Pemerintah Harus Ikhlas Berikan Dana Sertifikasi Guru
Tanjungpinang, Radar Kepri-Naja Rendra (55) yang mengaku selaku pemerhati kebijakan pemerintah terhadap nasib guru-guru di Indonesia. Minta Pemerintah Rebulik Indonesia iklas dan objektif memberikan dana sertifikasi pada “cik Gu”. Jangan dimenilai dengan bidang studi, atau tuntutan full jamnya mengajar perbulan. Intinya, kalau memang pemerintah harus ikhlas memberikan dana sertipikasi itu, jangan ada tuntutan di belakang.
Hal ini diungkapkan oleh Naja Rendra ketika dijumpai Radar Kepri Jum’at (06/12) di salah satu tempat kedai kopi di jalan R H Fisabilillah, Kilometer 4 lapangan Pamedan A Yani kota tanjungpinang, mangatakan.”Jadi, seharunya pemerintah melalui Dinas Pendidikan Nasional (Depdiknas) itu, harus mengeluarkan aturan sertifikasi itu untuk guru-guru benar-benar sudah professional. Atau guru-guru yang sudah layak untuk mendapatkan sertifikasi itu.”Katanya.
Kemudian, Naja Rendra menambahkan.”Ini tidak, meskipun guru-guru itu belum layak mendapatkan sertifikasi, apabila sudah Sarjana langsung dikirim sertifikasinya. Rancunya apabila guru itu, tidak memenuhi jam yang ditentukan pemerintah, mereka tidak mendapatkan dana sertifikasi. Setelah itu guru-guru ini, secara terpaksa mereka mengajar, walaupun di sekolah-sekolah lain yang kosong.”Tambah mantan guru di salah satu SMA di kabupaten Bintan itu.
Dikatakan Naja Rendra”Seharusnya para guru-guru itu, tidak harus merasa terpaksa. Jika seperti itu mereka terpaksa melakukanya. Berarti pemerintah itu tidak iklas memberikan uang tunjangan, atau dana sertifikasi itu.”tutup Naja Rendra.(aliasar)
saya sangat setuju dengan hal tersebut, karena rata-rata guru yang mengajar kini pada mengejar sertifikasi, hal hasil kelas banyak yang kosong. sehingga, muncullah kata terpaksa untuk mengajar. karena itu semua tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh guru. walaupun sudah pegawai sekalipun pinjaman yang dipotong sama aja gaji guru berkurang untuk mensejahterakan kehidupannya..
saya hampir satu dasawarsa mengajar ditempat yang sama (sekolah swasta), memang banyak guru yang keluar masuk (tidak betah), tetapi sejak digulirkannya program sertifikasi banyak guru yang bertahan, alasannya menuggu panggilan sertifikasi, menjadi guru bukan lagi panggilan jiwa tetapi panggilan sertifikasi, pemerintahpun sepertinya lebih berpihak ke PNS.