Lis Belum Ganti Direktur BUMD Kota Tanjungpinang
Tanjungpinang, Radar Kepri-Akhirnya gerbong mutasi Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) Pemko Tanjungpinag dibawah kepemimpinan H Lis Darmansyah SH-Syahrul S Pd bergulir. Para Kadis yang “bermasalah” dan dinilai tidak cakap memimpin dinasnya dimutasi, bahkan ada yang di nonjob-kan.
Anehnya, posisi direktur Eva Amalia selaku direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Tanjungpinang masih “aman” alias tak tergantikan. Padahal, selama BUMD Kota Tanjungpinang dipimpin dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) ini. BUMD Kota Tanjungpinang selalau rugi alias tekor. Mungkin karena “nyambi” (kerja dobel) ini-lah, Eva Amalia tidak maksimal dalam mengurus BUMD Kota Tanjungpinang sehingga rugi terus ?.
Sejumlah persoalan juga merebak, diantaranya, pada 29 Agustus 2012 lalu. Pedagang ikan protes karena adanya indikasi jual-beli lapak ikan di Plantar KUD Tanjungpinang, dari mulai harga Rp1 juta hingga Rp 2 juta per-bulannya padahal setoran ke pihak BUMD hanya Rp195 ribu per-bulannya.
Kemudian kisruh pedagan kuliner di akau Potong Lembu yang merasa keberatan dengan penyesuaian tarif, serta janji-janji Eva Amalia terhadap mereka. Terutama janji akan menyalurkan 30 unit gerobak tahun 2011 lalu. Namun sampai hari ini, baru 10 orang pedagang akau saja yang menerima.
Terkait janji bantuan gerobak untuk pedagang itu, Eva Amalia yang dikonfirmasi Radar Kepri beberapa waktu lalu mengatakan, pemberian gerobak untuk pedagang Akau Potong Lembu sebanyak 30 unit itu akan diserahkan secara bertahap. Setiap gerobak senilai Rp 3 juta.”Tahap pertama kita akan membagikan 10 unit saja dulu, sisanya di bagikan lagi secara bertahap.”janjis Eva Amalia. Namun hingga Februari 2013 ini, sisa 20 unit gerobal lagi belum juga sampai ke pedagang.
Kemudian janji semenisasi untuk bahu jalan dari depan puskemas hingga ujung jalan akau, juga tak terealisir sampai hari ini. Padahal, informasi yang dihimpun media ini, dana semenisasi itu sudah cair ?.
Tahun yang lalu, BUMD mengajak pedagang akau untuk gotong royong, para pedagang dipungut sumbangan yang bervariasi. Setelah gotong royong selesai, ternyata terjadi kelebihan dana Rp 900 ribu.”Eva Amalia, di depan lurah dan RT serta beberapa orang pedagang akau berjanji akan menyerahkan uang sisa gotong royong itu. Namun sampai hari ini, uang itu tak pernah dikembalikan kepada kami.”kata Alimin, ketua Persatuan Pedagang Kuliner Akau Potong Lembu (P2KAPL).
Alimin alias Awang mengkuatirkan, para pedagang akau menduga dirinya yang mengambil uang sisa bantuan pedagang akau untuk gotong royong itu.”Sampai hari ini, saya tidak pernah menerima uang sisa gotong royong itu.”tegasnya.
Sementara itu, Eva Amalia membantah adanya uang sisa gotong royong itu.”Mana ada.”elaknya ketika dikonfirmasi seorang wartawan yang dikenal dekat dengan Eva Amalia.(fan)