Inilah Prestasi Awe-Nizar Dua Tahun Pimpin Lingga
Tanjungpinang, Radar Kepri-Sejumlah prestasi telah diukir pasangan Bupati-Wakil Bupati Lingga, H Alias Wello S Ip-Muhamad Nizar S Sos selama 2 tahun memimpin Kabupaten Bunda Tanah Melayu ini. Salah satunya sistem perekaman data penduduk berbasis elektronik.
Hal ini terungkap dalam dialog akbar refleksi dua tahun kepemimpinan Awe-Nizar bersama mahasiswa dan tokoh masyarakat di graha koran Peduli, Jl Cendrawasih Gang Saudara nomor 80, Tanjungpinang pada Jumat (23/02).”Untuk data rekam penduduk dan akte, kita (Kabupaten Lingga,red) masuk dalam kabupaten terbaik di Indonesia. Sehingga Lingga ditetapkan sebagai daerah percontohan untuk perekaman.”ucap Awe sapaan H Alias Wello S IP.
Dulu, masih kata Awe.”Saudare kite, suku laut tak ade punye KTP. Sekarang sekitar 100 orang sudah ade punye. Dulu waktu kampanye, saye bilang, ikak, kalau Awe-Nizar menang, bikin KTP tak usah jauh-jauh datang ke Dabo. Orang Senayang tak perlu datang ke Dabo. Ongkos bikin KTP gratis, tapi biaya transportasi lebih mahal. Sekarang, kite sudah datang, tim turun kemana-mane, sudah tersisir sampai ke pulau-pulau.”jelas Awe.
Sistem jemput bola perekaman data penduduk ini ternyata efektif mendata total rakyat Lingga.”Kemarin, jumlah penduduk kite 80 ribu lebih, sekarang 102 ribu lebih. Tapi yang diakui, up date terakhir,jumlah penduduk kite 99 245 orang periode Desember 2017. Peningkatan yang luar, ade lagi yang belum terekam.”beber Awe.
Meskipun sudah meraih prestasi dibidang perekaman jumlah penduduk dan menoreh prestasi sebagai kabupaten peraih Adipura. Awe mengakui masih ada kekurangan yang dikeluhkan masyarakat dan disampaikan langsung keponselnya.”Pertama, masalah kesehatan. Ini harus kita buka ni, problem kite masih dalam kesehatan, masih lemah. Yang kedue, masalah pendidikan.”katanya.
Terkait mengatasi masalah kesehatan yang dipertanyakan Khairul, salah seorang mahasiswa Lingga yang kuliah di Tanjungpinang. Awe mengatakan, dirinya bukan hanya memikirkan masalah ambulan untuk pelayanan.”Yang kite perjuangkan sekarang ini keberadaan rumah sakit apung. Rumah sakit apung ini bergerak dari satu titik ke titik lain seperti di Papua.”terang Awe.
Tahun 2016, pihaknya sudah mengajukan ke Kementrian Kesehatan.”Saat itu saye sampaikan ke pak Asman Abnur selaku anggota DPR-RI dan mendapat respon positif. Ini ide bagus, nanti saye sampaikan ke Menkes. Tapi ditengah perjalanan, beliau terpilih pula jadi Menteri. Sehingga, sampai sekarang belum jelas lagi. Insya Allah seiring waktu, kite akan punya rumah sakit apung.”kata Awe.
Kemudian untuk memperpendek rentang kendali dalam membangun Kecamatan Senayang, Awe juga sukses memekarkan wilayah itu.”Karena ini merupakan janji politik saat kampanye. Karena waktu aku jadi ketua DPRD, usulan pemekaran ini tidak didukung. Jadi, satu kecamatan menjadi 4 kecamatan termasuk kecamatan induk. Itupun masih mendapat hambatan dari dewan. Tapi Alhamdulillah akhirnya disetujui.”terang Awe.
Selain itu, pihaknya juga sedang berjuang untuk merebut posisi agar pulau Bakung, kecamatan Senayang menjadi pulau karantina.”Kita sedang bersaing dengan tiga daerah, yakni Bengkulu dan Babel. Tanggal 14 kemarin pihak Kementan berpesan agar saye tenang saje dan tetap menjaga situasi tetap kondusif.”katanya.
Artinya, jika pulau Bakung menjadi pulau Karantina Nasional, maka seluruh sapi yang masuk ke Indonesia harus ke pulau Bakung dulu baru didistribusikan ke seluruh NKRI.”Disitu (Pulau Bakung,red) bisa menampung 50 ribu ekor sapi. Bayangkan dampak ekonominya, berapa banyak tenaga kerja didaerah kita yang diserap. Kita sudah bayangkan Lingga Terbilang itu.”tegasnya.
Untuk bidang pertanian, Awe mengungkap percetakan sawah yang digagasnya telah diakui pemerintah sebagai lumbung pangan nasional untuk wilayah perbatasan.”Kerja keras kite, ditengah sikap pesimis pejabat Pemprov Kepri bergelar doktor, ternyata mendapat respon positif dari Presiden. Lingga untuk wilayah Sumatera, Entikong untuk wilayah Kalimantan dan Kaltara kemudian Belu di Timur Timor dan Marauke menjadi daerah lumbung pangan nasional untuk daerah perbatasan.”beber Awe.
Bahkan, saat ini tiga perguruan tinggi, STTP Malang, STTP Bogor dan STTP Medan mengirim duta Kerja Kuliah Nyata (KKN) sebanyak 248 orang bersama pembimbing sebanyak 52 orang.”Kita tidak boleh gengsi. Kite harus jadi leader.”tegasnya.
Untuk meningkatkan sumber daya manusia, pihaknya juga telah merintis dengan membiayai sejumlah mahasiswa Lingga menuntut ilmu.”Kita berikan beasiswa untuk sejumlah mahasiswa asal Lingga. Kita ada program diploma 1 dengan IPB Bogor, die kuliah di Dabo, nanti diwisuda di Bogor sebanyak 105 orang. Kemudian kita memberikan beasiswa untuk S1 (sarjana,red) sebanyak 29 orang untuk di Malang dan Jogja dengan di Magelang. Kemudian untuk program S2 (master,red) kita ada dua orang ke IPDN dan program S3 (doktor,red) 1 orang juga di IPDN.”urai Awe. Dikatakan Awe, Inilah investasi Lingga dibidang SDM untuk beberapa tahun kedepan.(irfan)