; charset=UTF-8" /> Sekda: Guru dan Tenaga Medis Tak Diberikan TTP Karena Banyak Liburnya - | ';

| | 1,699 kali dibaca

Sekda: Guru dan Tenaga Medis Tak Diberikan TTP Karena Banyak Liburnya

Sekda Natuna, Wan Siswandi.

Natuna, Radar Kepri-Munculnya kecemburu sosial dari kalangan Pegawai Medis dan Guru terhadap pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) kepada pegawai Struktural

Begini tanggapan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Natuna Wan Siswandi, “Guru dan tenaga Medis tidak dapat diberikan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), karena tenaga Guru dan Tenaga Medis ini banyak liburnya dari pada Pegawai Kantor. Guru ada libur sampai suatu bulan lebih, apakah akan kita berikan juga TPP-nya begitu juga Dengan tenaga medis kan tidak selalu bekerja.”Terang Sekda Wan Siswandi, S.Sos.M.Si.

Lanjut Sekda, kita lebih menyarankan guru kesertifikasi. Guru yang sudah sertifikasi kan dapat gaji dua kali lipat. Jadi intinya TPP baru berlaku untuk pegawai Struktural, sedangkan untuk pegawai fungsional belum dapat diberlakukan TPP. “Terang Sekda Jum’at (21/06) lantai II Kantor Bupati Bukit Arai tadi pagi.

Menanggapi keterangan Sekda Wan Siswandi yang mengatakan guru banyak liburnya tersebut sehingga tidak diberlakukan TPP, disanggah keras oleh para guru yang bertugas di Natuna.
Bahkan seorang guru yang enggan namanya untuk ditulis kepada Media ini Jumat (21/06) siang mengatakan, “Ucapan Sekda yang mengatakan guru itu banyak kuburnya itu sangatlah melukai perasaan kami sebagai guru.
Kalau hanya itu alasan pak Sekda untuk tidak memberikan TPP kepada pegawai Guru, menurut kami Itu salah besar dan bukanlah alasan yang tepat. Pak Sekda nyaman cakap seperti itu karena mereka tidak pernah merasakan sakitnya jadi Guru. Coba pak Sekda itu rasakan mengajar agak satu bulan, yang berbuih mulut dari pagi sampai pukul dua mengajar anak. Kalau orang yang tidak pernah menjadi guru memang mengganggap enteng pekerjaan guru.
Pekerjaan kami jelas, dan boleh disurvei dari pagi sampai keluar sekolah, dari pada bohong-bohongan untuk mencapai target TPP. Kami tidak terlalu banyak tuntutan dimana pegawai kantor dapat TPP sampai 8-10 juta perbulan, coba dinaikan juga kesra kami Rp. 3 juta perbulan cukuplah.”Harap Guru berkulit kuning langsat itu.

Lanjutnya sumber diatas, Masalah sertifikasi, hanya sebagian kecil saja guru yang baru disertifikasi. Dalam satu tahun kuotanya pun terbatas. Ada yang sudah belasan tahun mengajar belum juga dipanggil sertifikasi. Apa lagi sekarang guru mengajar menggunakan kurikulum ka-13. Semua aspek menjadi perhatian, membuat guru bertambah bingung, apalagi bagi guru yang tidak menguasai ITE. Masalah kenaikan pangkat guru, kami harus membuat karya tulis untuk mencapai angka kredit. Kasihan guru banyak yang mentok di pangkat karena sebagian guru belum mampu membuat penelitian atau karya tulis. “Kami bukan tak mampu melakukan penelitian, namun tugas di kelas yang kami hadapi banyak, belum lagi membuat perangkat mengajar yang luar biasa tebalnya. Itu pun kadang-kadang sering mengabaikan tugas pokok kami mengajar. Istirahat pun mungkin hampir tak bisa. Terlambat sedikit masuk kelas dipanggil siswa. ” Bu, masuk ibu. Sebelum masuk dapat laporan juga, Bu ada yang kelahi dan berantem. Beragam karakter anak yang harus dihadapi guru tiap hari.
Kalau guru banyak libur wajar.
Kami tidak menuntut gaji guru seperti di luar negeri yang memberi perhatian penuh kepada guru. Kami hanya ingin Pemkab Natuna memperhatikan kami dengan menaikan kesra guru.”Harap R, salah seorang guru di Ranai.(Herman)

Ditulis Oleh Pada Jum 21 Jun 2019. Kategory Natuna, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek