanjungpinang Kota.
“Walaupun lokasi SPAM dipindahkan, tapi debit air yang ada ditempat baru tidak maksimal, akhirnya dipakai sumur bor lama yang dibangun tahun 2010 dimana debit airnya lebih banyak. Dilokasi sumur bor lama tersebut juga dipasang solar cell dan pompa solar cell yang harganya mahal, bukan menggunakan listrik yang lebih murah,” ujar salah seorang sumber yang mengetahui seluk beluk tentang SPAM.
Ditambahkan sumber, proyek SPAM tersebut memang tidak ada masalah, tapi dari sisi anggaran tidak efisiensi dan terkesan pemborosan. Seharusnya tidak perlu membuat SPAM baru, cukup mengoptimalkan sumor bor lama yang debit airnya 1,5 liter perdetik nonstop.
“Akhirnya air didrop dari sumur lama ketempat penampungan yang berada di belakang kantor camat. Pemborosan juga terlihat dari pengadaan dua unit solar cell yang dipasang dilokasi SPAM dan sumur bor yang lama.
Kabid Cipta Karya PU Kota Tanjungpinang Ipan, ST saat dikonfirmasi via handphone mengatakan proyek SPAM yang berada dibawah bukit tersebut merupakan sumur penampungan air. Alasan dipindahkan SPAM kebelakang kantor Camat untuk menambah pasokan air karena warga yang mendaftar peminatnya banyak. “Dulu hitungan kita tidak sebanyak itu warga yang berminat, jumlahnya hanya 100 KK. Jadi untuk menambah pasokan air kita buat sumur bor baru yang berada di belakang kantor camat,” ujar Ipan, ST yang saat proyek SPAM tahun 2016 tersebut dibangun sebagai PPK.
Dilokasi proyek SPAM yang berada dibawah bukit dikerjakan oleh CV. Pribumi Jaya Mandiri tersebut terlihat beberapa material yang masih tersisa, seperti puluhan cincin sumur terlihat menumpuk, dan terdapat bangunan untuk menyimpan mesin solar cell. (wok)