Malaysia : Catatan Sejarah
Hasrul Sani Siregar MA
Ada dua peristiwa sejarah penting bagi Malaysia. Sebelum sebutan Malaysia dikenal sekarang,dulunya dikenali dengan sebutan Semenanjung Malaya merujuk kepada negeri negeri melayu yaitu dari Johor Bahru hingga Kelantan yang berbatasan dengan Negara Thailand di Selatan.
Wilayah Semenanjung Malaya dikenal sebagai Persekutuan Tanah Melayu (Federation of
Malaya). Peristiwa sejarah pertama adalah kemerdekaan Tanah Melayu yaitu pada tanggal 31 Agustus 1957 dan kedua adalah bergabungnya Sabah dan Sarawak (negeri Borneo) ke dalam persekutuan tanah melayu pada 16 September 1963. Tulisan ini mencoba menguraikan sejarah keberadaan tanah melayu dan integrasinya Sabah dan Sarawak ke dalam Persekutuan Tanah Melayu serta keluarnya Singapura dalam Semenanjung Malaya. Sejak Sabah dan Sarawak bergabung sebutan Persekutuan Tanah Melayu berganti dengan sebutan Persekutuan Malaysia.
Dalam Semenanjung Malaya ada sembilan Pemerintah Negeri Melayu. Negeri-negeri
Melayu tersebut memiliki Raja. Sebutan Yang di-Pertuan Agong adalah gelar bagi raja Malaysia.
Jabatan ini digilirkan setiap lima tahun antara sembilan Pemerintah Negeri Melayu. Malaysia
telah melakukan pemilihan raja sejak merdeka dari Inggris tahun 1957. Dalam tatanan
pemerintahan bersifat unik, raja dipilih oleh dan digilir di antara para raja-raja dari sembilan negara bagian Malaysia yang masih dipimpin oleh raja. Empat negara bagian lain tak dipimpin oleh raja yaitu Malaka (Malacca), Pulau Penang, Sabah dan Sarawak).
Negeri-negeri tersebut adalah Johor Bahru, Kedah, Kelantan, Negeri Sembilan, Pahang,
Perak, Perlis, Selangor dan Terengganu kemudian 3 negeri Selat yaitu Melaka (Malacca), Pulau Penang dan Singapura (Temasek). Namun dalam perjalanannya, Singapura yang tergabung dalam Persekutuan Malaysia sebelum dan sesudah kemerdekaan pada 31 Agustus 1957, memisahkan diri dan menjadi negara berdaulat pada 9 Agustus 1965. Ini berarti, semenjak kemerdekaan pada 31 Agustus 1957, lebih kurang 8 tahun Singapura (Temasek) bergabung dalam Persekutuan Malaya (Federation of Malaya).
Dalam sejarahnya Semenanjung Malaya (Federation of Malaya) tersebut dikenal pula
dengan sebutan Malaysia Barat. Dalam perkembangannya, Malaysia Barat lebih maju ketimbang Malaysia Timur berhubung Malaysia Barat lebih awal merdeka yaitu pada 31 Agustus 1957.
Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak) baru bergabung ke dalam Malaysia pada 16 September 1963. Oleh sebab itu, perlu 6 tahun menunggu integrasinya Sabah dan Sarawak ke dalam Persekutuan Malaysia.
Malaysia Timur (Borneo) Sejarah mencatat bahwa semenjak abad ke-19, Lord Brassey, seorang Kompeni Inggris di Borneo (Pulau Kalimantan) telah merencanakan penyatuan antara negeri-negeri di Borneo yaitu
Sabah dan Sarawak, negeri-negeri Melayu dan negeri-negeri Selat (Malaka (Malacca), Pulau
Penang serta Temasek (Singapura). Negeri-negeri Melayu tersebut adalah Johor Bahru, Kedah, Kelantan, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis, Selangor dan Terengganu. Oleh sebab itu, sebelum Sabah dan Sarawak bergabung ke dalam Persekutuan Malaysia, dulunya dinamakan Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya) yang juga memasukkan Negeri Malaka (Malacca), Pulau Penang dan Temasek (Singapura).
