; charset=UTF-8" /> PSK Lebih Takut Razia Pasukan “Berjenggot” - | ';

| | 1,276 kali dibaca

PSK Lebih Takut Razia Pasukan “Berjenggot”

Wati WTS Jl Bintan=

Wati (duduk di kursi) seorang PSK yang mengaku lebih takut tertangkap razia pasukan “berjenggot” dibandingkan Satpol PP.

Tanjungpinang, Radar Kepri-Operasi penertiban penyakit masyarakat (pekat) berupa razia oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota Tanjungpinang selama Ramadhan 1434 H. Ternyata tidak menciutkan nyali para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang biasa mangkal di Jl Bintan. Para penjaja birahi ini malah “mengejek” dengan mengatakan, lebih takut di razia “pasukan berjenggot”  ketimbang Satpol PP Pemko Tanjungpinang.

Hal ini diungkapkan Wati (32), wanita asal Madura, Jawa Timur, ketika di jumpai media ini Kamis (18/07) di Jl Bintan, tepatnya di depan hotel Laguna Tanjungpinang.

Wati mengaku sudah 4 tahun di Tanjungpinang bekerja menjadi wanita malam dan memuaskan nafsu laki-laki hidung belang. Selama 4 tahun malang melintang di bisnis “lendir” ini, Wati menceritakan awal terjerumusnya dirinya menjual diri di kota Gurindam ini.” Tahun 2009 saya sudah berada di Tanjungpinang ini. Dulunya saya dibawa teman sekampung. Saya merantau untuk mencari kerja menjadi pelayan di kafe dengan gaji yang sangat menjanjikan.”ungkap Wati.

Kemudian, Wati bekerja di sebuah kedai kopi di pujasera Bintan Plaza (BP).”Jadi pelayan di kedai kopi itu. Awalnya kerja disana enak, gajinya-pun lumayan. Namun kita disuruh minum bir. Kalau tak mau minum bir, kita dapat gaji kecil.”ujarnya.

Ditambahkan Wati, jika dirinya ikut menenggak bir.”Kita banyak dapat uang tip dari tamu. Jika tak mau minum, hanya gaji pokok sajalah yang didapat sebesar Rp 20 ribu satu malam.”kenang Wati.

Setelah minum bir, iman Wari mulai goyah dan mulai menerima tamu-tamunya di ranjang dengan imbalan sejumlah uang. Bekerja di kedai kopi dan café tentu saja Wati harus mengikuti aturan pemilik tempatnya bekerja. Jam kerja, Wati tak bisa bolos.”Saya akhirnya keluar dan memilih jadi freeland, lebih leluasa dan tak terikat aturan.”katanya.

Disinggung, apakah dirinya pernah ditangkap petugas Satpol PP, wanita berkulit sawo matang ini mengatakan.”Saya sudah sering ditangkap Satpol PP, sudah tak terhitung lagi bang. Paling-paling di bawa ke kantor, di data setelah menandatangangi surat perjanjian, di suruh pulang. Gitu-gitu aja dari dulu bang.”cetusnya.

Wati mengaku sudah bosan ditangkap Satpol PP.”Saya tidak takut kok ditangkap Satpol. Yang kami takutkan hanya pasukan berjenggot saja. Kalau pasukan berjenggot yang turun kami lari.”katanya.

Menurut Wati pasukan berjenggot itu tidak punya peri kemanusiaan.”Saya pernah ditangkap dan dipukuli pakai kayu, termasuk kawan saya yang lainnya. Akibatnya, badan saya serasa remuk, seminggu saya hanya bisa terbaring saja.”kenangnya.

Pantauan media ini dilapangan selama bulan puasa ini, Petugas Satpol PP belum pernah untuk menindak masyarakat yang terjaring razia secara hakum. Dari  beberapa kali warga yang terjaring. Setelah di bawa ke kantor Satpol PP dan data serta menandatangani perjanjian. Mereka yang terjaring bebas melenggang pulang ke rumahnya masing-masing.(aliasar).

Ditulis Oleh Pada Ming 21 Jul 2013. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek