; charset=UTF-8" /> Tanjungpinang Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah - | ';

| | 1,072 kali dibaca

Tanjungpinang Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah

Drs. Mekhwanizar,MM mewakili Pemko Tanjungpinang bersama peserta TPID 2013 di Medan.

Drs. Mekhwanizar,MM mewakili Pemko Tanjungpinang bersama peserta TPID 2013 di Medan.

Tanjungpinang, Radar Kepri-Rapat Koordinasi Regional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Rakor TPID) Regional Sumatera berlansung di Hotel Asean Internasional, Medan. Di hadiri seluruh TPID Tingkat Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota yang ada di Wilayah Sumatera. Rakor TPID Regional Sumatera diselenggarakan mulai dari Tanggal 10 Oktober sampai 12 Oktober 2013.

Pelaksanaan Rakor TPID ini merupakan Koordinasi antara Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Koordinator Perekonomian dan Bank Indonesia.WalikotaTanjungpinang, H Lis Darmansyah SH diwakili oleh Staf Ahli bidang Pembangunan, Drs Mekhwanizar MM memberikan perhatian dan masukkan dalam Rakor tersebut.

Dalam sambutan Direktur Pengembangan Ekonomi Daerah Kementrian Dalam Negeri, Widodo Sigit Pudjianto menyampaikan, peran pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sebagai wadah koordinasi lintas sektor di daerah semakin penting. Mengingat fungsi dari TPID adalah melakukan identifikasi atas sumber-sumber tekanan inflasi. Merumuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi sumber-sumber permasalahan.

Dalamperkembangannya, koordinasi TPID tidak hanya terbatas dalam lingkup satu wilayah administratif semata. Namun berkembang dari tingkat kabupaten/kota dan provinsi di dalam satu wilayah menjadi antar wilayah/provinsi karena keterkaitan ekonomi antar daerah.

Widdodo mengatakan, untuk mendorong optimalisasi koordinasi antar TPID terutama dalam hal keterkaitan ekonomi antar daerah.”Kerjasama antar daerah menjadi salah satu sarana yang efektif untuk lebih mensinergikan hubungan dan keterikatan daerah yang satu dengan daerah yang lain dalam kerangka NKRI. Menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antar daerah. Sehingga kesenjangan antar daerah dapat diminimalisasi serta meningkatkan pertukaran pengetahuan dan teknologi.”terangnya.

Adanya perbedaan karakteristik sumber daya antar daerah menyebabkan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, khususnya pangan, tidak dapat dipenuhi hanya mengandalkan pada produksi lokal di masing-masing daerah. Melainkan ada saling ketergantungan yang tinggi dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Di samping itu, masih besarnya perbedaan kapasitas infrastruktur antar daerah, kerap kali menghambat kelancaran arus distribusi barang. Dalam kaitan ini, adanya kerjasama antar daerah yang kuat diharapkan menjadi solusi untuk memastikan kelancaran ketersediaan pasokan pangan bagi masyarakat. Menjamin kontinuitas pasokan, kelancaran arus distribusi, kebijakan lalu lintas barang di daerah pemasok dan tata niaga yang lebih tertata yang pada akhirnya dapat mewujudkan stabilitas harga.

TPID Kota Tanjungpinang yang akan terbentuk mempunnyai tantangan yang cukup berat dalam mengendalikan inflasi kota Tanjungpinang. Hal ini disebabkan karena Tanjungpinang yang bukan daerah penghasil komoditas pangan dan posisi geografis yang jauh dari daerah pemasok.”Namun dengan niat dan tekad yang kuat, saya yakin kita bisa mengendalikan Inflasi Kota Tanjungpinang menjadi rendah dan terkendali. Sehingga kondisi ekonomi kondusif dengan harga-harga komoditas pangan terjangkau dan pasokan yang cukup yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat.”ungkap Mekhwanizar.(hum/red)

Ditulis Oleh Pada Ming 13 Okt 2013. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek