Demi Tingkatkan Minat Baca dan Perpusatakaan
Ayo, Beli Buku Untuk Sumbangkan ke Sekolah
Tanjungpinang, Radar Kepri-Buku adalah jendela dunia, demikian kata orang bijak. Sebagai sebuah media, yang bekerja atas kehebatan kata-kata, kalimat, tulisan, maka sungguh terpanggil untuk menggairahkan minat dan daya baca masyarakat Indonesia, khususnya di Kepulauan Riau terutama terhadap karya sastra.
Dalam upaya menggairahkan minat dan day abaca di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, tentulah memasyarakatkan pula pembacaan terhadap buku dan memiliki atau membeli buku, yang dalam hal ini buku-buku sastra. Malui ruang ini, kami sampaikan bahwa radarkepri.com bekerjasama dengan budayawan, sastrawan nasional Abdul Kadir Ibrahim, anak jati Kepulauan Riau untuk memasyarakatkan buku.
Untuk lebih lengkap dan mengetahui secara mendalam baca: Keseriusan Akib dalam Dunia Sastra dan 9 Buku Sastra “Seri Tuah Melayu-Indonesia” Miliki, Baca & Wakafkan untuk Sekolah. Diterbitkan di halaman opini/cerpen. Kami mengajak khalayak pembaca dan sesiapa saja, ayo kita semarakkan membaca dan membeli buku serta buat koleksi pustaka pribadi dan sumbangkan ke sekolah!.
Untuk membeli buku dapat menghubungi alamat: Jl. Raja Haji Fisabilillah, Gg. Sukajadi, No. 34-A, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Dapat dipesan melalui radarkepri,com, silahkan hubungi nomor handphone Irfan Atatrik, 081270043553/ Mita: 081279984299. Email: [email protected] atau [email protected] dengan pembayaran tunai atau melalui Bank BRI atas nama DRS. ABDUL KADIR IBRAHIM, Nomor Rekening: 0174-01-025791-50-6.
Pembelian melalui email, bukti transper uang discan dan di-emailkan. Bagi pembeli dari luar daerah Kota Tanjungpinang harga buku ditambah ongkos kirim. Bagi yang di dalam Kota Tanjungpinang, dan Pulau Bintan, kami antar langsung ke alamat pembeli.
Adalah penjualan buku secara umum, dan khususnya buku-buku sastra di Indonesia masih belum menggembirakan. Minat baca buku masyarakat Indonesia, mulai dari tingkat anak-anak sehingga orang dewasa masih rendah. Begitu pula daya beli, tak jauh berbeda, juga rendah. Sementara penerbit juga terbatas, terutama dalam kemampuan pendanaan untuk menerbitkan buku. Sedangkan pemerintah, baik pusat maupun daerah belum sepenuh hati ikut mendanai penerbitan buku sastra, mensubsidi dan membeli karya sastra para sastrawan.
Meski demikian, para sastrawan tak berhenti berkarya. Buku sastra terus diterbitkan, meskipun dengan dana yang terbatas dan didapat dengan cara susah payah. Tak jarang sampai ada yang menggadaikan harta yang dimiliki. Karya sastra harus terus hadir di tengah masyarakat, dengan harapan dapat memberi kebaikan dan perubahan yang bermakna bagi kemajuan bangsa dan negara tercinta, Indonesia!.
