Presiden, Kapolri dan Panglima TNI Diminta Tegas Berantas Rokok Ilegal
Tanjungpinang, Radar Kepri-Maraknya peredaran rokok ilegal alias rokok tanpa cukai di Kepri bukan hanya merugikan negara triliunan rupiah setiap tahun. Pengusaha rokok yang memiliki pita cukai juga sangat dirugikan karena rokok non cukai ini dijual lebih murah dan peredarannya masif.
Wajar masyarakat bertanya, kemana aparat penegak hukum (APH), polisi, bea cukai dan KPK ketika kejahatan terhadap negara ini terus berlangsung tanpa menyentuh pabrik rokok ilegal dan distributornya yang semakin merugikan negara dari cukai rokok ini.
Di ibu kota Provinsi Kepri, Kota Tanjungpinang, rokok merek Ofo, PSG, UN dan Luftman menjadi raja .’penilep” pajak cukai karena laris manisnya empat merek rokok tersebut dijual bebas. Bahkan di kedai kaki lima dekat kantor Bea Cukai Tanjungpinang, empat rokok tersebut dijual bebas meskipun tiap hari petugas BC Tanjungpinang melintas didepan kedai tersebut.
Beragam spekulasi bermunculan, mulai dari keterlibatan oknum APH, khususnya BC dalam pembiaran peredaran empat merek rokok ilegal tersebut. Hingga adanya upeti berupa setoran tiap bulan ke oknum APH sehingga pencegahan dan penindakan mati suri.
Presiden RI Prabowo Subianto melalu Mentri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa diharapkan mengevaluasi kinerja Dirjen BC dan kepala BC SE-Kepri karena masyarakat menilai institusi BC di Kepri telah gagal memberantas peredaran rokok non cukai ini.”Kalaupun ada yang ditangkap, hanya sebatas kurir, distributor dan pabrik rokok non cukai tak tersentuh, padahal dikemasan rokok ilegal itu ada nama Perusahaan dan distributornya. Kenapa tak ada proses hukum terhadap distributor dan pabrik rokok ilegal itu ?. Apa pabrik dan nama distributor itu fiktif ?”heran seorang warga Tanjungpinang mencermati maraknya peredaran rokok non cukai tersebut.
Presiden melalui Kapolri dan panglima TNI juga dapat memberikan perintah agar bertindak tegas sehingga kerugian negara dapat ditekan akibat maraknya peredaran rokok ilegal ini.
Hingga berita ini dimuat, upaya konfirmasi dengan pihak terkait masih dilakukan media ini, namun belum berhasil.,(Irfan)