Sambut STQ, Warga Natuna Gelar Goro Masal
Natuna, Radar Kepri-Menjelang pelaksanaan Seleksi Tiwatil Qur’an (STQ) tingkat Propinsi Kepulauan Riau yang hanya sudah menunggu hitungan hari, yakni tanggal 12 Mei 2015 ini. Seluruh Kelurahan dan Desa berlomba gotong royong (goro) membersihkan lingkungan wilayahnya masing-masing di Kabupaten Natuna .
Seperti yang dilakukan Lurah Kelurahan Bandarsyah, Kamis (07/05) yang memerintahkan seluruh Kaling, RW dan RT-nya untuk melakukan gontoroyong masal membersihkan jalan-jalan dan perkarangan di daerahnya masing-masing.
Pntauan media ini, Kamis pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Puluhan RT.RW dan Kaling serta tokoh-tokoh masyarakat Kaling Padang Kurag terlihat hadir turun kejalan dalam gotong royong masal tersebut. Sasaran pembersihan, mulai jalan Haji Adam Malik, Pian Pering dan seluruh wilayah Kelurahan Bandarsyah lainya.
Dalam goro tersebut juga terlihat beberapa mesin tebas rumput dikerahkan, antara RT, RW dan Kaling serta pengawai kelurahan yang berngontoroyong pagi itu terlihat suasana keakraban.
Menurut H.Harmidi, Sekretaris Kelurahan Bandarsyah saat bincang dengan media ini beberapa hari lalu mengatakan. Budaya gontoroyong ini sudah sepatutnya digalakan kembali di daerah masing-masing.”Sebab pada zaman terdahulu, para leluhur kita membangun daerah dengan sistem ngontoroyong. Sekarang budaya tersebut kalau kita lihat sudah mulai agak menghilang dikalangan masyarakat, kalau bisa ngontoroyong ini kita lakukan pada setiap bulanya. Dan jangan hanya sekedar karena kita mau ada acara STQ ini saja kita gotong royong.”Paparnya.
Terkait ada yang menjadi polemik bagi masyarakat tentang agaran dana perawatan jalan dengan petugas pasukan kuning.”Ya.. itu kita lihat hanya sekedar lingkungan pantai saja, kalau jalan Propinsi biasanya memang ada dianggarkan. Tapi kalau kita, Kabupaten setahu saya tidak ada.”jelas Harmidi diruangan kerjanya belum lama ini.
Adanya pertanyaan kalau pasukan kuning di tugaskan membersihkan wilayah kota, apakah seperti Kelurahan Bandarsyah bukan wilayah kota ?. Menanggapi hal tersebut Harmidi hanya bisa menggelengkan kepala mengatakan.”Allahualam saya kurang tahu pula secara detil hal tersebut.”jawab harmidi.
Dilain tempat pro dan kontra terkait gotoroyong yang diperintahkan oleh pihak-pihak Keluarahan kepada RT.RW dan Kaling tersebut tetap saja terdengar. Adanya diskriminasi terkait pembersihan kota dengan petugas pasukan kuning. Menurut warga Air Batu, sebut saja Adi (35) mengatakan.”Ketransparanan pihak Pemda terkait anggaran pemeliharaan jalan itu sangat diharapkan, kalau memang tidak ada angaran pemda seharusnya petugas pasukan kuning sebaiknya ditiadakan. Pemda cukup memerintahakan Kepada Desa dan Lurah agar warganya melakuikan gotong royong secara rutin diwilayahnya masing-masing.”ujarnya.
Tetapi di kita lihat sekarang ini, lanjuy Adi, Pasukan kuning ada setiap hari berkeliaran tetapi yang kurang efektif.”Mereka hanya membersihkan sekitar pantai Kencana itu saja setiap hari. Sementara daerah yang lain yang masih termasuk lingkungan kota mereka tidak dibersihkan.”tutur Adi. (herman)