Bergabungnya Sabah dan Sarawak ke Persekutuan Malaysia pada 16 September 1963
tentunya melalui proses yang panjang. Sebelum kedua wilayah di Borneo tersebut bergabung ke
dalam Persekutuan Malaysia secara resmi, Sabah dan Sarawak turut diawasi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations). Sebelum Sabah dan Sarawak bergabung ke dalam Persekutuan Malaysia, pada 8 Juli 1963 bertempat di London, Inggris telah dilakukan perjanjian untuk bergabungnya Sabah dan Sarawak ke dalam Persekutuan Malaysia. Sejak penandatanganan tersebut, PBB telah mengirim utusannya, Lawrence Michaelmore ke Sabah dan Sarawak pada 16 Agustus hingga 5 September untuk melihat kesiapan rakyat Sabah dan Sarawak untuk bergabung
secara resmi ke dalam Persekutuan Malaysia.
Mayoritas rakyat Sabah dan Sarawak setuju untuk bergabung ke dalam Persekutuan
Malaysia yang awalnya akan dilakukan pada 31 Agustus 1963 yang merupakan 6 tahun perayaan Hari Kebangsaan Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya). sehingga diundur pada 16 September 1963. Ini berarti bahwa bergabungnya Sabah dan Sarawak telah melalui proses dan mekanisme yang difasilitasi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations). Undang-undang Malaysia mengenal 2 Perlembagaan Persekutuan yaitu Pelembagaan untuk Persekutuan Tanah Melayu (Semenanjung) dan untuk Sabah dan Sarawak (Borneo) yaitu Perlembagaan Persekutuan Malaysia. Perlembagaan Persekutuan Tanah Melayu diperkenalkan pertama kali
pada hari Kemerdekaan, 31 Agustus 1957 dan Perlembagaan Persekutuan Malaysia
diperkenalkan pada hari Malaysia, 16 September 1963, ketika Sabah dan Sarawak bergabung ke dalam Federasi Malaysia.
Perlembagaan tersebut lebih banyak mengatur tentang peran dan kedudukan Sabah dan
Sarawak dalam perlembagaan Malaysia. Perlembagaan Persekutuan Tanah Melayu belum mengatur untuk Negeri Sabah dan Negeri Sarawak ketika wilayah tersebut belum bergabung.
Namun setelah bergabungnya, Sabah dan Sarawak pada 16 September 1963, Perlembagaan Persekutuan Malaysia mengatur tentang kedudukan, hak serta kewenangan negeri Sabah dan Sarawak.
Ada lebih kurang 20 kewenangan yang akan menjadi kewenangan Negeri Sabah dan
Sarawak ketika bergabung dalam Persekutuan Malaysia. Kewenangan tersebut seperti dalam hal kebebasan agama, imigrasi, pelajaran, kerakyatan, Dewan Undangan Persekutuan negeri Sabah dan Sarawak, Perlembagaan, kuasa membuat Undang-undang, Masalah Tanah, Majelis negara bagi negeri-negeri Sabah dan Sarawak, Masalah Keuangan negeri Sabah dan Sarawak, Pemilihan umum (pilihanraya), kehakiman, Pelayanan dasar, Bahasa kebangsaan, hak Istimewa bumiputera, peraturan-peraturan dalam masa peralihan, Undang-undang yang berlaku saat ini
(perlembagaan persekutuan tanah melayu), Perjanjian-perjanjian keuangan dan bantuan dari luar negeri dan perlindungan perlembagaan.
Dari sekian kewenangan tersebut, yang menjadi kewenangan utama negeri Sabah dan
Sarawak yaitu kewenangan agama, imigrasi, bahasa kebangsaan dan hak istimewa bumiputera.
Agama islam merupakan agama resmi dalam Persekutuan Malaysia, namun di negeri Sabah dan Sarawak jaminan untuk memeluk selain agama Islam dijamin dalam pelembagaan persekutuan.
Malaysia. Jaminan kebebasan beragama dilindungi oleh perlembagaan Persekutuan Malaysia.
Penulis adalah
Alumni IKMAS, UKM, Malaysia/Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Provinsi Riau.
Ditulis Oleh Radar Kepri
Pada Jum 18 Jan 2019. Kategory Cerpen/Opini, Terkini.
Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0.
You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.