Balada si Jibun
Hari ini Jibun tercenung sendiri di bilik bomoh. Luka bagian pinggul dan lecet ditangan membuat dirinya harus dirawat. Jibun merenung perjalanan dan menapak tilas kebelakang perjalanan hidupnya.
Jibun ingin sendiri usai dirinya melompati pagar rumah Kiah, sang istri yang kini menjadi timbalan datuk di bandar Negeri Antah Berantah. Kiah dihalau Jibun dari ruang tempat dirinya dirawat. Apa pasal ?. Ternyata, Kiah lah yang menyebabkan Jibun harus dirawat inap di bilik bomoh ini.
Kiah beringas dan telengas pada lakinya bukan tanpa alasan, sering dipelasah menyebabkan Kiah balik melawan. Pagi itu, usai melompati pagar rumah dinas Kiah, Jibun dihalau. Jibun unjuk gigi, beberapa tamparan melayang di wajah Kiah. Kiah tak terima dizalimi dan merasa ditindas
Kiah naik ke mobil dan menabrak Jibun yang mencoba mengehentikan. Beruntung Jibun berhasil menghindar dan tersenggol pinggulnya hingga terlempar kepinggir.
Dalam kesendirian Jibun berusaha memejamkan mata agar bisa tidur. Namun masa lalu, masa 9 tahun silam yang menjadi petaka hingga kini, menari-nari dalam angan Jibun. Mata Jibun terpejam, rasa sakit dipinggul dan kenangan silam ternyata tidak membuat Jibun tertidur lelap.
Masih jelas dalam ingatan Jibun, 9 tahun lalu dirinya bermain api dengan menjalin hubungan terlarang dengan Dara, istri sah Bedul ini bahkan menjadi dijanjikan Jibun akan dikawini jika mau bercerai dengan Bedul. Hubungan terlarang Jibun dan Dara yang molek ini akhirnya diketahui Kiah. Piring, gelas dan amukan Kiah nyaris meluluhlantakkan seisi rumah begitu ulah culas lakinya terungkap. Rumaj Jibun, bak kapal pecah, bekecaiii..
Jibun terdiam, namun dengan pendidikan tinggi dan berbagai jurus rayuan, Kiah akhirnya luluh memaafkan Jibun, tentu saja ada syaratnya. Kiah iklhas menerima Jibun sebagai lakinya lagi, namun tak rela atas khianat Jibun. Mana ada wanita mau dimadu coy.
Prahara rumah tangga itu ternyata membuat Jibum makin tajir.Karir Jibun semakin melejit, membuat pundi-pundi uangnya bertambah. Punya uang banyak, diam-diam Jibun kembali main api dengan Dara. Tahun lalu, Dara resmi menjadi janda demi mengejar ambisinya menggaet Jibun yang pernah berjanji akan mengawininya.
Diam-diam Dara menjumpai Jibun, tentunya tidak di kota Antah Berantah, Jibun bermain cantik dengan memilih indehoy dengan Dara diluar kota. Pada Kiah, Jibun selalu berasalan tugas luar atau jumpa rekanan di kota seberamh. Sekali dua kali, Kiah percaya, ditambah lagi, akhir-akhir ini Jibun mulai alim dan santun.
Namun hati Kiah masih belum percaya sepenuhnya, diam-diam Diah mengintip ponsel lakinya layaknya intelejen. Kiah akhirnya mengetahui kembali kecurangn Jibun. Kiah tak tinggal diam, Jibun di intai. Jibun kembali tertangkap basah berduan dengan Dara. Kali ini Kiah benar-benar sakit hati berat, sakitnya tuh disini, didalam hati ini.
Jibun kembali menenangkan dengan alasan akan didukungnya Kiah sebagai Timbalan Datuk Bandar bersama Bahlol. Bisa gagal ambisi Kiah jadi Timbalan. Kiah kembali mengalah namun sudah tak bergairah melihat Jibun. Kiah dan Jibun sepakat gencatan senjata. Kisah perang dingin Kiah versus Jibun berlanjut, Jibun bahkan dilarang masuk kamar Kiah, pisah ranjang, konon-kononya merajok.
Dua kali dicurangi, Kiah makin sakit hati. Setan berbisik, 10….11, kamu selingkuh, aku balas. Kamu 11 aku 12, kamu balas,aku lepas.Timbul niat dihati Kiah membalas kecurangan Jibun. Kiah mulai mengeker seorang bomoh muda. Bahkan, Kiah berselfi dengan Bomoh itu. Dendam Kiah berbuah, Jibun meradang, pagar rumah dinas diterabas. Pertengkaran dan pergumulan terjadi, namun Kiah berhasil naik kemobil. Bahkan mengancam Jibun akan dilaporkan ke kastam. Jibun panik dan berusaha menghalangi dengan berdiri didepan mobil.Kiah. Bukannya berhenti, Kiah malah nekad menabrak Jibun hingga terpental dan terluka.
Cerita berlanjut, Jibun masuk bilik Bomoh sedangkan keluarga Jibun berusaha membujuk Kiah agar masalah ribut-ribut ini diselesaikan dengan kekeluargaan. Lalu bagaimana sikap Kiah atas tawaran cincai-cincai ini ?. Akankah Kiah menutupi kezaliman Jibun atau bahtera rumah tangga yang telah goyah ini akan ambruk ?. Waktu akan menjawab, kebenaran muncul dan datang pada waktunya.