; charset=UTF-8" /> Akibat Tambang Bauksit, Tpi Terancam Krisis Air Bersih - | ';

| | 980 kali dibaca

Akibat Tambang Bauksit, Tpi Terancam Krisis Air Bersih

Dumptruk bermuatan biji bauksit bebas melintas di Jl Adi Sucipto, depan markas TNI-AU kilometer 12 Tanjungpinang, Jumat 06 September 2013.

Dumptruk bermuatan biji bauksit bebas melintas di Jl Adi Sucipto, depan markas TNI-AU di kilometer 12 Tanjungpinang, Jumat 06 September 2013.

Tanjungpinang, Radar Kepri-Meskipun telah beberapa kali disorot oleh media ini,  aksi “perampok” dan “penjarah” tanah dan air berupa mineral biji bauksit dari bumi Segantang Lada (Tanjungpinang) ini. Namun, hingga Jumat (06/09), aktifitas tambang illegal berkedok cut and fill makin menggila. Aparat penegak hukum dan penguasa, nampaknya sudah “buta” sehingga membiarkan ulah penjual tanah dan air ini merajalela.

Lihat saja aktifitas tambang illegal di Tanjung Sebauk, Tanjung Lanjut, Dompak, bahkan di dalam kota disamping markau TNI-AU, kilometer 13, Jl Adi Sucipto juga dengan leluasa “dijarah”.

Hal ini terlihat ketika media menggelar survei ke daerah tersebut diatas, Jum’at (06/09). Terlihat puluhan alat, mulai dari loader, eksavator dan dumptruk berlomba-lomba mengeruk isi perut Bumi Segantan Lada ini. Akibatnya, di lokasi tempat mereka mengeruk perut bumi itu meninggalkan lubang layaknya kolam. Bahkan di beberapa titik, bekas galian tersebut berubah menjadi danau dan menjadi sarang nyamuk.

Begitu juga dengan lokasi di seputaran Jl Adi Sucipto kilometer 13 arah Kijang. Terlihat di sekittar lokasi pengerukan bijih bouksit itu, sudah banyak bukit dan hutan yang tandus. Dampaknya, waduk penampungan Sei Pulai sebagai sumber air warga Tanjungpinang semakin mongering. Padahal waduk tersebut, satu-satunya sumber air bersih ratusan ribu masyarakat kota Tanjungpinang (Tpi).

Apabila aparat penegak hukum yang berwenang dan penguasa daerah masih tutup mata. Walaupun saat ini, musim hujan, namun PDAM tak akan bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga. Selain debit waduk Sei Pulai rendah, juga diragukan kualitasnya karena rembesan limbah bauksit mengalir ke waduk tersebut.

Menurut Sumber yang enggan namanya dipublikasi, menyebutkan.”Di batu 13 itu ada tiga perusahaan tambang illegal disitu mas. Tapi itu tak akan mungkin di tutup. Karena, pemiliknya dekat dengan oknum petugas.”katanya.

Sumber juga menyebutkan.”Bahkan di satu tempat didaerah tersebut, ada yang di milik oknum petugas.Jadi siapa yang berani menutupnya.”Kata sumber yang tidak mau mengatakan petugas mana pemilik tambang illegal itu.

Sumber yang sama menambahkan.”Bahkan para penambag illegal itu memakai Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi lagi. Yang dihantarkan oleh oknum aparat dengan mobil Panther.”bisiknya.

Ketika media ini menanyakan dari kesatuan mana oknum aparat itu, sumber enggan menyebutkan.”Mas selidiki saja, nanti juga muncul tuh oknumnya.”saran sumber.

Lain lagi cerita Jk (41), seorang  warga Tanjungpinang ketika dijumpai media ini di satu tempat di kedai nasi  kilometer 9 Bintan Centre, mengungkapkan.”Sebenarnya kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, karena semua penjabat di kota Tanjugpinang ini terlibat dengan perusahaan tambang yang ada di kota ini. Termasuk juga para caleg-caleg yang akan mencalon di pemilu yang akan datang.”Kata Jk tanpa merinci pejabat apa dan caleg dari partai mana yang menambang illegal itu.(aliasar)

Ditulis Oleh Pada Jum 06 Sep 2013. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek