Ansar Ahmad Sebut Natuna Berpotensi Jadi Lumbung Ikan Indonesia Barat
Tanjungpinang, Radar Kepri-Tidak ada yang berubah dari sosok Ansar Ahmad SE MM dalam melayani insan pers untuk wawancara doorstop (cegat), tetap melayani, menjawab dengan barisan kata yang tertata, mudah dicerna tentunya dengan intonasi sedang.
Hal ini dilakukan H Ansar Ahmad SE MM sejak jadi Bupati Bintan dua periode, anggota DPR RI, hingga saat ini mengemban amanah menjadi pemimpin di Provinsi Kepri.
Hari ini, Rabu (29/09) usai menghadiri rapat paripurna di DPRD Kepri, H Ansar Ahmad SE MM dicegat sejumlah pewarta. Satu persatu, jawaban disampaikan Gubernur Kepri ini dengan tenang dan kalimat tertata.”Kita akan evaluasi anggaran penarikan kredit macet itu. Kita pelajari, kalau memang bisa diputihkan, kita putihkan. Dalam penarikan kredit macet itu, ada melibatkan unsur pembinaan.”jawab Ansar Ahmad terkait adanya biaya penarikan kredit Rp 500 juta padahal kredit macetnya hanya Rp 40 juta.
Menjawab pertanyaan radarkepri.com tentang biaya Rp 800 juta untuk mengurus labuh jangkar agar retrbusinya dapat dipungut Pemprov Kepri senilai hampir Rp 200 Miliar.”Kita pergunakan untuk akomodasi dan operasional. Mungkin kita perlu biaya untuk pengacara.”terangnya.
Ansar Ahmad menambahkan, selain dari APBD Kepri, pihaknya juga berkemungkinan mencari dana dari pihak lain dalam memperjuangkan hak labuh jangkar itu.
Selain itu, Ansar juga memperjuangankan hak pengelolaan garis pantai, terutama retribusi dari reklamasi pantai ke Kementrian Kelautan.”Kita bisa mendapat PAD sekitar Rp 50 Miliar dari reklamasi dan retribusi garis pantai ini.”ucapnya.
Saat ini, lanjut Ansar Ahmad.”Kami juga sudah berbicara dengan kementrian Kelautan agar Natuna menjadi lumbung ikan di Indonesia Barat. Kita melihat potensi Natuna menjadi lumbung ikan nasional sangat besar.”pungkasnya.(irfan)