PKL Jalan Gambir Akan Digusur
Tanjungpinang, Radar Kepri-Untuk menjaga kebersihan dan ketertiban lingkung Kota Tanjungpinag dalam waktu dekat, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Tanjungpinang berkerja sama dengan intansi terkait, akan menggusur Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan sayur di bahu jalan lorong Gambir. Karena keberadaan PKL itu dinilai sangat mengganggu arus lalu lintas. Sehingga mengakibatkan kemacetan di dalam Kota Tanjungpinang.
Hal ini diungkapkan Direktur BUMD Kota Tanjungpinang, Eva Amalia SH Msi, Senin (18/03) yang dikonfirmasi media ini melalui pesan singkat.”Bukan pedagang Lorong Gambir, Tapi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan dari dini hari sampai dengan jam 07 00 Wib. Keberadaan mereka menganggu ketertiban, kebersihan lingkungan. Karena berada di bahu jalan dan pada lokasi yang peruntukanya bukan untuk berjualan. Mengganggu harus lalu lintas dan keberadaan mereka tersebut meresahkan pedagang resmi yang berjualan di dalam pasar, sehingga omset pedagang yang di dalam pasar menurun.”tulis Eva.
Terkait dengan pemindahan mereka, Eva menuliskan.”Relokasi masih dalam tahap koordinasi dengan dinas/instasi terkait. Sudah observasi dan inspeksi mendadak (sidak) kelapangan dengan Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Kakan Satpol PP) Kota Tanjunpinang untuk menidaklanjuti dengan arahan dan masukan dari Wali Kota (wako) Tanjungpinang.
Terkait berapa dan dari mana saja PKL tersebut, menurut Eva.”Jumlah pedagang yang akan digusur, saat ini sudah terdata sekitar 40-an lebih, kebanyakan berasal dari Kabupaten Bintan,Yakni, Km 15 arah Kijang, Toapaya dan Lome, serta Cikolek. tulisnya.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar (IPAS) kota Tanjungpinang, Sahroni saat di konfirmasi media ini melalui ponselnya Senin (18/03), membenarkan terkait penggusuran yang akan dilakukan dinas terkait. Namun pihaknya”Berharap, kalau bisa janganlah sampai digusur begitu saja. Relokasikanlah mereka ketempat yang layak, apapun ceritanya. Mereka itu mencari makan dan menyangkut hidup orang banyak.” katanya.
Hasil pantauan media ini dilapangan, rawanya kemacetan lalu litas di beberapa titik jalan di dalam kota. Bukan hanya disebabkan pedagang yang berjualan namun karena dinas Perhubungan. Khususnya bagian parkir seakan-akan tak berkerja, sehingga banyak kendaraan parkir memakai badan jalan.(aliasar)