Keluarga Minta Meninggalnya Ngatimin Diusut
Tanjungpinang, Radat Kepri- Meninggalnya Ngatimin alias Nanang yang dituduh sebagai penculik anak menyisakan tanda tanya bagi keluarga, istri dan kerabat almarhum. Keluarga meminta aparat kepolisian mengusut meninggalnya almarhum yang sempat koma saat dirawat di RSUP Raja Ahmad Thabib selama 7 hari.
Hal tersebut dikatakan Musleha, kakak ipar almarhum Ngatimin saat ditemui di rumah duka jalan Usman Harun, Gang Bintan 1, Tanjungpinang, Minggu (23/9/2018). Musleha mengatakan almarhum mengalami penganiayaan oleh beberapa orang saat dituduh sebagai penculik anak di jalan Sultan Mahmud. Musleha mengaku memiliki bukti rekaman video penganiayaan tersebut.
“Dokter yang merawat adik saya bilang terjadi penyumbatan pembuluh darah di kepala bagian belakang dan pembengkakan leher disebabkan benturan dan pukulan benda keras. Akibatnya adik saya tidak sadarkan diri dan sempat koma. Kami minta polisi mengusut apakah penganiayaan tersebut menyebabkan adik kami meninggal,” ujarnya.
Dilanjutkan Musleha, almarhum semasa hidup tidak ada perilakunya yang aneh-aneh. Pergaulan sesama tetangga dan teman-temannya sangat baik. “Boleh ditanya latar belakang adik kami ini tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan keluarga. Kami minta polisi memeriksa orang-orang yang memukul adik kami, bukti video pemukulannya ada. Kami minta polisi mengusut meninggalnya adik kami ini,” ujar Musleha.
Sebelumnya Ngatimin alias Nanang (32) dituduh melakukan penculikan siswa Madrasah Raudatul Mushallin Tanjungunggat pada hari Rabu 12 September 2018 lalu. Saat diamankan warga, almarhum sempat dianiaya dari video yang beredar di medsos. Tidak banyak yang didapat keterangan dari Ngatimin saat berada di Polsek Bukit Bestari. Esoknya Ngatimin di rawat di rumah sakit karena mengalami sakit dan akhirnya meninggal dunia. (Dwa)