; charset=UTF-8" /> Aseng dan Asui Masih Bebas Menambang Bauksit di Kawasan Pemprov Kepri - | ';

| | 1,531 kali dibaca

Aseng dan Asui Masih Bebas Menambang Bauksit di Kawasan Pemprov Kepri

Dampak tambang bauksit di dompa, foto 8 juni 2013 (29)=

Dampak tambang bauksit di Dompak, foto diambil 8 juni 2013.

Tanjungpinang, Radar Kepri-Kondisi jalan di Tanjung Ayun dan Tanjung Siambang, Dompak Laut yang berada komplek perkantoran Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) sangat memperhatinkan. Diduga jalan yang belum setahun dibangun oleh Pemprov Kepri itu rusak dan hancur karena mobil dumtruck yang memuat belasan ton biji bauksi dengan bebas hilir mudik di jalan tersebut.

Dibeberapa titik terlihat jalan aspal tersebut seperti bubur, bahkan ada yang ambruk karena penambang bauksit mengeruk tanah hanya beberapa meter saja dari pinggir jalan. Beberapa saluran drainase yang baru saja selesai dibangun, bahkan hancur dan tertutup tanah bekas bauksit. Disinyalir, rusak parahnya jalan dan drainase ini karena tambang illegal oleh Junaidi yang mengaku mendapat “ijin dari Tuhan”.

Hal ini terlihat disaat media ini melakukan investigasi kelokasi tambang tersebut Sabtu (08/06) sekitar pukul 16 17 Wib. Terlihat puluhan dumtruck bermuatan biji bauksit terlihat bolak balik dengan santai di sepanjang jalan di lokasi penambangan tersebut. Dumptruk tersebut mengantarkan biji bouksit ke atas dua unit tongkang yang sedang bersandar di pelabuhan Tanjung Siambang yang di sebut jeti. Jalan menuju lokasi jeti terlihat banyak hancur akibat gilasan roda dumtruck yang bermuatan biji bouksit tersebut.

Dilokasi terlihat dua orang yang sedang memegang buku tulis dan pena.”Ini siapa yang loading pak.”Tanya media ini. Seorang laki-laki berbaju kemeja biru berkata.”Tak tahu juga pak. Saya hanya menyewakan mobil dan alat berat itu.”katanya sambil menunjuk seorang laki-laki yang sedang duduk di loader.”Dia itu mandornya. Tanya dia saja pak.”sarannya. Kemudian media ini menghampiri seorang laki-laki  ditunjuk dan mengenakan baju kaus hitam itu. Belum lagi media ini sempat bertanya, si mandor malah bertanya.”Ada apa pak, bapak dari mana.”tanya karyawan tersebut. Awak media ini menjelaskan dari media Radar Kepri. Kemudian karyawan itu menjelaskan kepada media.”Yang laoding hari ini Aseng pak. Mungkin besok (hari ini Minggu 9 Juni 2013, red) Asui yang loading.”katanya singkat.

Satu tongkang terlihat sudah penuh sedangkan tongkang Island Mandiri masih terisi setengahnya.

Sumber media ini yang meminta namanya tidak ditulis saat dijumpai media ini mengatakan.”Pengusaha tambang yang di Dompak tak akan bisa di tutup mas. Karena banyak oknum pejabat banyak yang berkepentingan disitu. Termasuk juga oknum wartawan. Setiap bulannya, mereka mendapat jatah dari pengusaha tambang itu.”kata sumber tersebut.

Informasi yang dihimpun media ini, Aseng di duga merupakan penambang illegal yang pernah beroperasi di Tanjung Sebauk. Setelah bauksit di Tanjung Sebauk, Senggaran itu habis dan diprotes oleh nelayan. Aseng yang dikenal dengan panggilan Aseng Baruna kemudian pindah menambang ke Tanjung Siambang, Dompak. Meskipun tidak memiliki secuil ijin-pun dan para penambang illegal lain tiarap. Ternyata Aseng, hingga Sabtu (08/06) hingga pukul 17 00 Wib masih bebas menambang. Bahkan dengan leluasa melintasi jalan yang dibangun Pemrov Kepri tersebut. Aseng disebut-sebut dibeking seorang ipar petinggi oknum DPRD Kepri sehingga tetap menambang. Padahal Gubernur Kepri, H M Sani sudah melarang aktiftas tambang di kasawan perkantoran Pemprov Kepri di Dompak. Tapi larang orang nomor satu di Kepri ini tak digubris alias dianggap angin lalu.

Dampak tambang bauksit di dompa, foto 8 juni 2013 (12)=

Dampak tambang bauksit di Dompak, foto diambil 8 Juni 2013.

Pasca penyetopan dumtruk oleh H M Sani beberapa waktu lalu karena melintas di jembatan III Dompak. Bukan berarti para penambang liar itu berhentik beraktifitas. Untuk dapat melintasi jembatan yang dibangun dari uang rakyat Kepri itu, para penambang memuat ke dalam truk berkapasitas maksimal 6 ton. Dengan mengganti truk tonase kecil itu, para penambang illegal itu dengan leluasa kembali melintas jembatan yang ada di Dompak tersebut.

Anehnya, meskipun hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari Mapolresta Tanjungpinang, aktifitas tambang bauksit illegal itu tak mampu dihentikan polisi.(aliasar)

Ditulis Oleh Pada Ming 09 Jun 2013. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek