Gendang Nobat Lebih Populer Diluar Lingga
Lingga, Radar Kepri-Gendang Nobat merupakan alat musik tradisional asal Desa Kote, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga. Ironisnya, Gendang Nobat ini lebih populer dan dikenal masyarakat di luar Lingga jika dibandingkan dari daerah asalnya.
Seni tradisional Gendang Nobat biasanya di hadirkan dalam acara penyabutan tamu-tamu kehormatan. Saat ini jarang sekali terlihat atau di hadirkan di Lingga dalam acara penyambutan tamu kehormatan yang datang berkunjung ke Kabupaten Bunda Tanah Melayu itu.
Ketua kelompok musik tradisional Gendang Nobat, Idris, menuturkan.”Musik tradisional Gendang Nobat kami ini memang lebih sering mendapat undangan ke provinsi untuk mengiring tamu yang datang ke Provinsi Kepri dari pada di Lingga. Hampir setiap bulan kami di undang untuk bermain ke Provinsi Kepri.”ujarnya.
Ditambahkan Idris.”Jadi, tidak heran jika musik tradisional Gendang Nobat kami ini lebih di kenal di provinsi Kepri dari pada di lingga. Walau kami ini memang berasal dari kabupaten Lingga.”ujar Idris, Kamis (30/05).
Idris juga mengatakan, Gendang Nobat ini beranggotakan 7 orang.”Terdiri dari saya sebagai ketua, dua orang pemain gendang, satu orang pemukul gong, satu orang peniup terompet dan dua orang pemain silat. Namun kalau kami berangkat mendapat undangan ke Provinsi Kepri. Kadang, kami berangkat hanya 5 orang saja. Dua pemain silat tidak ikut, karena biasanya pesilat mereka yang siapkan, jadi kami hanya bermain musiknya untuk mengiringi mereka bersilat,” terangnya.
Lanjutnya lagi, sekarang ini pihaknya sudah melakukan pembinaan pada generasi muda di desa Kote.”Ini dilakukan untuk persiapan kedepannya menggantikan kami nantinya. Karena pemain Genndang Nobat yang sekarang sudah berumur rata-rata di atas 50 tahun. Atas dasar inilah kami merpersiapkan generasi berikutnya.”bebernya.
Ditambahkan Idris.”Walau bermain musik Gendang Nobat ini kelihatannya gampang, namun perlu diberikan pembinaan. Memang untuk dua pemain gendang dan pemain gong tidak-lah terlalu sulit melatihnya. Namun kami kesulitan mencari pemain terompetnya. Karena tidak semua remaja di desa kami dapat memainkan alat musik ini. Apalagi adanya mitos, kalau peniup terompet ini berdasarkan keturunan.”jelasnya.
Katanya lagi, musik tradisional yang kerap kali mengiringi pengantin memang sering disebut dengan nama Gendang Nobat. Se-iring seringnya mereka tampil di provinsi. Nama musik tradisional Nobat berganti nama dan telah di bakukan di Provinsi menjadi musik tradisional Napiri.”Kami berharap musik tradisional Gendang Nobat kami ini juga lebih dikenal di Kabupaten Lingga. Bukan hanya di luar Lingga,”imbuhnya.(puspandito)