; charset=UTF-8" /> Pelacuran Tumbuh Subur di Perkebunan Sawit di Pahang Dan Johor Bahru - | ';

| | 121 kali dibaca

Pelacuran Tumbuh Subur di Perkebunan Sawit di Pahang Dan Johor Bahru

Inilah perkebunan sawit di Pahang yang diduga menjadi surga PSK. (foto tangkapan satelit).

 

Pahang, Radar Kepri-Pemerintah Malaysia terkesan membiarkan masuknya sejumlah pekerja seks komersial (PSK/ asal Indonesia yang berangkat dari Tanjungpinang dan Batam dengan mengantongi paspor kunjungan wisata. Padahal para wanita itu bekerja sebagai pemuas nafsu alias “pelacur’ di negara yang berdasarkan syariat Agama Islam ini.

Selain negara bagian Johor Bahru dengan masage, spa dan pun yang menjadi incaran wanita asal Indon (sebutan orang Malaysia,red). Negara bagian Pahang menjadi incaran para pekerja seks dengan bayaran murah.

Menurut G, seorang PSK yang sudah beberapa kali masuk ke Malaysia dengan mengantongi permit (ijin) wisata.”Kalau di negara bagian Pahang, para PSK ada yang koordinir dan menyediakan tempat, kayak bedeng-bedeng gitu bang.’ucap G.

Bedeng atau kamar itu khusus dibuat untuk melayani para pekerja kebun kelapa Sawit.’Letaknya jauh didalam hutan, gak signal didaerah itu. Wanita-wanita yang kerja disitu umumnya yang butuh uang banyak dalam waktu cepat.”terang G yang mengaku pernah ke perkebunan Sawit di Pahang itu.

Bedeng itu, lanjut G ada yang jaga, oknum aparat yang membekingnya sehingga lokasi pelacuran itu berjalan aman dan lancar.”Wanitanya juga tak banyak yang dibawa dari Johor Bahru, paling 3 atau 4 orang saja. Tanggal 7 sampai tanggal 10 musim pesta seks para pekerja sawit dengan PSK disana bang. Karena tanggal segitu para pekerja sawit itu gajian.”terang G.

Mengenai tarif, dengan polos G menuturkan sekitar sekali pakai wanita itu dibayar 60 Ringgit dimana 10 Ringgit untuk pengelola tempat dan keamanan dari pembawa PSK tersebut. Ini sudah lama terjadi, tapi imigrasi dan otoritas berwenang Malaysia seolah tutup mata.”urai G

G juga menambahkan adanya keterlibatan oknum petinggi militer dalam kelancaran bisnis lendir di perkebunan sawit.”Petinggi itu tapi tapi membiarkan. Karena kabarnya ada perkebunan itu miliknnya.”ungkap G.

Sehari, lanjut G, dirinya bisa melayani 8 sampai 10 orang laki-laki, bahkan si pelacur tak sempat pakai celana dalam.””Hanya cuci pakai air aja barang itu bang, kadang belum selesai cebok, sudah ada tamu lagi yang harus dilayani.”jelas G.

Hingga berita ini dimuat upaya konfirmasi dengan pihak Imigrasi Malaysia maupun otoritas lainnya belum berhasil dilakukan. Diduga oknum imigrasi Malaysia membiarkan atau “kecipratan”uang lendir dari para PSK ataupun koordinatornya.

Imigrasi Malaysia patut dan wajib mencurigai para wanita yang mengantongi ijin wisata tapi begitu balik membawa uang dalam jumlah besar. Logikanya orang berwisata menghabiskan uang bukan sebaliknya. Setiap bulan, diperkirakan ratusan ribu Ringgit dibawa oleh PSK tersebut secara ilegal ke Indonesia.

Para PSK yang sudah berpengalaman, lanjut G akan mentransfer uang hasil lendirnya melalui jasa calo atau koordinator PSK. Disinilah peran jasa ni otoritas keuangan Malaysia sering kebobolan karena minimnya pelacakan asal usul uang transfer tersebut.

Solusi paling tepat untuk pemerintah Malaysia adalah melakukan operasi melibatkan seluruh lokasi-lokasi disekitar perkebunan sawit dan menindak tegas semua yang terlibat.(red)

Ditulis Oleh Pada Ming 08 Sep 2024. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek