Dinkes Lingga Optimis Program Pemberian Vaksi Filiaris Tercapai
![fotopelajar SMAN 2 Dabo, mendapatkan pemahaman tentang program Filariasis, sebelum memberikan vaksin kepada siswa. Untuk memenuhi target Lingga bebs Filariasis 2018, Dinkes terus melakukan terobosan baru pemberian vaksin](https://radarkepri.com/wp-content/uploads/2014/11/fotopelajar-SMAN-2-Dabo-mendapatkan-pemahaman-tentang-program-Filariasis-sebelum-memberikan-vaksin-kepada-siswa.-Untuk-memenuhi-target-Lingga-bebs-Filariasis-2018-Dinkes-terus-melakukan-terobosan-baru-pemberian-vaksin.jpg)
Pelajar SMAN 2 Dabo, mendapatkan pemahaman tentang program Filariasis, sebelum memberikan vaksin kepada siswa. Untuk memenuhi target Lingga bebas Filariasis 2018.
Lingga, Radar Kepri-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lingga, dr Ignatius Luti MPH optimis program pemberian vaksin Filariasis di Kabupaten Lingga akan mencapai target. Optismisme ini berdasarkan pemantauan yang dilakukan di beberapa daerah sangat antusias masyarakat untuk mendapatkan vaksin vilariasis semakin meningkat.
Menurut Luti.”Saya optimis program pemberian vaksin filariasis periode ini mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat.”kata Luti, Rabu (26/11).
Menurut Luti, meningkatnya antusias masyarakat mendapatkan vaksin filariasis tidak lepas dari sosialisasi tenaga kesehatan di Puskemas dan Pustu di desa-desa. Masyarakat semakin mengerti bahwa memakan vaksin filariasis tidak membahayakan.”Selain itu, masyarakat juga semakin mengerti bahaya penyakit kaki gajah.”ujarnya.
Program pemberian vaksin Filariasis adalah program dari Kementrian Kesehatan untuk Masyarakat Indonesia terbebas dari penyakit Kaki Gajah. Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga berkomitmen untuk mencapai target masyarakat Lingga yang terbebas dari penyakit Kaki gajah tersebut.”Ini merupakan tahap kedua program pemberian vaksin Filariasis.”tegasnya.
Pada pemberian vaksin tahap pertama yang dilakukan Dinkes Lingga, belum mencapai target 80 persen yang ditetapkan pemerintah. Hasil evalauasi yang dilakukan, pemberian vaksin tidak maksimal jika hanya dilakukan di pusat-pusat kesehatan, seperti Puskesmas, Pustu dan Polindes.”Pada tahap kedua, petugas mendatangi langsung sekolah dan tempat-tempat umum lainnya.”tutup Luti (muslim tambunan)