; charset=UTF-8" /> Oknum Wartawan Tak Beretika Resahkan Pejabat Natuna - | ';

| | 1,058 kali dibaca

Oknum Wartawan Tak Beretika Resahkan Pejabat Natuna

PWI

Bupati Natuna, Drs Ilyas Sabli M Si ketika bersilatarahmi dengan pengurus PWI Natuna.

Natuna, Kepri Info-Kurangnya etika serta ketidak profesionalan oknum wartawan akhir-akhir ini menjadi perbincangan masyarakat Kabupaten Natuna, Kurangnya etika para oknum wartawan di Kabupaten berjuluk Laut Sakti Rantau Bertuah ini, diduga akibat menjamurnya perusahan pers  yang dengan mudah mengankat wartawanya di daerah, tanpa membekali ilmu dan etika jurnalis. Ini tentu saja sangat merusak citra pers di daerah hingga pusat.

Kenapa tidak ?. Banyak sekali perusahaan pers yang mengangkat wartawanya, asal bisa menguntungkan bagi mereka. Contohnya,  secara kasarnya, asalkan mau mengantar koran yang akan menguntungkan perusahan, siapapun dia, berpendidikan atau tidak, kenal ataupun tidak,  mereka sudah terbitkan kartu identitas pers. Mereka telah bergaul dengan pers, ber-aktifitas layaknya seorang wartawan bahkan peralatan meliput, seperti kamera juga sudah di sandangnya.

Tetapi, bahkan banyak sekali terjadi mereka yang seperti ini, tidak menjalankan etika seorang pers profesional, melakukan tindakan diluar kode etik pers. Sehingga banyak para pejabat yang mengeluhkan tindakan dari oknum tersebut yang melakukan, atau menakut-nakuti para pejabat di daerah.

Padahal, kalau di ketahui tindakan oknum wartawan tak ber etika ini sangat bertentangan dengan  UU pokok Pers nomor 40 tahun 1999 dan kode etik jurnalis. Dimana perusahan pres wajib mensejahterakan karyawan serta wartawanya  di pusat sampai kedaerah. Perusahaan pers bukan sekedar menerbitkan kartu pers dan menyuruh wartawanya mencari cara sendiri untuk hidup.Hal inilah yang menjadikan oknum wartawan perusahan pers terkesan jadi “perampok” atau peminta-minta.

Terkait banyaknya oknum wartawan yang melakukan intimidasi maupun operasi “tempurung” alias meminta-minta, bahkan dengan cara yang tidak baik pada nara sumber. Perlu di ingat, qartawan bukanlah seorang hakim atau jaksa, seorang wartawan hanya berhak bertanya atau melakukan konfirmais kepada nara sumber. Apapun yang diucapkan nara sumber, itulah yang harus ditulis guna menyeimbangkan data atau fakta yang dimiliki.

Terkait hal tersebut, Bupati Natuna Drs. H. Iliyas Sabli,M.Si membenarkan adanya oknum wartawan yang melakukan ancaman atau sejenisnya pada pihaknya, mulai pada dirinya pribadi sampai kepada  jajaran SKPD-nya. Sehingganya, setiap wartawan yang menghadap mau melakukan konfirmaisi, SKPD-nya ketakutan atau malas untuk melayani wartawan tersebut.

Ilyas juga sempat berkeluh kesah alias curhat pada pengurus Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI) Natuna pada Selasa (21/10)  diruangan kerjaya di Bukit Arai. Terkait banyaknya oknum wartawan yang sedikit meresahkan Pemkab Natuna akhir-akhir ini.

Pihak pejabat yang merasa dirugikan ataupun merasa tidak nyaman dengan ulah oknum wartawan tak punya etika ini, bisa menempuh jalur hukum dengan melaporkan ke pihak ke polisian. Delik yang bisa menjerat, mulai dari perbuatan tidak menyenangkan, pengancaman hingga dugaan pemerasan. Sehingga menimbulkan efek jera dan mendidik oknum wartawan itu agar kedepannya memahami tugas dan fungsinya. Karena wartawan bukanlah profesi yang kebal hukum.(herman)

Ditulis Oleh Pada Rab 22 Okt 2014. Kategory Natuna, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek