Setahun Konpensasi Tak Dibayar, Warga Bakong Sandera Tongkang PT ICBS
Lingga, Radar Kepri-Masyarakat Desa Bakong menyandera tongkang milik PT Impian Cipta Bintan Sukses (ICBS) Penyanderaan ini terjadi ketika perusahaan itu belum membayar kompensasi kepada masyarakat yang terkena dampak dari pengoperasian tambang yang berada di Daerah bakung Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Rabu (20/02).
Pihak PT (ICBS) telah merencanakan tongkang yang bermuatan bauksit ratusan ton tersebut akan bergerak dari perairan Bakong. Namun masyarakat Bakong melihat tongkang tersebut akan berlayar. Masyarakat dengan spontan, beramai-ramai turun dengan menggunakan pompong dan sampan mencegatnya tongkang tersebut. Bahkan dari beberapa masyarakat yang naik kedalam tongkang adalah kaum Ibu.
Setibanya di tongkang mereka langsung menyandera kapten kapal dan tidak mengizinkan tongkang itu berlayar. Karena menurut mereka PT ICBS belum membayar kompensasi selama 12 bulan.
Ismail (53), Kaur Pembangunan Desa Bakong mengatakan.”Aksi masyarakat ini dilakukan secara spontan. Setelah melakukan negoisasi maka pihak perusahaan sepakat akan membayar biaya kompensasi itu hari ini.” Ujarnya.
Namun Pihak perusahaan tidak menepati janjinnya,warga Bakong yang kesal dengan janji-janji perusahaan itu langsung tidak memberikan tongkang tersebut untuk berlayar. Sebelum pihak perusahaan membayar dana kompensasi kepada masyarakat.”Ini dilakukan secara spontan, jika besok (hari ini) belum dibayar. Maka kami akan kembali menyandera tongkang itu sampai perusahaan membayar sesuai perjanjian awal,”ujar Ismail.
Masyarakat sudah mengalah kepada pihak PT (ICBS), konpensasi pembayaran yang harus di bayarkan kepada masyarakat sebanyak 12 Bulan, Namun masyarakat hanya meminta membayar 10 bulan.”Pihak perusahaan hanya mampu membayar untuk 3 bulan maka masyarakat Bakong tidak terima.”ujar ismail .
Ketua Pemuda Desa Bakong, Budi Siswanto juga menyatakan hal yang sama.”Menurutnya mereka tidak akan menyerah sebelum pihak perusahaan menepati janjinya.”tegasnya.
PT ICBS berjanji akan membayar biaya kompensasi per bulan sebelum mereka melakukan loading atau ekspor. Namun sudah 12 bulan lebih perusahaan ini tidak membayar dana kompensasi kepada masyarakat.
Biaya kompensasinya Rp 250 ribu untuk warga Bakong, Rp500 ribu untuk pemilik kelong dan Rp1 juta untuk pemilik Kelong yang roboh.”Delapan puluh persen masyarakat kami pekerja kelong dan melaut, semenjak pengelola tambang masuk di sini, banyak mereka yang kehilangan pekerjaan, hal ini membuat masyarakat sangat kecewa jika perusahaan tidak menepati janji,” ujar Budi.(muslim tambunan)