; charset=UTF-8" /> Otak Kosong Lawan Kotak Kosong - | ';

| | 173 kali dibaca

Otak Kosong Lawan Kotak Kosong

Penulis : Irfan Antontrik ST, Pemimpin Redaksi media online radarkepri.com.

 

Menjelang hari-hari terakhir ditetapkan pengesahan pencalonan Datok Bandar, Jibun yang telah berkuasa selama satu periode di negeri Antah Berantah yang dipimpinnya terlihat gundah, galau dan cemas.

Kiah, istri Jibun tak berani bertanya dan mengusik lakinya. Karen dia paham betul watak lakunya. jika dalam situasi sekarang ini, dia banyak tanya akan kena tengking. Namun posisi Kiah serba salah, diam dianggap tak mau tahu kesusahan lakinya. Bertanya, sudah pasti tak memberi solusi karena pendidikannya yang tak tinggi. Kiah hanya bisa mengelus dada dan menunggu lakinya bicara

Didaerahnya, Jibun dikenal baik dan merakyat. Namun, anak buahnya, yang masih sodare mare membuat citranya jatuh karena kinerja mereka yang mengecewakan.”Siape yang nak diajak runding biar tak runsing kepala hotak ni.’guman Jibun dalam hati.

Otak Jibun berfikir keras, teringat tim sukses-nya terdahulu yang telah berhasil mengantarkannya menjadi Datok Bandar. Namun untuk menghubungi para timsesnya, Jibun malu hati. Pasalnya, timsesnya terdahulu telah dikecewakanya atas janji dan komitmen saat timses itu telah bertukus lumus memenangkan Jibun dan berhasil mengantarkan Jibun jadi Tok Bandar.

Persoalan mulai muncul dan membuat Jibun terjepit. Timses menagih janji Jibun yang akan mengangkat timses jadi orang kepercayaan, staf khusus dan staf ahli. Jibun ternyata mulai menghindar dan menempatkan orang-orang yang tak ‘berkeringat’ saat berjuang menjadikannya Datok Bandar. Jibun bahkan mulai dimusuhi oleh sebagian besar timsesnya.”Banyak janji, besar bual aja si Jibun tu.”geram Tok Musai, ketua timses Jibun terdahulu.

Tok Musai wajar marah, jengkel dan kecewa.’Dulupuu…waktu belum jadi, janjinya macam-macam. Dah jadi, macam kacang lupa kulit. Tak mengenang Budi lalu.’celoteh Tok Musai yang diamini rekannya, Tok Dalang.’Iya, betok tu yang awak cakap.’timpal Tok Dalang.

Sambil meneguk kopi hitam, Tok Dalang berceloteh.”Selama Jibun jadi Tok Bandar, tak kemajuan kampung kite ini, Bahkan, kampung kita makin rusak, korupsi dimana-mna. Orang yang tak punya kemampuan jadi kepala dinas. Pejabat diangkat karena sodare, bekecai kampung kite ji jadinya.’umpat Tok Dalang.*Aok, betul awak cakap tu.”Tok Musai menimpali.

Kembali  ke Jibun yang tengah harap-harap cemas (H2C),. Meskipun dirinya sudah mengantongi dukungan mayoritas dari sejumlah perkumpulan politik. Namun Jiban masih gamang, Jibun paham betul, dalam dunia politik tidak ada yang abadi. Dukungan yang diberikan Perkumpulan Politik bisa saja dicabut dan beralih ke calon Datok Bandar lain, jika komitmen Jibun tak direalisasikan.

Kegalauan Jibun bertambah dengan adanya info, calon lawannya sedang bergerilya di kantor pusat perkumpulan politik agar dapat tiket jadi penantang dalam pemilihan Tok  Bandar yang akan digelar beberapa bulan lagi. Jibun telah memasang orang dan turun langsung ke markas kantor perkumpulan politik itu namun tetap cemas dan kuatir kecolongan.

Rakyat kampong Jibun sebenarnya dah muak dengan kepemimpinan Jibun yang dianggap gagal total (Gatot) dan sepakat memilih kotak kosong.”Kita pilih Kotak Kosong aje way, dari pada pilih Otak Kosong.’celoteh tok Doyok pada sohib-sohinya di kedai kopi Minah.

Kabar dan cerita ini sampai ketelinga Jibun, die makin cemas dan galau.”Tok belalang, cepat kerumah.”perintah Jibun ke Toko Belalang, ahli nujum dan penasehat spiritual Jibun dalam pemilahan Datuk Bandar 5 tahun lalu.’Siap tok Bandar.”Jawab tok belalang menjawab panggilan telpon Jibun.

Tok Belalang paham betul situasi kritis Jibun, meskipun melawan kotak kosong, Jibun belum tentu menang. Tok Belalang sudah mengira Jiban akan telpon dia. Karena itu Tok Belalang agak jual mahal dan leyeh-leyeh dulu dirimahnya sambil menunggu panggilan telepon Jibun lagi.

Ditulis Oleh Pada Sel 27 Agu 2024. Kategory Cerpen/Opini, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek