; charset=UTF-8" /> Aliansi Militer Filipina-Amerika Serikat - | ';

| | 30 kali dibaca

Aliansi Militer Filipina-Amerika Serikat

Oleh
Hasrul Sani Siregar, MA
Alumni Ekonomi-Politik Internasional, IKMAS UKM, Malaysia

Tulisan ini menjelaskan aliansi militer Amerika Serikat dan Filipina setelah ditutupnya pangkalan militer di Subic dan Clark. Walaupun demikian, bagi Filipina kehadiran militer Amerika Serikat masih sangat dibutuhkan dalam menghadapi Cina dalam konflik di LCS. Aliansi militer yang dibangun tersebut dapat mengurangi kecemasan Filipina terhadap manuver Cina di LCS. Selain membangun aliansi militer dengan Filipina, pasca ditutupkan pangkalan militer di Subic dan Clark tersebut serta menjaga stabilitas keamanan regional khususnya di LCS, Amerika Serikat juga menempatkan pangkalan militernya di Guam, Jepang serta Darwin, Australia.

Baru baru ini telah terbentuk aliansi milter antara Amerika Serikat dan Filipina sebagai upaya meredam dominasi milter Cina di Laut Cina Selatan (LCS). Terbentuknya aliansi militer ini juga sebagai antisipasi konflik Filipina dan Cina khususnya di LCS. Kekalahan Cina dalam sengketa wilayah dengan Filipina di LCS yang telah diputus oleh Mahkamah Arbitrase Internasional, tidak membuat Cina tunduk dengan keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut. Klaim Filipina atas sebagian wilayah LCS yang disengketakan dengan Cina membuahkan hasil dengan keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional (Permanent Court of Arbitration) yang berkedudukan di Belanda. Filipina memenangkan klaim atas Cina dengan objek sengketa wilayah di LCS yang disengketakan oleh kedua negara.

Bagi Amerika Serikat, Cina merupakan negara yang perlu diawasi dalam hal menjaga perimbangan kekuatan (balance of power) khususnya dalam hal kekuatan militer. Cina merupakan negara yang cukup kuat tidak saja secara ekonomi, namun juga dalam hal kekuatan militer khususnya di kawasan Asia Pasifik. Kekuatan Cina semakin kuat juga didukung dengan adanya kerjasama militer dengan Rusia (Aliansi militer Rusia-Cina). Oleh sebab itu, Amerika Serikat dalam hal mengawasi pergerakan kekuatan Cina di LCS, mengandalkan kerjasama dengan Filipina dalam bentuk aliansi militer ke dua negara.

Sebagai negara yang juga mengklaim LCS sebagai miliknya, Filipina bersengketa dengan Cina dalam hal kepemilikan yang sah atas wilayah tersebut. Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) dalam putusannya di Belanda telah memenangkan Filipina atas sebagian wilayah di LCS yang bersengketa dengan Cina. Sejak beberapa tahun yang lalu, Filipina dan Cina sering berkonflik terhadap wilayah tersebut. Hasil keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut sedikit membuat Filipina senang dengan apa yang diputuskan oleh Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut. Mahkamah Arbitrase Internasional telah menggelar persidangan sengketa LCS. Pengadilan menyebut Cina tidak memiliki bukti sebagai pemilik eksklusif atas wilayah perairan serta sumber daya alam di kawasan LCS. Cina tidak terima dan menganggap bahwa putusan Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut batal demi hukum.

Tidak hanya Filipina saja, Cina mengatakan hampir semua bagian di LCS, termasuk terumbu karang dan kepulauan disekitarnya telah diklaim oleh beberapa negara seperti Taiwan, Vietnam, Malaysia dan juga Brunei Darussalam. Dan menurut Cina, putusan Mahkamah Arbitrase Internasional tidak akan mempengaruhi kedaulatan teritorial serta hak berlayar Cina di LCS. Sebagai negara yang juga mengklaim Laut Cina Selatan sebagai miliknya, Filipina bersengketa dengan Cina dalam hal kepemilikan yang sah atas wilayah tersebut. Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) dalam putusannya di Belanda telah memenangkan Filipina atas sebagian wilayah di Laut Cina Selatan yang bersengketa dengan Cina. Sejak beberapa tahun yang lalu, Filipina dan Cina sering berkonflik terhadap wilayah tersebut. Hasil keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut sedikit membuat Filipina senang dengan apa yang diputuskan oleh Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut.

Tidak hanya Filipina saja, Cina mengatakan hampir semua bagian dari Laut Cina Selatan, termasuk terumbu karang dan kepulauan disekitarnya telah diklaim oleh negara-negara lain seperti Taiwan, Vietnam, Malaysia dan juga Brunei Darussalam. Dan menurut Cina, putusan Mahkamah Arbitrase Internasional tidak akan mempengaruhi kedaulatan teritorial serta hak berlayar Cina di LCS. Cina berupaya bermanuver dengan membuat kerjasama atau aliansi militer dengan Rusia untuk mengadakan latihan dan kerjasama militer bersama di perairan LCS.

Oleh sebab itu pulalah Filipina menjalin kerjasama militer dengan Amerika Serikat dalam bentuk latihan militer bersama yang tujuannya adalah meredam dan antisipasi terhadap kekuatan militer Cina di LCS. Amerika Serikat tidak saja melakukan kerjasama militer dengan Filipina, juga dengan Jepang dan Australia yang praktis membuat Cina mencari dukungan dalam memperkuat pertahanannya. Walaupun Amerika Serikat tidak mengklaim wilayah di LCS tersebut, namun Amerika Serikat memiliki kepentingan di kawasan LCS yang merupakan kawasan dan jalur perdagangan internasional di kawasan Asia Pasifik yang harus bebas dari kepentingan politik dan keamanan dari negara manapun.

Ditulis Oleh Pada Jum 31 Mei 2024. Kategory Cerpen/Opini, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek