Izin Bangunan Sarang Walet di Lingga Diduga Bermasalah, Warga Pertanyakan Legalitas dan Dampaknya

Ironisnya, sejumlah bangunan berdiri di tengah permukiman warga. Kondisi ini menimbulkan keresahan karena selain menimbulkan kebisingan, juga dikhawatirkan menjadi sarang nyamuk penyebab penyakit demam berdarah.

Seorang warga Daik, Lingga, yang enggan identitasnya dipublikasikan, menuturkan kepada Radar Kepri bahwa hampir seluruh bangunan usaha di Lingga bermasalah soal legalitas.

“Kalau soal izin bangunan dan usaha di Lingga, mungkin 90 persen lebih tidak punya izin. Yang ada pun sepertinya dipaksakan. Contohnya tempat pengolahan sagu dari Teluk sampai Merawang, hampir semua ilegal. Silakan dicek. Bahkan ada yang diduga milik oknum kepala desa, izinnya pun patut dipertanyakan,” ujar sumber, Selasa (16/9/2025) di Tanjungpinang.

Menurutnya, masalah serupa terjadi pada bangunan sarang walet yang marak di hampir setiap desa di Lingga.

“Masak bangunan sarang walet berdiri di tengah pemukiman warga? Selain bising, masyarakat juga terancam penyakit. Apa kontribusinya untuk masyarakat? Pajak untuk PAD juga tidak jelas. Bagaimana perhitungannya? Ada masukannya atau tidak?” tegasnya.

Sumber tersebut juga menyoroti lemahnya pengawasan dari instansi terkait. Minimnya koordinasi antar-lembaga dinilai membuka celah terjadinya pelanggaran, bahkan berpotensi merugikan keuangan daerah.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lingga, Saroha Hutagalung, yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp belum memberikan jawaban. Upaya konfirmasi kepada pihak lain juga masih dilakukan.(Aliasar)