Lis : Membangun Tanjungpinang Bertahap Dan Terencana
Tanjungpinang, Radar Kepri-Membangun kota Tanjungpinang dengan keterbatasan APDB harus bertahap dan terencana dengan matang. Layaknya membangun rumah yang tidak bisa serta merta alias langsung jadi.
Perumpamaan ini disampaikan H Lis Darmansyah SH saat bersilaturahmi dengan warga Kampung Wonoyoso di jalan Cendrawasih, gang Mangga, Sabtu (03/02).”Kita bangun pondasi dulu, setelah itu tiangnya, dilanjutkan dindingnya, atapnya. Setelah itu diplaster, di cat, di plafon. Mengisi rumahnya juga bertahap. Begitu juga membangun kota Tanjungpinang yang kita cintai ini.”terang Lis sapaan akrab H Lis Darmansyah SH.
Dulu, lanjut Lis, saat dirinya membangun gedung Gonggong di Tepi Laut, banyak pihak yang mencibir.”Itu gedung Umang-Umang, itu gedung siput, terakhir ada yang bilang itu gedung kepala Ultramen. Nggak apa-apa, toh sekarang gedung itu bermanfaat dan dinikmati oleh masyarakat Tanjungpinang.”jelas Lis.
Kemudian mengenai pemasangan lampu hias di jembatan di belakang RSUP Kepri di kilometer 8 arah Senggarang.”Lampu warna-warni itu hanya untuk memancing obyek wisata dan pengembangan ekonomi baru. Insya Allah, tahun 2018 ini, dibawah jembatan itu akan kita bangun tempat kuliner, akan dibangun dermaga. Itu inovasi untuk mengembangkan daerah.”beber Lis.
Dalam acara ini juga terlihat hadir Suparno, ketua DPRD Kota Tanjungpinang. Lis juga menyampaikan programnya untuk menjadikan Kampung Bugis sebagai kampung wisata.”Sebanyak 41 rumah akan dibangun dengan bermacam warna, akan dibangun dermaga menjadi satu. Intinya, Tanjungpinang harus terus berbenah dan bangkit.”terang Lis.
Tahun depan, wilayah Tanjung Unggat.”Jika tahun ini saya terpilih lagi, tahun depan di Tanjung Unggat akan dibangun Rusunawa. Untuk apa ?. Agar masyarakat pesisir di Tanjung Unggat mendapatkan tempat tinggal layak dengan sewa murah.”kata Lis.
Lis juga mengungkapkan rencananya membangun mesjid Apung di Tepi Laut.”Fungsi mesjid apung itu bukan hanya sebagai Mesjid. Kita jadikan Mesjid Apung itu sebagai pusat kajian dan pendidikan Islam. Saya dulu berkeinginan membangun Islamic Center, tetapi terkendala kemampuan dana, karena nilainya mencapai Rp 500 Miliar hingga Rp 600 Miliar.”terang Lis.
Pusat kajian dan pendidikan Islam di Mesjid Apung yang akan dibangun itu, masih kata Lis, pada prinsipnya,selama ini kita berbicara memperbaiki akhlak, perbaikan mental dan peningkatan ilmu agama pada anak-anak.”Pertanyaanya, di usia-usia kita ini, kita juga ingin hafal Al Quran, ingin belajar Ilmu foqih. Apa itu kitab kuning, belajar Tajuit. Di Mesjid Apung inilah nantinya kita akan pusatkan pendidikan dan kajian Islam.”beber Lis.
Sebagai generasi yang menuju tua, tambah Lis.”Kalau saya diberikan amanah, saya akan bangun Mesjid Apung tanpa memakai uang APBD Kota Tanjungpinang.”tegas Lis.
Masih kata Lis, saat ini tangan lebih jahat dari mulut, lihatlah tulisan dari postingan di medsos.”Itu merupakan ulah tangan.”cetus Lis.
Harga diri, lanjut Lis tidak bisa dibeli.”Jaga hati, pilih pemimpin sesuai hati ibu. Jangan pilih pemimpin yang menebar janji. APBD Tanjungpinang tidak cukup membangun semua. Kita membangun Tanjungpinang tanpa APBD Tanjungpinang. Kalau ada yang janji akan bangun ini, memberikan ini dan itu gratis ke masyarakat Tanjungpinang. Ibu dan bapak tanyakan saja, pak- buk, kira-kira duitnya dari mana ya untuk menepati janji itu. Kalau dibilang dari APBD, artinya ibu dan bapak sudah tahu, itu tidak mungkin karena APBD kita tidak cukup. Jadi dari mana dananya ?. Kalau saya membangun Tanjungpinang dari Pemprov dan Pusat.”urai Lis.(irfan)