Tim Balon Bupati Jalur Independen Lingga Resahkan Warga
Lingga, Radar Kepri-Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lingga 2016-2021 dalam mengikuti pertarungan pemilihan 9 Desember 2015 mulai terlihat. Terutama munculnya bakal calon (balon) perseorangan atau independen yang kemungkinan bakal bertarung dalam pilkada nantinya, Gejolak politik mulai memanas, bahkan politik kampanye hitam sudah di dengungkan belakangan ini. Seperti halnya, dengan munculnya calon perseorangan yang mewajibkan dukungan masyarakat dengan bukti identitas kependudukan yang menjadi salah satu syarat bakal calon kepala daerah yang maju dalam pertarungan memperebutkan kursi kepemimpinan Lingga nantinya.
Banyaknya oknum perangkat Desa, baik itu RT, RW, Kepala Dusun maupun BPD diam-diam menjadi tim sukses bakal calon. Mereka inilah yang di manfaatkan untuk mengumpulkan Photo Copy KTP.
Celakanya dalam pengumpulan dukungan dilakukan dengan berbagai alasan, kadang muncul ancaman terhadap masyarakat agar memberikan KTP sebagai dukungan. Ini tentu meresahkan, bahkan ada yang mengancam tidak mendapatkan bantuan pemerintah apalabila tidak memberi dukungan, bahkan ancaman lainya.
Hal ini di alami masyarakat Nerekeh yang mengaku dari tim Kamarudin Ali SH, Perangkat Desa yang juga Ketua BPD mengumpulkan KTP dan demgan sedikit “mengancam” teekait bantuan pemerintah kalau tidak memberi KTP. Sehingga masyarakat menjadi resah.
Seperti di sampaikan Saharudin, mengakui di alami keluarganya, terkait paksaan dan bernada ancaman tidak mendapatkan bantuan Rumah Tak Layak Huni, ketika tidak memberi kartu indentitas kependudukan.”Ini cara yang tak beres, masalah dukungan jangan di paksa.”ungkapnya, Selasa (08/06) kemarin.
Begitu juga halnya dengan Mazlan, salah satu tokoh Masyarakat Nerekeh. Dirinya resah akibat paksaan tersebut, dirinya-pun mengalami hal yang serupa, akibat pungutan identitas kependudukan untuk calon perseorangan. Mazlan mengaku adanya cara pengumpulan inilah yang membuat masyarakat resah, bahkan melalui orang dekat Kamarudin Ali SH.
Dirinya mengkonfirmasi masalah tersebut yakni melalui Awang Tepung (orang dekat Kamarudin Ali,red) terkait kebenaran atas dukungan tersebut.
Menurut Mazlan, Awang mengakui bahwa dirinya yang meminta Kepala BPD Lingga yang bernama Laily untuk mengumpulkan KTP dukungan. Namun ketika dalam pembicaraannya dengan Awang, melalui telpon di saat bersamaan Awang kebetulan bersama Kamarudin Ali. Oleh Awang ketika dia melakukan pembicaraan, malah handphone Awang diberikan ke Kamarudin Ali, celakanya dirinya, menerima bahasa yang tidak “enak” dari Kamarudin Ali. Belum lagi, beberapa masyarakat Nerekeh lainnya, banyaknya permintaan KTP untuk di Photo copy, dirinya tak mengetahui kalau pengunaan KTP untuk apa.”Kami seseluarga 5 orang di minta KTP untuk di photo copy, kami berikan saja. Karena kami pikir untuk kepentingan desa, belakangan baru tahu kalau KTP kami untuk dukungan calon, soalnya ketika di mintai KTP kami tidak diberitahu apa-apa.”ungkap masyarakat Nerekeh yang enggan namanya di tulis. Sementara itu, informasi yang di dapatkan media ini, permintaan KTP untuk di photo copy tak hanya terjadi di Nerekeh saja, banyak lagi desa-desa yang di mintai namun tidak tahu di gunakan untuk apa, ada indikasi permainan dalam mengumpulkan KTP untuk dukungan calon independen.
Sementara itu, ketua KPUD Lingga, Agussyuriawan, di sampaikan masalah pengumpulan KTP tersebut membenarkan, dirinya sudah mendapatkan informasi permainan dalam dukungan bakal calon kepala daerah, namun berjanji akan melakukan klarifikasi terkait dukungan KTP dari calon perseorangan.”Nanti akan kita cek ke pemilik KTP, apa betul dia memberi dukungan pada calon tersebut” ungkapnya,kamis (11/06).(amin)