Sastrawan, budayawan nasional dari Kepulauan Riau, Abdul Kadir Ibrahim (Akib) satu di antara sastrawan yang takkan menyerah dengan keadaan rendahnya daya beli dan baca karya sastra di Indonesia, khususnya Kepulauan Riau. Dia terus menulis beragam karya sastra, berupa puisi, cerita pendek, novel dan esai bahasa-sastra. Dalam tahun 2012 dia menyiapkan sembilan buku yang diberi tajuk “Seri Tuah Melayu-Indonesia”, yakni 1 novel, 2 esai bahasa-sastra Melayu-Indonesia, 3 kumpulan cerita pendek, 1 cerita anak-anak dan remaja, 1 kumpulan puisi dan 1 esai politik. Sejumlah penerbit di tanah air sehingga dewasa ini, tak banyak yang berkemampuan dalam pendanaan secara penuh untuk menerbitkan buku karya sastra. Beberapa penerbit pada akhirnya ada pula yang melakukan kerjasama dengan penulis (pengarang) dalam menyiapkan dana untuk penerbitan buku sastra. Ada pula yang bekerjasama dengan donator. Dan buku yang sudah diterbitkan, lalu dijual di sejumlah toko buku di seluruh Indonesia, yang hasil menjualan pembagiannya disepakati bersama. Tapi sekali lagi, tak menggembirakan, karena daya baca dan daya beli masyarakat masih rendah. Sejarah sepertinya sudah mencatat, sekolah-sekolah kita mulai dari SD sehingga SLTA tidak tumbuh keharusan ataupun kreativitas membaca. Bahkan di kalangan guru-guru sendiri pun hal serupa juga terjadi. Sekolah seperti disibukkan oleh tujuan mendapatkan nilai setiap mata pelajaran dengan baik, dan tinggi, terutama mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Aktivitas membaca dan mencintai buku, benar-benar terabaikan. Budaya membaca semakin tahun di negeri ini bukan semakin membaik, tetapi semakin memburuk. Akibatnya secara langsung daya beli terhadap buku menjadi rendah pula.
Meski demikian, para pengarang dan penerbit takkan menyerah dan apalagi berhenti. Karya sastra harus terus dibuat dan diterbitkan, dengan harapan suatu saat nanti daya baca dan daya beli masyarakat Indonesia, tak terkecuali di Kepulauan Riau sudah lebih baik, dan bolehjadi sudah tinggi. Berharap, kelak rakyat dari semua umur demikian berminat membeli dan membaca karya-karya sastra, sehingga pada saat itu dengan begitu mudahnya menerbitkan karya sastra dan sekaligus memberi masukan berarti secara keuangan atau ekonomi kepada pengarangnya.
Untuk itu diperlukan perjuangan dan pengorbanan yang tak ringan dan tak boleh berhenti. Adalah sastrawan, budayawan nasional dari Kepulauan Riau, Abdul Kadir Ibrahim akhirnya setelah menyiapkan 9 judul buku untuk diterbitkan, tetapi kesulitan dalam pendanaan penerbitannya. Maka dalam tahun 2012 Akib pun “nekat” meminjam uang di sebuah bank milik pemerintah daerah di Kota Tanjungpinang, sebesar Rp. 80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah) dalam masa peminjaman, mengangsur selama lima tahun.”Ketika saya mau pinjam uang di bank itu, pegawai bank menanyakan untuk apa uang yang saya pinjam nanti. Mereka bertanya, apakah untuk membeli rumah, merehab rumah, membeli mobil, membeli perabotan, buka usaha atau menyengolahkan anak? Saya jawab bukan untuk itu, melainkan untuk menerbitkan buku! Dan pegawai bank itupun mengatakan, kalau begitu maka tidak bisa, karena dalam poin-poin peminjaman uang, tak ada disebutkan meminjam uang untuk menerbitkan buku. Maka saya katakan, saya perlu pinjam uang hanya untuk menerbitkan buku. Bagaimana caranya, saya minta tolong,” kata Akib yang menambahkan akhirnya pihak bank bersedia meminjamkan uang tersebut. Sebagai jaminan pinjalam di bank adalah SK-PNS/ASN-nya dalam masa lima tahun.
Setelah itu dalam tahun 2013 maka Akib melakukan kesepakatan kerjasama dengan 3 penerbit, yakni Milaz Grafika (Tanjungpinang), Akar Indonesia (Yogyakarta), dan Komodo Books (Depok, Indonesia) untuk menerbitkan kesembilan judul bukunya. Setelah sepakat, Akib pun menyerahkan uang yang dipinjamnya dari bank kepada masing-masing penerbit, yang selanjutnya dapat menerbitkan buku-bukunya. Adapun penerbit tersebut adalah: 1) Akar Indonesia, Yogyakarta menerbitkan 2 judul buku, yakni: Mantra Cinta (kumpulan puisi) dan Memburu Kasih Perempuan Sampan (Novel); 2) Komdo Books, Depok menerbitkan 6 judul buku, yakni: Tanah Air Bahasa Indonesia (esai bahasa dan sastra), Tanjung Perempuan (kumpulan cerpen), Karpet Merah Wakil Presiden (kumpulan cerpen), Santet Tujuh Pulau (kumpulan cerpen), Harta Karun (cerita anak & remaja), dan Politik Melayu (esai pemerintahan dan politik); dan 3) Milaz Grafika, Tanjungpinang menerbitkan 1 judul buku, yakni Kartini dan Aisyah Cinta Sekian Mendalam (esai bahasa dan sastra). Sebelumnya Akar Indonesia (Yogyakarta) menerbitkan kumpulan puisi (dwi-puisi) Akib, yakni Nadi Hang Tuah: Menguak Negeri Airmata (2010) dan Abdul Kadir Ibrahim Penyair Cakrawala Sastra Indonesia (2008). Buku-buku Akib itupun usai diterbitkan dan diedarkan di beberapa toko buku secara nasional. Dan, pertengahan November 2015 lalu, Akib mengundang pimpinan redaksi radarkepri.com mengajak untuk bersama-sama memasyarakatkan buku karya sastra di tengah masyarakat Indonesia, Provinsi Kepulauan Riau, dan khususnya Kota Tanjungpinang.
Ajakan itu, disambut dan sungguh mengharukan, sekaligus menggembirakan serta tantangan tersendiri bagi radarkepri.com Ini suatu kegiatan mulia dan terpuji, karena itu radarkepri.com siap bersama Akib untuk memasyarakatkan, memasarkan atau menjual buku-bukunya yang dinformasikan melalui radarkepri.com.
Dalam kesempatan ini, radarkepri.com mengajak siapa saja, khususnya di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, baik dari orang biasa, para usahawan, wiraswasta, mahasiswa, dosen, guru, pegawai negeri, pegawai swasta, pejabat di kantor-kantro pemerintahan, direktur badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan dari berbagai kalangan untuk kembali dalam hati yang paling dalam mengenang dan mengingat sekolah di mana dulu pernah menuntut ilmu atau bersekolah. Radar Kepri mengajak, mari kita bangun dan hebatkan sekolah-sekolah (SD, SMP/Mts, SLTA/MA) yang dulu pernah kita bersekolah untuk dalam bidang Kepustakaannya.
Radar Kepri mengajak, setiap alumni sekolah manapun untuk dapat membeli buku sebagaimana yang sudah ditulis dan diterbitkan oleh Akib dengan meminjam uang di bank itu untuk kita serahkan masing-masing kepada sekolah-sekolah yang pernah kita bersekolah dulunya. Sumbangan buku dari alumni untuk masing-masing sekolah jauh lebih bermakna dan berarti bagi sekolah kita masing-masing dan bagi adik-adik atau anak-anak, generasi muda kita di setiap sekolah tersebut. Mari kita isi pustaka-pustaka sekolah dengan buku dan tumbuhkan minat dan hobi membaca, terutama karya sastra!.
Tak terbayangkan, seandainya ribuan alumni masing-masing sekolah untuk semua jenjang pendidikan (SD, STLP, SLTA) dapat menyisihkan rezekinya untuk membeli 10 buku saja untuk disumbangkan ke sekolah masing-masing, maka akan terjadi perubahan dahsyat dalam jumlah buku atau ketersediaan buku di perpustakaan-perpusataan sekolah. Bila itu terjadi, nisacayalah secara perlahan akan muncul minat dan hobi membaca di kalangan guru dan pelajar (siswa). Radar Kepri mengajak para alumni dari bidang profesi dan pekerjaan apapun yang menyebar di berbagai kota ataupun penjuru negeri untuk sepakat, dan serentak menyukseskan gerakan beli dan sumbang buku para alumni untuk masing-masing sekolahnya. Gerakan ini sebagai satu di antara upaya kita untuk melakukan perubahan mental di tengah masyarakat Indonesia, khususnya di Kepulauan Riau. Lebih lanjut baca: Keseriusan Akib dalam Dunia Sastra dan 9 Buku “Seri Tuah Melayu-Indonesia” telah diterbitkan radarkepri.com di kolom khusus Opini/cerpen pada tanggal 29 November 2015. (irfan).